Mohon tunggu...
Wahyu Triasmara
Wahyu Triasmara Mohon Tunggu... Dokter - Owner Klinik DRW Skincare

Seorang manusia biasa kebetulan berprofesi dokter yang ingin berbagi cerita dalam keterbatasan & kesederhanaan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Berani Keluar dari Zona Nyaman yang Sebenarnya Tidak Nyaman

20 Mei 2015   07:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:48 1655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14320886971805933056

[caption id="attachment_418754" align="aligncenter" width="624" caption="Apakah yang anda yakini selama ini tentang zona nyaman adalah benar-benar zona nyaman?/Kompas Female"][/caption]

Sengaja, belakangan saya nongkrong di angkringan, ngobrol sama tukang sayur keliling dan penjual nasi warung pecel lele. Saya beranikan untuk bertanya pada mereka kira-kira berapa hasil jualan mereka rata-rata dalam sehari.

Ketika saya tanya pada tukang sayur keliling yang saya kenal sekitar 4 tahun lalu, awalnya ia hanya naik sepeda motor. Kini malah sudah bawa pick up baru. Ketika saya tanya berapa kira-kira penghasilan bersih setiap hari, ia menjawab: "ya lumayan mas bisa buat nyicil mobil ini tiap bulan 6 jutaan." Berarti, bisa dihitung penghasilan beliau berkisar 200-300 ribuan perhari.

Lalu, saya tanya mas-mas penjual angkringan. Setiap hari dia bisa mengantongi penghasilan bersih sekitar Rp. 200.000 perbulan.

Yang lebih dahsyat lagi adalah penjual pecel lele yang lumayan cukup ramai. Dia berujar setiap hari bisa mengantongi penghasilan bersih hingga 500 ribu! Wow! bayangkan jika tiap bulan dia buka lapak 30 hari penuh, mungkin ia bisa mengantongi hingga 15 Juta.

Lalu, bagaimana dengan penghasilan tenaga kesehatan Indonesia? dokter umum, perawat, bidan, hingga analis farmasi? saya yakin rata-rata penghasilan mereka masih di bawah mas-mas penjual angkringan yang sebulan bisa mengantongi penghasilan bersih 6 juta rupiah.

Karena saya orang kesehatan, maka yang akan saya bandingkan  adalah orang kesehatan juga. Teman-teman dokter umum saya kira masih lebih beruntung dibayar lebih manusiawi ketimbang perawat atau bidan yang kadang dibayar asal-asalan. Mau syukur, enggak mau, ya sudah, silahkan keluar. Karena pemilik modal berpikir masih banyak tenaga kesehatan lain yang mau mengisi posisi mereka.

Bahkan karena saking banyaknya lulusan, banyak teman-teman tenaga kesehatan yang digaji di bawah UMR. Jika UMR di daerah saya sekitar 950 ribu, masih banyak diantara teman-teman perawat dan  bidan yang hanya digaji 650 ribu. Padahal, pekerjaan mereka sangat melelahkan dan berisiko tinggi. Belum lagi mereka telah menempuh sekolah yang sulit dan biaya tinggi pula.

Lalu, sampai kapan teman-teman akan seperti ini? Kenapa saya hubungkan dengan penjual angkringan, penjual sayur, dan pecel lele?

ketika saya tanya pada penjual angkringan tadi, ternyata dia lulusan D3 Ekonomi. Ketika saya tanya penjual lele, ternyata dia hanya lulus SD. Ketika saya tanya penjual sayur , dia HANYA lulus SMK. Ternyata, pendidikan tak selamanya berbanding lurus dengan penghasilan bukan?

Lalu, apa teman-teman akan tetap bertahan dengan pendidikan tinggi namun dengan penghasilan yang pas-pasan? kadang-kadang kita terbentur dengan jalur pendidikan hingga kita enggan keluar dari jalur nyaman yang sebenarnya tidak nyaman.

Mungkin, orang memandang bahwa kerjaan di rumah sakit dengan pendidikan yang tinggi keliatan keren, terhormat dan bermartabat. Tapi, apa hanya itu yang kita cari? jujur saja, kita kerja pasti bukan hanya untuk derajat /martabat, tapi juga untuk mencari penghasilan guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan keluarga bukan?

Ngapain kita tampak keren dan terpandang tapi dompet kosong kering kerontang? lbh nyaman jadi pedagang asongan, angkringan hingga tukang sayur keliling tapi dompet tebal bukan?

Nah jika mereka yang berpendidikan SD, SMA aja bisa jadi wirausahan sukses saya yakin teman2 nakes yg memiliki pendidikan tinggi dan otak brilian yang saat ini masi kesulitan krn penghasilan pas-pasan pasti bisa lbh sukses dalam mengembangkan kemampuannya dlm berwirausaha.

Jangan takut utk keluar dari zona nyaman. Bukan berarti anda harus keluar dari pekerjaan sekarang, tp mencari potensi yang kira2 bisa anda kembangkan, kembangkan ide kreatif dan jangan takut utk mencoba walau gagal.

Selama ini anda pikir waktu anda habis dirumah sakit, puskesmas atau klinik sehingga anda bingung harus ngapain supaya punya penghasilan tambahan? ya.. wajar anda punya pikiran demikain krn pikiran anda blm terbuka dan hanya terfokus pd kerjaan anda skrg.

Teman-teman smg pikiran saya, anda dan kita bisa terbuka bahwasanya diluaran sana sangat banyak peluang usaha yang bisa membawa anda pada kemapanan finansial. Yang paling penting adalah anda mau keluar dari zona nyaman sekarang, walau sebenarnya tidaklah nyaman.

Semoga kedepan tenaga kesehatan dpt saling bahu membahu, bantu membantu mewujudkan kesejahteraan bersama. Bukan malah bersaing tidak sehat, sikut kanan kiri merasa paling hebat dan tidak peduli pd teman sejawat.

Kondisi demikian sebenarnya tidak berlaku hanya untuk tenaga kesehatan tapi bagi semua orang yang ingin pnya kehidupan lbh baik, harus kita miliki semangat dan motivasi utk maju. Jika kita dapat hidup mapan secara finansial, kesempatan hidup sukses mulia utk membantu sesama jg akan semakin besar.

Semoga bermanfaat,

dr. Wahyu Triasmara (Dokter Sahabat Anda)​

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun