Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada hari Selasa minggu kedua di bulan April, seorang pasien datang ke tempat praktek saya dengan keluhan nafas terasa sangat bau sehingga menurunkan kepercayaan diri pasien. Pasien menjadi lebih pendiam karena khawatir lawan bicaranya akan merasa tidak nyaman dengan aroma nafasnya. Akibatnya, pasien seakan menarik diri dari pergaulan dengan sesamanya. Kondisi tersebut semakin memperparah riwayat kesehatan pasien yang mengidap gangguan kejiwaan ringan. Saat saya memeriksa kondisi mulut pasien, saya sangat terkejut karena penyebab nafas tidak sedap yang dialami pasien bersumber dari sariawan yang dialami pasien. Dan yang lebih mengejutkan, keadaan tersebut telah berlangsung sebulan dan pasien tidak melakukan penanganan apapun untuk mengatasi sariawan yang dialami.
Kisah salah satu pasien saya tersebut hanyalah satu kisah diantara banyak kisah pasien dengan keluhan sariawan. Kisah diatas mencerminkan bahwa sariawan, suatu kondisi yang sering dianggap ringan dan biasa oleh masyarakat awam umumnya, ternyata dapat membawa dampak yang begitu besar dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu, kita tidak boleh menganggap remeh sariawan dan perlu mengenal sariawan lebih dekat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat sariawan. Mari kita simak bersama ulasan tentang sariawan berikut ini.
Stomatitis atau yang lebih dikenal dengan sebutan sariawan, merupakan suatu kondisi peradangan pada setiap bagian lapisan lunak di dalam rongga mulut, baik pada pipi, gusi, lidah, bibir dan atap atau dasar mulut yang dapat mengenai semua golongan usia. Bahkan, ada salah satu institusi yang melibatkan peradangan pada kerongkongan (faringitis) sebagai salah satu jenis sariawan. Penyebab sariawan bermacam-macam, diantaranya adalah infeksi lokal yang bisa disebabkan oleh pemasangan peralatan gigi yang kurang pas, pipi tergigit atau gigi bergerombol yang mengiritasi struktur bagian dalam rongga mulut secara terus-menerus sehingga bakteri di dalam rongga mulut bisa dengan mudah masuk ke dalam bagian yang teriritasi dan menimbulkan infeksi. Penyebab iritasi di dalam rongga mulut lainnya bisa berasal dari bernapas melalui mulut dalam periode yang lama sehinggga rongga mulut menjadi kering dan iritasi, serta makan atau minum makanan atau minuman yang panas dan membakar mulut.
Penyebab sariawan lainnya adalah penyakit yang bersifat sistemik (melibatkan seluruh bagian tubuh), penggunaan obat-obatan, alergi dan penyebab yang tidak dapat digolongkan dalam salah satu penyebab-penyebab diatas. Penyakit sistemik ini meliputi infeksi virus (herpes simplex dan herpes zoster), infeksi bakteri (gonorrhea, syphilis, TBC), infeksi jamur (kandidiasis), campak, leukemia, AIDS, kekurangan vitamin B (pellagra) dan kekurangan vitamin C (scurvy). Penggunaan obat-obatan yang dapat menimbulkan sariawan meliputi penggunaan antibiotik, antikonvulsan (obat kejang), obat golongan barbiturate, obat-obat kemoterapi terutama metotrexat, emas, iodida dan obat-obat antiinflamasi non-steroid (NSAID/Non-steroid Ati Inflamation Drugs). Alergi yang dapat memicu timbulnya sariawan yaitu semua reaksi alergi tipe lambat (rekasi hipersensitivitas tipe IV) seperti alergi terhadap kandungan pasta gigi, obat kumur, permen, permen karet, pewarna atau lipstick. Burning Mouth Syndrome, Lichen Plannus, Stomatitis Aphtae dan efek radiasi pada kepala dan leher juga bisa menyebabkan timbulnya sariawan.
Penderita sariawan biasanya akan mengeluhkan gejala-gejala berupa bercak kemerahan, luka, melepuh, bengkak, rasa tebal pada daerah yang terkena dan nafas bau dalam rongga mulut. Bentuk sariawan ini berupa bercak lunak dengan warna putih kekuningan. Sariawan, jika diabaikan, dapat menimbulkan pendarahan dan infeksi lebih parah.
Secara medis, penanganan sariawan diberikan berdasarkan penyebab yang mendasarinya, berupa pemberian obat-obat antibiotik, antiviral, antinyeri, antiradang dan vitamin. Namun, penggunaan obat anti radang harus diperhatikan dengan seksama karena dapat menimbulkan gangguan lambung.
Selain obat-obatan medis tersebut, kita dapat menggunakan perawatan alternative dengan menggunakan herbal seperti daun saga (Abri floium) yang digunakan bagian daun dan akarnya karena mengandung glycyrrhizin yang berfungsi sebagai antiradang alami, bunga krisan (Chrysanthemi flos) dan alang-alang (Imperatae rhizome) yang berfungsi sebagai penurun suhu tubuh yang tinggi (antipiretik) sehingga berefek menyegarkan serta Thyme yang berfungsi sebagai antiseptik sehingga membantu mengurangi infeksi yang terjadi di dalam rongga mulut. Kombinasi herbal-herbal tersebut dapat membantu mengurangi sariawan, panas dalam, tenggorokan kering dan bau mulut. Selain dengan obat-obatan dan herbal, sariawan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan rongga mulut dan pemeriksaan gigi setiap enam bulan sekali.
Oleh karena itu, selalu jagalah kebersihan rongga mulut dan kesehatan badan Anda. Jangan sampai sariawan menyerang dan mengganggu aktivitas harian Anda.
Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!
Salam sehat,
dr.Ginawati
Referensi:
Murchison, F.D., 2013. Stomatitis. New York: http://www.merckmanuals.com/professional/dental_disorders/symptoms_of_dental_and_oral_disorders/stomatitis.html
Oakley, A., 2013. Stomatitis. New Zealand: http://dermnetnz.org/site-age-specific/stomatitis.html
Komite Medis RS dr.Sardjito. 2005. Standar Pelayanan Medis RS dr.Sardjito: Stomatitis. Yogyakarta: MEDIKA Fakultas Kedokteran UGM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H