Mohon tunggu...
Drajatwib
Drajatwib Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis amatiran

Menggores pena menuang gagasan mengungkapkan rasa. Setidaknya lebih baik daripada dipendam dalam benak, terurai lenyap dalam pusaran waktu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seperti Apakah "New Normal" Pasca Covid di Indonesia Nantinya

7 Mei 2020   18:33 Diperbarui: 7 Mei 2020   18:34 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Meskipun untuk menuju kesana, banyak hal masih harus dikerjakan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat, khususnya dalam menjaga kondisi yang kondusif dimana masyarakat tetap mematuhi kebijakan pemerintah yang diterapkan saat ini. Kepatuhan sosial adalah kunci kecepatan untuk mencapai kondisi yang diharapkan sebagaimana telah terjadi di beberapa negara lain di kawasan Asia.

Tingkat kepatuhan masyarakat di Indonesia memang bervariasi sebagai hasil dari karakter dan budaya setempat serta keseriusan pemerintah daerah dalam menerapkan kebijakan pembatasan sosial di wilayahnya masing-masing. Hal ini pun masih dipengaruhi oleh kepadatan dan sebaran penduduk yang berbeda beda di tiap wilayah. 

Sebagai contoh, wilayah Provinsi DKI Jakarta sebagaimana dikutip dari Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 yang menyebutkan Provinsi DKI Jakarta sebagai provinsi terpadat dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 15.292 orang per kilometer persegi. Jadi tidak mengherankan juga bahwa saat ini provinsi yang paling terpapar Covid-19 berdasar data akumulatif terakhir adalah DKI Jakarta dengan 4.770 kasus terkonfirmasi per tanggal 6 Mei 2020.

Beberapa faktor diatas, yakni, faktor budaya dan perilaku masyarakat (kepatuhan terhadap pemerintah); faktor kinerja pemerintah daerah serta faktor kepadatan penduduk merupakan faktor-faktor dominan yang akan menentukan cepat atau lambatnya berakhirnya masa pandemi covid-19 di suatu wilayah. Semoga faktor-faktor spesifik tersebut sudah masuk dalam faktor yang diperhitungkan oleh para pakar dalam memperhitungkan kapan Indonesia secara keseluruhan akan terbebas dari virus corona dan memasuki tahap selanjutnya yakni, normal baru.

Bentuk Normal Baru, Seperti Apakah di Indonesia?

Banyak pakar menyebutkan bahwa krisis Covid-19 ini telah merubah perilaku dan berbagai aturan sosial secara global, dimana kebanyakan aktifitas manusia saat ini dilakukan secara daring, terhubung secara digital melalui internet. Sebagai contoh aplikasi rapat daring Zoom dalam tiga bulan terakhir setelah pandemi Covid-19 ini telah mengeruk keuntungan sebesar Trilyunan rupiah. Dari bermula hanya  10 juta pengguna per hari pada Desember 2019, melonjak hingga 200 juta orang per hari pada Maret 2020. 

Dan kegiatan rapat daring pada masa pandemi Covid-19 ini menjadi kegiatan baru dengan frekuensi rapat yang mungkin lebih sering ketimbang kegiatan rapat pada masa sebelumnya di tiap organisasi. 

Menurut Profesor Yohanes Eko Riyanto dari Nanyang Technological University Singapore, seperti dikutip dari Oke-Finance tanggal 2 Mei 2020 menyebutkan bahwa  situasi pasca-Covid 19 yang disebut The New Normal akan diwarnai oleh perubahan perilaku yang memunculkan situasi dan tatanan ekosistem baru yang terkoneksi dengan perangkat digital dan internet. Tentusaja hal ini terjadi karena diberlakukannya pembatasan sosial selama masa pandemi Covid-19. Namun demikian, diperkirakan kegiatan daring ini akan tetap bertahan dan menjadi tren sosial tersendiri pasca covid nantinya.

Pengendoran pembatasan sosial tidak serta merta akan membuat orang leluasa beraktifitas sebagaimana sebelumnya. Beberapa negara yang lebih dulu bangkit dari pandemi covid seperti China, Korsel dan Vietnam bahkan di beberapa negara seperti Inggris di daratan Eropa tetap memberlakukan protokol kesehatan secara ketat untuk tetap menjaga situasi tetap kondusif untuk beraktifitas. 

Hanya negara yang bodoh yang membiarkan masyarakatnya ber-euforia setelah kebijakan pembatasan sosial dicabut, sekolah dan kantor pemerintah dibuka kembali dan aktifitas sosial dan ekonomi berjalan kembali tanpa penerapan protokol kesehatan secara ketat.  Sebab hal ini sudah terbukti menimbulkan permasalahan baru, munculnya ancaman pandemi gelombang kedua dan seterusnya.

Tingkat Kesadaran Kesehatan dan Kebersihan Masyarakat Meningkat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun