Hidung adalah pintu dari kehidupan. Kita semua bisa menghirup udara dengan nyaman tentu jika hidung kita tidak mengalami gangguan. Hidung kita merupakan rongga yang berlubang terpisah berupa lubang kanan & kiri, namun di belakang bergabung menjadi satu ruangan. Kemudian ruangan itu pun bersatu kembali dengan mulut dan selanjutnya menuju ke paru-paru sebagai satu kesatuan saluran nafas.
Udara terutama disaring oleh hidung. Tepatnya mekanisme hidung yang paling penting dalam penyaringan adalah permukaan hidung, yang disebut juga mukosa atau selaput lendir. Selaput lendir ini dilengkapi dengan bulu-bulu halus yang menangkap kotoran dan debu, kemudian membuangnya ke luar dan mengering sebagai kotoran hidung. Mekanisme seperti ini dinamakan mucocilliary clearence . Pada kondisi normal, mekanisme ini adalah salah satu mekanise yang membuat tubuh kita bebas dari berbagai penyakit. Namun jika fungsi ini terganggu akibat produksi lendir yang berlebihan atau adanya gangguan pada permukaan selaput lendir, akan terjadi kegagalan sistem proteksi hidung. Dalam hal ini tubuh akan lebih mudah sakit, khususnya batuk dan pilek.
Hal serupa yang terjadi pada pasien Rhinitis Alergika alias pilek yang disebabkan oleh alergi. Dalam hal ini, yang masuk ke dalam hidung adalah alergen yang beterbangan seperti debu rumah (tungau rumah), bulu binatang, serbuk bunga, dll. Jika terlalu lama bersentuhan dengan permukaan hidung, jika orang tersebut alergi terhadap misalnya tungau rumah, maka akan timbul reaksi alergi hidung seperti hidung gatal, produksi ingus encer hingga kental, hidung tersumbat, bersin-bersin, dll.
Cara termudah dan terbaik tanpa obat apapun adalah mencuci hidung. Serupa dengan tindakan berwudhu, air yang digunakan pada cuci hidung masuk ke dalam hidung dan mencuci seluruh permukaan hidung dan dikeluarkan lagi. Cairan yang digunakan tentu bukan cairan sembarangan. Karena tujuannya adalah untuk membersihkan, air khusus yang digunakan harus bersih dan sesuai dengan komposisi cairan tubuh agar tidak terasa perih saat masuk ke dalam hidung.
Tindakan ini serupa yang dilakukan saat gurah, namun saya sangat tidak menyarankan tindakan gurah.. Gurah itu berbahaya karena cairan yg masuk ke hidung bukan cairan yg benar. Cairan yang benar harus cairan bersih bebas kuman yang sama dengan cairan tubuh kita. Cairan yang salah justru akan merusak struktur permukaan hidung yang pada akhirnya bisa membuat keluhan semakin berat.
Ada berbagai cara untuk melakukan cuci hidung. Cara yang paling gampang adalah dengan membeli cairan pencuci hidung di apotek yang berbentuk spray seperti Breathy nasal spray, atau Sterimar Isotonik. Produk-produk ini tinggal di masukkan ke lubang hidung dan di semprot. Cara yang lebih baik lagi adalah dengan menggunakan larutan garam isotonis (NaCl 0,9%) dengan volume yang lebih banyak, tidak hanya disemprot tapi diguyur ke dalam hidung. Larutan ini dimasukkan ke dalam hidung dari satu lubang dan keluar lagi ke lubang yang lain, karena rongga hidung bersatu di bagian paling belakang. Konsultasikan ke dokter THT anda untuk cara yang tepat untuk cuci hidung. Anda bisa menggunakan produk seperti Larutan garam fisiologis dalam produk dengan botol seperti Nasal Potty (yang ada di gambar paling atas), atau ENTclear, atau yang paling murah dengan menggunakan suntikan 10 - 30 cc (tanpa jarum).
Langkah CUCI HIDUNG NaCl 0,9%:
- Ambil larutan NaCl 0,9% 500cc (ada di apotek rumah sakit),Â
- Siapkan suntikan 10cc tanpa jarum.
- Masukkan larutan di dalam wadah bersih seperti gelas, dll
- Ambil larutan NaCl 0,9% sebanyak 10-12 cc
- Untuk hidung kanan, miringkan kepala ke kiri, tahan nafas, semprot hidung kanan.
- Kalo benar, air NaCl akan keluar di hidung kiri. Jika tidak sengaja tertelan atau terhirup pun tidak berbahaya.
- Lakukan tidakan serupa untuk hidung sebelahnya.
Cuci hidung ini cara paling sehat. Prosedurnya memiliki prinsip yang sama seperti mandi & gosok gigi. Bisa dilakukan bukan hanya untuk mengobati penyakit, tapi bisa juga untuk mencegah penyakit. Minimal 1x/hr 20cc per lubang hidung. Maksimalnya pun tidak ada, karena prinsipnya cairan yang dimasukkan adalah larutan fisiologis alias cairan yang sama dengan cairan tubuh manusia. Prosedur ini hanya tidak boleh pada orang yang tidak sadar (pingsan) & anak-anak yang belum dapat mengikuti perintah dengan baik, karena dikhawatirkan akan terlalu banyak masuk saluran nafas. Bahkan boleh untuk ibu hamil dan menyusui karena ini bukanlah obat, melainkan cairan yang sama dengan cairan tubuh kita.
Semoga bermanfaat,