Mohon tunggu...
Yuli Sudrajat,S.Si
Yuli Sudrajat,S.Si Mohon Tunggu... -

Lulus Kimia dari Universitas Diponegoro 2002 sekarang aktif sebagai Preventive Health Management Program PT. Fortune Star Global sebagai Area Manager.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kenapa Rasulullah Tak pernah Sakit

6 April 2011   10:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:04 2027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Haekal dalam Sejarah Hidup Muhammad, penyakit yang pernah dideritanya tak lebih dari kehilangan nafsu makan yang pernah dialaminya dalam tahun keenam Hijrah, tatkala ada tersiar kabar bohong bahwa ia telah disihir oleh orang-orang Yahudi.

Satu penyakit lagi yang pernah dideritanya sehingga karenanya ia berbekam, yaitu setelah termakan daging beracun pada tahun ketujuh Hijrah.

Ini merupakan fakta prestasi kebugaran fisik yang sangat menakjubkan.

Betapa tidak, Rasulullah SAW hidup dengan beban pekerjaan yang besar, memikul amanat yang berat, yakni kelak membangun sebuah peradaban yang mahabesar.

Ia mengisi lembaran hari-harinya dengan penuh perjuangan, kerja keras, lahir berpredikat yatim, beranjak enam tahun menjadi piatu.

Sejak muda beliau memulai karier sebagai penggembala ternak, pedagang, hingga mencapai enterprenuer sukses yang melakukan bisnis ke mancanegara (Syiria, Yaman, dan lain sebagainya).

Meningkat dewasa dimensi tanggung jawab yang diembannya semakin bertambah kompleks; di usianya yang 40 � an beliau diangkat Tuhan menjadi Nabi bagi umatnya dan Rasul penutup bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman.

Anjuran Nabi untuk menjaga kesehatan dan mencegah hal-hal yang bisa menimbulkan penyakit pada badan dan jiwa.

Demikian pula larangan beliau dari setiap yang membahayakan dan menghindari mudharat sebelum terjadi.

Shalat, misalnya, merupakan bagian dari gaya hidup sehat.

Sujud yang dilakukan ketika Shalat akan meningkatkan debit aliran darah lebih besar ke arah kepala, dan ini secara otomatis meningkatkan oksigen untuk beredar di dalam otak, sehingga memperlancar metabolisme aerob dalam otak.

Pasokan yang meningkat akibat sujud juga memberikan penambahan tekanan pada pembuluh darah.

Hal ini akan melatih dinding pembuluh darah di kepala lebih adaptif menghadapi tekanan, sehingga relatif menjadi lebih kuat apabila menghadapi suatu trauma.
Gaya hidup beragama merupakan gaya hidup yang sehat.

Menurut penelitian David B Larson dari The American National Health Research Center, orang yang taat beragama menderita penyakit jantung 60% lebih sedikit, tingkat bunuh diri 100% lebih rendah, menderita tekanan darah tinggi dengan tingkat yang jauh lebih rendah 80%, penurunan kecemasan 73%, penurunan depresi 71% dan penurunan pemakaian obat 100% dibanding orang yang menjalani hidup sepenuhnya sekuler.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun