Mohon tunggu...
Khudori Husnan
Khudori Husnan Mohon Tunggu... Freelancer - peminat kajian-kajian budaya populer (https://saweria.co/keranitv)

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjelang Duel Regina Melawan Sean

25 Juni 2012   06:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:34 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sean Sumber foto:kapanlagi.com

Yoda terpental dari perburuan idola baru Indonesia. Tak terlalu mengejutkan. Sebagian kalangan bahkan sudah jauh-jauh hari memperkirakan bahwa Yoda bakal tersingkir sejak kontes Indonesian Idol itu   memasuki tahap  5 besar. Kesialan menimpa Dion. Penyanyi bersuara khas itu tersingkir justru ketika apresiasi datang dari berbagai penjuru; utamanya dari pihak-pihak yang dimabuk swing. [caption id="" align="alignnone" width="450" caption="Sean (Sumber foto:kapanlagi.com)"][/caption] Kegagalan Yoda awal  kejayaan Regina dan Sean.

Malam itu, Sean melangkahkan sepasang kaki mungilnya. Ia dielu-elukan para penonton laki-laki dan perempuan tua dan belia. Cahaya listrik menyelimuti tubuhnya. Ia berjalan menyusuri jalan setapak yang di sisi kiri dan kanannya dipadati penonton. Air matanya berhamburan  membasahi pipinya yang dibalut make-up tebal dari sponsor.

Dengan ujung-ujung jarinya  ia berusaha menutupi mulut dan sesekali menyeka air mata. Sambil terus berjalan ia berusaha menyambut tangan puluhan penonton yang bermaksud menggapainya. Sampai di ujung koridor ia tak henti meneteskan air mata bahkan ketika seorang wanita cantik menyematkan kalung untaian bunga ke lehernya. Sean tetap menangis mendekati histeris. Sepasang kaki Sean yang belia kian terpaku lebih dalam di medan  industri impian kawula muda negeri ini.

Yoda dan Regina menyaksikan Sean dari jarak tidak terlalu jauh.

[caption id="" align="alignnone" width="476" caption="Regina (sumber foto:kapanlagi.com)"]

[/caption]

"REGINA!!!" Pembawa acara memekikkan nama Regina, penonton kian riuh. Regina terkejut. Sesaat ia tak hiraukan Yoda yang berusaha memeluknya. Bibirnya bergetar tak henti membisikkan kata "puji Tuhan" dan setelah ia berhasil mengontrol emosinya ia pun memeluk Yoda. Erat sekali seerat pelukan hangat seorang kakak pada adiknya.

Regina mantap berjalan menyusuri jalanan kecil yang tadi dilalui Sean, rekan sekepentingannya dalam menjadi idol baru. Sebelum sampai di ujung jalanan kecil itu Regina sempatkan memeluk erat satu per satu kerabatnya terutama bunda tercinta.  Regina dan bunda berpelukan cukup lama. Mereka tenggelam dalam keharuan yang entah.

Tinggal Yoda seorang diri ditemani pembawa acara yang kerjanya ngoceh hampir sepanjang acara. Terpilihnya Regina memastikan terhentinya langkah Yoda dalam ajang Indonesian Idol 2012. Perasaan Yoda saat itu adalah  perasaan sama yang dialami rekan-rekannya yang lebih dulu tersingkir; Dion,  Febri,  Rosa, Dera,  dan seterusnya. Suatu perasaan campur aduk yang bermuara pada satu kata: kecewa. Angan-angan jadi pujaan melalui pintu  Indonesia Idol terkunci sudah. Saat itu pilihan realistis bagi Yoda adalah pulang ke kampung halamannya, Kebumen, merenungkan apa yang telah  dilakukan dan bermodal pengalaman masuk tiga besar menata angan untuk menapaki hari esok.

[caption id="" align="alignnone" width="350" caption="Yoda (sumber foto.tabloidbintang.com)"][/caption]

Duel Regina melawan Sean

Ya, ya, ya. Regina oke tapi Sean lebih menjanjikan dari sudut industri.

Regina adalah kematangan dalam bermusik sementara Sean ibarat bayi yang lahir prematur dalam industri musik. Diibaratkan kesebelasan sepak bola, kebetulan saat ini lagi demam Euro 2012, Regina adalah personifikasi dari kesebelasan Jerman sebaliknya Sean adalah personifikasi dari Tim Spanyol yang pekat nuansa improvisasi.

Regina adalah cerminan dari ortodoksi bermusik Sean kebalikannya; musik serupa eksperimentasi terus-menerus. Tak mengherankan Dhani berulang kali menyebut performa Sean mendorong terciptanya apa yang disebut bernyanyi  "cara Sean."  Di balik itu Dhani sebetulnya mau omong bermusik "cara Dhani" yang telah lebih dulu dilakukannya bersama Dewa 19 dan Ahmad Band.

Siapa bakal juara? Pertanyaan itu tak relevan di kemukakan di sini. Sebab sampai pada tingkat final saja sudah merupakan prestasi tersendiri bagi mereka. Khusus bagi Regina jika pun kalah saya yakin ia sudah cukup puas lahir dan batin; sebuah kepuasan yang tak mungkin lagi terukur oleh piala,  lembaran rupiah, atau predikat sebagai Idola. Sorot matanya menyiratkan hal itu. Beda dengan Sean (juga Yoda sebelum tersingkir) ada kilatan ambisi untuk jadi nomor satu pada sorot matanya. Sebuah ambisi yang boleh jadi bakal terpenuhi.

Anda ingat? Sekali waktu Dhani mengomentari bentuk tubuh Regina sebagai terlalu gemuk dan terlalu tua untuk ikut ajang Indonesia Idol. Komentar Dhani adalah komentar paling telanjang dari seseorang yang memosisikan atau diposisikan sebagai pelaku (baca wakil) dari industri musik Indonesia. Betul setelah itu ia berbicara tentang falsafah hidupnya "kebenaran hari ini bukan lah berarti kebenaran  esok hari".

Dugaan saya kebenaran yang diartikan Dhani adalah jenis kebenaran common sense, kebenaranyang diterima begitu saja karena dianggap sudah sesuai dengan pertimbangan akal sehat, bukan kebenaran hakiki yang justru menuntut pemeriksaan lebih mendalam dan terperinci atas kebenaran common sense. Dengan kata lain, untuk atmosfir industri musik di Indonesia pandangan bahwa penyanyi harus bertubuh ramping dan belia saya kita masih relevan hingga saat ini.

Ya, industri adalah sebuah mekanisme besar, megah, dan canggih. Di sana hampir tak ada ruang bagi empati. Logika industri adalah logika perburuan laba. Tubuh Regina dan Sean mulai berkemas  menghujam  lebih dalam pada tanah kering luas nan memesonakan bernama industri.

Kian dalam? ya karena dengan melibatkan diri dengan ajang Indonesian Idol mereka sesungguhnya sudah menjadi bagian yang sah dari industri itu sendiri. Tanpa tampil di Indonesian Idol, tanpa polesan tim di balik layar Indonesian Idol apakah mereka akan setenar sekarang? Rasa-rasanya mereka akan dikenal oleh orang-orang terdekat mereka saja. Dari segi ini komentar Agnes yang sering menyebut ajang Indonesian Idol sebagai miniatur dari dunia industri adalah mengada-ngada atau ngawur. Sebaliknya setidaknya bagi saya, Indonesiaa Idol adalah industri itu sendiri. Titik!

Siapa tuan bagi industri? jawabnya tentu kita, orang kebanyakan. Baik buruh wajah industri adalah baik buruk kita dalam memilih.

So, keputusan ada di tangan kita, Anda para pembaca yang budiman. Anda boleh memilih Sean atau Regina. Tapi  boleh juga tak memilih sama sekali. Lebih ekstrim lagi sah-sah saja kok Anda tak menyaksikan dan tak mau tau Indonesian Idol. Anda adalah segala-galanya.

Terlepas dari hal-hal "aneh" di atas, dalam laga duel Sean melawan Regina kelak, saya berharap (sebuah harapan yang tak masuk akal sebetulnya karena saya bukan bagian dari kreatif Indonesia Idol) akan menarik jika Sean dan Regina  membawakan lagu-lagu yang pernah dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi dengan olah vokal agak mirip  dengan mereka.

Lagu-lagu dari Sinnead O'Connor, mahsyur karena Nothing Compares to You untuk Regina dan lagu-lagu dari Alanis Morissette, populer dengan Thank You dan Ironic, untuk Sean. Selanjutnya lagu-lagu dari almarhumah Amy Winehouse (Rehab, You Know I'm No Good, Back to Black, dll) akan maknyus jika sampai dinyanyikan oleh Sean. Lagu-lagu dari Janis Joplin, Leona Lewis, kiranya top markotop jika mampu diinterpretasi oleh Regina.

Bagaimana dengan lagu-lagu dalam negeri? Saya sangat berharap Sean dan Regina menyanyikan lagu-lagu terkenal dari para komposer legendaris Indonesia, misalnya Rayuan Pulau Kelapa, Bengawan Solo, Kulihat Ibu Pertiwi, dan sejenisnya. Jika ini sampai terjadi tayangan final Indonesian Idol kelak, siapapun juaaranya, bakal menjadi ajang paling menggetarkan dan memesonakan yang pernah ada dalam sejarah Indonesia Idol. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun