Hampir semua elemen dan komponen terbaik dikerahkan, berbagai informasi teknis dan non teknis jadi bahan pertimbangan, bisikan darimana-mana selagi baik diterima, bahkan kritik sekalipun ditampung dengan sangat lapang dada. Satu-satunya yang diabaikan hanyalah reaksi dari yang terlalu banyak cerita alias tidak solutif dan naif saja.
Paradigma kerja pengendalian karhutla sejak 2015 sudah berubah total. Mencegah lebih baik daripada memadamkan. Ada 10 daerah yang rutin langganan karhutla, diantaranya Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Kaltara, dan Papua yang menjadi perhatian sepanjang tahun 2020.
Pola kerja dilaksanakan dinamis menyesuaikan era kenormalan baru. Rapat rutin virtual pencegahan karhutla melibatkan lintas Kementerian dan Lembaga, termasuk akademisi, selalu berjalan produktif. Siti Nurbaya biasanya ambil alih profesi moderator. Tidak kasi kendor.
Rapat yang dilakukan juga bukan kelas kaleng-kaleng. Menghasilkan rekomendasi-rekomendasi dari para aktor pengambil kebijakan, dan dilaksanakan kerjanya secara konkrit oleh tim satgas lapangan.
Untuk kerja operasional lapangan, tim-nya sangat komplit. Manggala Agni KLHK bekerja bersama dengan TNI, Polri, BNPB, BPBD, Pemda, Swasta, MPA, dan berbagai elemen masyarakat lainnya. Semangatnya adalah pantang pulang sebelum padam. Semua wajib pegang selang.
Strategi pencegahan lainnya di masa pandemi, adalah dengan memanfaatkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Metode ini mungkin sudah banyak yang membacanya, tapi hanya sedikit yang mungkin bisa memahaminya. Karena tidak banyak yang bisa mengakses informasi mengenai cara kerja tim udara satu ini. Karena lokasinya juga terbatas dari akses publik, di Lanud TNI AU.
TMC dikerjakan KLHK bersama dengan BPPT, BMKG, Swasta, BNPB dan TNI AU. Inilah perpaduan antara pengambilan kebijakan di darat dan operasional kerja berbasis ilmu pengetahuan (scientific based) di udara.
TMC dilaksanakan di Riau, dalam tiga kali periode kerja, dimulai sejak pandemi Covid-19 mulai merebak di Indonesia. TMC pertama dilakukan pada tanggal 18 Februari-2 April 2020. TMC kedua tanggal 14-31 Mei 2020. TMC ketiga tanggal 24 Juli-31 Oktober.
Sementara untuk wilayah Sumatera Selatan dan Jambi, TMC dilakukan dua tahap, pertama dari tanggal 1-19 Juni 2020. Dilanjutkan tanggal 12 Agustus-16 Oktober 2020. Total keseluruhan TMC sepanjang masa pandemi Covid-19, adalah 176 sortie dan 168.250 Kg garam untuk operasi rekayasa hari hujan.
Operasi pencegahan ini terbukti mampu menambah jumlah hari hujan, membasahi gambut kering, mengisi embung untuk membantu tim darat melakukan pemadaman, dan berbagai kebutuhan langkah pencegahan lainnya. Strategi ini Alhamdulillah berhasil! Meskipun pasti banyak yang tidak tahu, hujan yang turun ternyata hujan buatan, dalam upaya mencegah kekeringan.
Sementara di darat, kegiatan pengendalian karhutla dilakukan dengan cara patroli terpadu yang telah dilaksanakan di 267 posko desa rawan karhutla di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Daya jangkaunya sampai ke 822 desa. Sedangkan patroli mandiri dilaksanakan pada 776 desa rawan karhutla di seluruh wilayah Indonesia. Dilakukan door to door.