Mohon tunggu...
Wahyu Triasmara
Wahyu Triasmara Mohon Tunggu... Dokter - Owner Klinik DRW Skincare

Seorang manusia biasa kebetulan berprofesi dokter yang ingin berbagi cerita dalam keterbatasan & kesederhanaan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Serba-serbi Terkait Terapi Oksigen Hiperbarik

16 Maret 2016   20:32 Diperbarui: 17 Maret 2016   10:18 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber: medicine.missouri.edu"][/caption]Belakangan kita mendengar berita yang cukup mengejutkan dan menyedihkan dalam dunia kedokteran tanah air. Ruang tabung chamber Pulau Miangas Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) atau yang disebut ruang terapi hiperbarik di RSAL Mintohardjo, Jakarta, mengalami terbakar setelah mengalami korsleting listrik dan menewaskan 4 orang di dalamnya.

Apakah sahabat tahu atau pernah dengar sebelumnya mengenai terapi oksigen hiperbarik? Jika belum, yuk simak sedikit penjelasan saya mengenai terapi yg terbilang cukup populer di negara-negara maju ini.

Terapi oksigen hiperbarik adalah pengobatan medis yang memungkinkan pasien untuk mendapatkan 100 persen oksigen di dalam sebuah ruang tertutup pada tekanan tertentu. Peningkatan tekanan dan konsentrasi oksigen akan meningkatkan asupan oksigen ke dalam darah dan jaringan tubuh lainnya termasuk ke otak.

Apa saja penyakit yang bisa diobati dengan terapi oksigen hiperbarik ini? Indikasi untuk terapi oksigen hiperbarik meliputi beberapa penyakit berikut ini:

  • Emboli udara atau gaskeracunan karbon monoksida,
    Keracunan karbon monoksida dan keracunan sianida,
    Klostridial myositis dan myonecrosis (gas gangren),
    Sindrom kompartemen,
    Insufficiencies arteri,
    Oklusi arteri retina tengah,
    Anemia berat,
    Abses,
    Infeksi jaringan lunak ,
    Osteomielitis,
    Luka bakar termal,
    Stroke,
    Ulkus diabetes dan gangren,
    Penyakit jantung,
    Penyakit liver/hati,
    Cedera/trauma,
    Asma,
    Luka bakar,
    Dll.

Apakah ada efek samping yang berhubungan dengan terapi oksigen hiperbarik?

Seperti semua perawatan medis, ada beberapa risiko yang terkait dengan terapi oksigen hiperbarik. Umumnya, pasien tidak mengalami efek negatif berarti setelah menjalani pengobatan ini. Namun, beberapa pasien melaporkan ada rasa mendengung atau tersumbat di telinga mereka saat perawatan. Namun ini tidak berlangsung lama dan jika telah terbiasa akan hilang dengan sendirinya.

Berapa kali perawatan yang biasanya dijalani pasien?

Jadwal pengobatan terapi ini termasuk dalam pelayanan rawat jalan. Jumlah dan frekuensi perawatan bervariasi sesuai dengan kondisi masing-masing pasien. Beberapa kasus penyakit hanya perlu perawatan sebanyak 3-5 kali, tetapi juga ada yang harus menjalani 10-30 perawatan dengan tiap kali perawatan rata2 1-2 jam tiap sesi.

Apa yang kita lakukan saat berada di ruangan terapi?

Ruangan perawatan oksigen hiperbarik biasanya dibuat cukup nyaman. Anda hanya diminta duduk atau berbaring di tempat yang telah disediakan. Selama perawatan, bahkan dibeberapa negara maju kita masih bisa menonton film, mendengarkan musik. Buat diri kita senyaman mungkin supaya oksigen yg kita hirup dapat maksimal mengalir ke dalam aliran darah kita.

Apa yang perlu diperhatikan saat menjalani terapi? Oksigen murni dapat menyebabkan kebakaran jika terkena percikan atau api. Karena itu, saat menjalani terapi pasien tidak boleh membawa barang-barang seperti korek api atau perangkat bertenaga baterai ke dalam ruang terapi oksigen hiperbarik. Selain itu, untuk mencegah terjadinya sumber kebakaran, sebaiknya pasien juga menghindari penggunaan produk yg mengandung minyak termasuk minyak rambut atau juga produk kosmetik yg mengandung minyak lainnya.

Betapa bermanfaatnya terapi oksigen hiperbarik bagi dunia kesehatan modern, namun tentu insiden kebakaran yang menyebabkan meninggalnya pasien di RSAL Mintohardjo Jakarta lebih kepada human error. Semoga para korban khusnul khotimah diterima di sisi Allah SWT, keluarga yang ditinggal diberikan kesabaran.

Salam

dr. Wahyu Triasmara (DRW)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun