Mohon tunggu...
Wahyu Triasmara
Wahyu Triasmara Mohon Tunggu... Dokter - Owner Klinik DRW Skincare

Seorang manusia biasa kebetulan berprofesi dokter yang ingin berbagi cerita dalam keterbatasan & kesederhanaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Jilboob" Berhijab Tapi Terlihat Lekukan Body

8 Agustus 2014   00:21 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:07 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_337052" align="alignnone" width="468" caption="Sumber Gambar: Handikas Property"][/caption]

"Jilboob" Jangan Mengolok, Mereka Sedang Berusaha Jadi Lebih Baik

Fenomena Jilboob, berjilbab tapi bajunya ketat bin bahenol alias P*ayudara dan Bok*ng menyembul kemana-mana. Apakah Jilbabnya yang salah ? lalu apakah orang boleh mengolok mereka? lalu apakah wanita muslim yang tak berjilbab lantas boleh berbangga ?

Hal ini sama halnya dengan kasus, seorang muslim kenapa masih ada yang mencopet padahal jelas dilarang, kenapa ada yang mabuk padahal alkohol jelas haram, kenapa ada yang memerkosa?  apakah itu salah islamnya ?

Fenomena Jilboob ini juga yang seringkali dijadikan alasan orang enggan berjilbab, dengan alasan "percuma berjilbab jika kelakuannya buruk"

Kasus diatas sama halnya dengan sebuah pertanyaan: lbh bagus mana wanita yg tdk menutup aurat (tdk berjilbab) tp tingkah laku dan hatinya bagus, dan wanita yg berjilbab, tp ternyata hatinya rusak???

1) Berjilbab tetapi berakhlak buruk.
Para muslimah yang berjilbab tetapi masih banyak juga melanggar syariat-syariat islam yang lainnya.

2) Tidak berjilbab tetapi berakhlak baik.
Para wanita yang tidak atau belum berjilbab tetapi tidak melanggar syariat-syariat islam yang lainnya, kecuali jilbab.

Mana yang lebih baik??? Jawabannya adalah tidak ada lebih baik dari dua hal tersebut. Tidak ada yang lebih dari dua alternatif pelanggaran, karena dari keduanya memang tidak ada yang baik.

Ketika seorang muslimah telah baligh atau dewasa maka wajib baginya untuk berjilbab. Adapun masalah moral atau akhlak itu adalah perkara yang lain dimana ada aturan tersendiri.

Mungkin yang harus kita imani terlebih dahulu adalah bahwasanya berjilbab adalah kewajiban yang mutlak bagi seorang muslimah dewasa. Banyak kok dalil-dalil tentang kewajiban berjilbab bagi seorang perempuan yang telah baligh.,

Salah satunya perintah dalam Al Qur;an berikut ini, Allah Subḥānahu Wa Ta'Ala Berfirman:  ”Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ’Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Al Ahzab (33): 59]

Ringkasnya begini, sebagai seorang muslimah,jilbab itu hukumnya WAJIB. Tidak ada tawar-menawar dalam hal ini. Namun, terkadang jilbab dijadikan tolak ukur perilaku seseorang. ''dia berjilbab, tapi kelakuannya buruk''. Pertanyaan saya,kenapa jadi menyalahkan jilbabnya?!

Jika ada seorang wanita berjilbab, tapi kelakuannya buruk. Berarti, wanita itu hanya sekedar 'mengetahui' belum 'memahami'.Kita tidak boleh menyalahkan jilbabnya, karna itu kewajiban, cukup pribadinya.

Lalu, seorang wanita yang baik, tapi tidak berjilbab. Apakah bisa dipastikan yang bersangkutan sudah yakin/pasti baik? sementara kalau memang mengaku seorang muslimah yang baik, lalu dia benar paham dan mengetahui apa yang diperintahkan agamanya, tentunya ia akan mulai berlajar mengenakan jilbab.

Maka yang perlu diketahui disini bahwa, dosa berkelakuan buruk dan tidak berjilbab itu adalah dosa tersendiri. Sebagaimana seseorang yang rajin shalat atau rajin mengaji tapi ternyata dia masih berbuat jahat. bahkan seorang kyaipun tak menjaminkan bisa terlepas dari perbuatan jahat dan buruk?

Perlu juga diingat bahwa perilaku individu tidak bisa digunakan untuk menilai secara umum para wanita yang berjilbab. Bahkan diluaran sana saya jamin, masih lebih banyak wanita yang berhijab dan akhlaqnya sungguh mulia. Sebaliknya banyak juga perempuan tak berjilbab tapi kelakuannya kurang baik.

Jilbab yang sudah dikenakan dengan benar, insaaAllah akan memberikan pengaruh besar untuk melakukan kebaikan, sedangkan menanggalkannya bisa membuka peluang besar bagi jalannya bermacam-macam maksiat. Karena pada dasarnya tidak berjilbab itu sendiri juga sudah merupakan sebuah kemaksiatan.

Walaupun jilbab itu tidak menutup kemungkinan negatif dan bukan menjamin kebaikan seluruhnya tetapi dampak positif yang dicapai oleh wanita berjilbab jauh lebih baik dibanding wanita yang tidak berjilbab.

Sebab wanita yang berjilbab itu telah memperoleh sebagian dari kebaikan/keutamaan sedangkan kebaikan lainnya harus dipenuhi dengan kewajiban lainnya. Adapun kebaikan itu muncul dari pancaran ilmu, iman dan takwanya kepada Allah subhanahu wata’ala.

Kita tak berhak menghakimi apakah seseorang baik atau belum, karena baik dimata kita belum tentu baik di mata Allah. Begitu juga sebaliknya kita tak berhak menghakimi mereka para wanita yang mengenakan jilbab walau barangkali baju mereka masih ketat dan tak sesuai dengan aturan yang benar. Kita berhak mengingatkan jika mereka masih kurang benar dalam berpakaian, namun sebelumnya kita perlu jg bercermin apa kah kita sendiri sudah pantas (baik) utk menasehati mereka.

Salam,

dr. Wahyu Triasmara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun