Kemudian saksi berikutnya yaitu supir korban mandapat giliran sidang dan proses berlangsung tidak begitu panas. Saksi menjelaskan bahwa terakhir ia mengantarkan korban sampai rumah, semua terjadi seperti biasanya, tidak ada yang aneh dan baik-baik saja.
“ Apakah Anda pernah menjemput wanita ketika menuju bandara?” Ramsey mencoba mengajukan pertanyaan. Namun mendapat sanggahan, dan hakim mempersilakannya untuk duduk kembali. Ramsey pun tak kuasa, lantas ia kembali ke kursinya dan hanya mengeluh kepada Mike, bahwa kalau dia tetap mengunci mulutnya dan enggan mau berbicara maka ia akan kalah.
.
Konflik film ini sebetulnya sederhana, namun nampak menjadi rumit dan menarik, karena sejak Mike diringkus petugas, Mike tidak menjawab intograsi, dan memilih diam sampai proses persidangan berlangsung. Bahkan terhadap Ramsey pun ia juga tutup mulut. Mike hanya menggambar sesuatu pada bukunya ketika persidangan terhadap saksi-saksi berlangsung. Kendati berlaga acuh dalam persidangan, namun diam-diam Mike juga menyimak proses persidangan.
Sempat pula terjadi perdebatan, saat petugas kepolisian yang meringkus Mike di TKP, diintrograsi pada persidangan itu.
“ Apa saja yang Mike katakan?” Tanya Jaksa.
“ Harusnya sudah aku lakukan sejak dulu” Jawab petugas.
Ramsey keberatan, langsung berdiri, memotong intograsi, dan menjelaskan laporan yang ia dapat dari petugas kepolisian bahwa,
“ Harusnya sudah dilakukan sejak dulu.... bukan aku seharusnya..” Jelas Ramsey. Dengan maksud bahwa kliennya Mike mengesankan pembunuhan tersebut dilakukan orang lain. Namun petugas menyatakan kalimat yang pertama.
“ harusnya sudah Aku lakukan sejak dulu”
Tapi perdebatan-perdebatan itu tak membuat Ramsey gentar atau kehilangan akal. Ramsey bersama Janelle Bradley perempuan muda dan cerdas yang menjadi pengacara pendampingnya.