Mohon tunggu...
Drajatwib
Drajatwib Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis amatiran

Menggores pena menuang gagasan mengungkapkan rasa. Setidaknya lebih baik daripada dipendam dalam benak, terurai lenyap dalam pusaran waktu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seperti Apakah "New Normal" Pasca Covid di Indonesia Nantinya

7 Mei 2020   18:33 Diperbarui: 7 Mei 2020   18:34 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tentusaja penerapan regulasi ini tentu tidak mudah, sebab kehidupan bisnis maskapai juga menjadi hal yang harus diperhitungkan. Atau regulasi mengenai syarat operasional gedung bioskop; atau regulasi mengenai izin menyelenggarakan kegiatan sosial yang selama ini dikelola oleh Kepolisian RI.

Peran Dokter dan Tenaga Medis Menjadi Semakin Penting

Selama masa pandemi covid ini setidanya ada 44 tenaga medis yang terdiri dari 32 dokter dan 12 perawat yang meninggal karena terpapar covid-19. Data ini belum termasuk jumlah tenaga medis yang terpapar dan masih dalam perawatan di berbagai instalasi medis. Dalam masa pandemi covid inilah peran tenaga medis menjadi sangat vital. 

Dari berbagai cerita yang banyak beredar di media sosial, kebanyakan dokter yang terlibat secara langsung merawat pasien covid-19 terpaksa harus menginap di instansi tempatnya bekerja, atau ditampung dibeberapa penginapan yang disediakan oleh pemerintah lokal. Yang paling penting lagi mereka rela meninggalkan keluarga dan sanggup untuk tidak bertemu dengan anggota keluarga selama mereka bertugas. 

Sedemikian sentralnya peran tenaga medis dalam masa pandemi covid, sehingga perlakuan sebagian masyarakat yang menolak penginapan, perawatan bahkan pemakaman tenaga medis yang gugur karena terpapar covid mendapatkan hujatan dari masyarakat luas, bahkan beberapa diantaranya telah mendapatkan sanksi hukum.

Kedepan, pada masa pasca covid, peran ini tetap tidak akan tergantikan. Kesadaran akan pentingnya dan cepatnya penanganan kasus covid menimbulkan kesadaran lebih tinggi akan pentingnya pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) diseluruh wilayah Indonesia. Tidak terkecuali kebutuhan pembangunan dan pengadaan peralatan laboratorium canggih yang bisa memproses hasil swab data covid yang selama ini hanya ada di kota-kota besar di Indonesia kedepan perlu diadakan lebih banyak lagi dan tersebar ke seluruh Indonesia secara merata.

Model konsultasi medis secara daring dengan para dokter untuk memenuhi kebutuhan masyarakat diperkirakan tetap akan tinggi dan diminati oleh masyarakat, serta sangat mungkin akan dikelola secara profesional melalui aplikasi internet berbayar (atau setidaknya cukup murah) namun tetap terjangkau oleh masyarakat. Hanya kasus-kasus medis tertentu yang memerlukan kehadiran pasien secara langsung dan bertemu dengan tenaga medis untuk dilakukan observasi medis secara mendalam dengan protokol medis yang ditingkatkan.

Apakah Normal Baru Akan Bertahan Lama

Ibarat sebuah pendulum yang tengah bergoyang karena dipengaruhi oleh daya tarik bumi (grafitasi) melintasi titik keseimbangan berkali kali karena terhambat oleh tali-kekangnya, maka ia memerlukan waktu beberapa lama untuk kemudian kembali menjadi tenang dan berada pada titik keseimbangan atau porosnya. Tanpa bermaksud mengulik lebih jauh rumus fisika gerak harmonik sederhana, kita bisa menggunakan analogi tersebut untuk melihat fenomena sosial yang sedang terjadi dan akan terjadi kemudian. 

Kita dapat ibaratkan saat ini, krisis yang diakibatkan pandemi covid-19 sebagai sebuah gaya (force) yang menyebabkan bandul (keseimbangan dunia) bergerak secara dinamis, menguat, berayun secara beraturan mengikuti gaya yang ada, dan kemudian secara perlahan kembali berada pada titik keseimbangannya lagi. 

Dinamika sosial yang terjadi dengan segala problematikanya merupakan bagian dari hiruk-pikuknya gerakan bandul ini. Banyak yang terdampak oleh gaya/force ini, khususnya yang selama ini bersikap tidak adaptif terhadap berbagai perubahan. Yang menjadi penyintas (survivor) hanyalah yang mampu mengikuti gerakannya yang perlahan namun pasti kembali berada pada titik/poros keseimbangannya lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun