Mohon tunggu...
dr felitaferdiana
dr felitaferdiana Mohon Tunggu... Dokter - dokter umum

dokter umum

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Obesitas pada Covid-19

6 Februari 2022   19:35 Diperbarui: 6 Februari 2022   19:39 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Obesitas sering disebut sebagai kelebihan berat badan pada seseorang dimana diartikan sebagai  penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidak seimbangan antara asupan energi dengan energi yang dikeluarkan dalam waktu lama.

Bagaimana kita mengetahui apakah kita obesitas atau tidak? Hal yang bisa kita lakukan dengan cara mengukur indeks massa tubuh. Indeks massa tubuh adalah ukuran berat badan yang disesuaikan dengan tinggi badan, dihitung sebagai berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2). 

Dikatakan obesitas jika memiliki indeks massa tubuh diatas 27. Obesitas sendiri sangat berhubungan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit seperti sindrom metab

olik, penyakit jantung, dan diabetes. Risiko infeksi juga akan meningkat di antara pasien obesitas dengan berbagai komorbid dan individu obesitas lebih mungkin untuk mendapatkan infeksi di saluran pernafasan serta di lokasi tempat pembedahan setelah dilakukannya operasi.

COVID-19 merupakan infeksi sistem pernapasan yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang sangat menular. Apa saja gejala dari COVID 19? Gejalanya sangat bervariasi, mulai dari demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri kepala, sesak, mual, muntah, diare hingga penurunan kesadaran. Dimana,penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. 

Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19 , selain itu droplet covid 19 juga bisa langsung masuk melalui pernafasan kita  apabila kita berada dekat dengan orang yang terinfeksi covid 19. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit. 

Untuk mengetahui apakah kita terinfeksi COVID-19 atau tidak, kita perlu melakukan pemeriksaan swab PCR, yaitu suatu metode usap yang dilakukan di hidung serta tenggorokan. 

Jika hasilnya positif, maka kita perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut dari dokter dan perlu melakukan isolasi baik secara mandiri maupun di rumah sakit.

Apakah ada hubungan antara Obesitas dengan infeksi COVID-19?

Obesitas menyebabkan lemak yang berada di perut mendorong diafragma. Hal ini dapat menyebabkan aliran udara yang terbatas untuk menuju ke organ paru-paru yang kemudian mengakibatkan sesak napas atau kesulitan bernapas. 

Pada penderita COVID 19 gangguan pernafasan sangat umum terjadi yaitu salah satunya adalah sesak sehingga pada pasien COVID 19 obesitas akan memperberat sesak pada pasien.

 Darah penderita obesitas ditemukan juga cenderung lebih banyak menggumpal, khususnya di paru-paru. Secara keseluruhan, sistem kekebalan pada orang dengan obesitas tidak sekuat dibandingkan orang yang tidak obesitas.

Kemudian pada orang yang obesitas memiliki jaringan lemak yang memicu terjadinya peradangan dan menyebabkan gangguan pada sel pertahanan tubuh kita sehingga kemampuan respon imun untuk mengalahkan virus COVID-19 mengalami penurunan. Ketika indeks massa tubuh meningkat, risiko penyakit parah atau kematian akibat COVID-19 juga meningkat.

Sehingga bagaimana kita mengatasi obesitas ?

 Untuk mengatasi hal ini kita perlu menerapkan pola hidup yang sehat. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang yaitu karbohidrat, protein, lemak serta tidak lupa serat yang berasal dari sayur dan buah. 

Sayur dan buah memiliki fungsi ganda yaitu sebagai sumber serat dan sumber vitamin serta mineral yang digunakan untuk memelihara kesehatan tubuh manusia. 

Kemudian olahraga juga dapat dilakukan pada penderita obesitas dapat dimulai dengan jalan selama 10 menit dan kemudian dapat menaikkan durasinya secara bertahap. Setelah mencapai durasi 30 menit, aktivitas fisik dapat diubah menjadi aktivitas lain seperti berenang, bersepeda dan senam aerobik. 

Kemudian tidak lupa untuk menghindari penularan COVID-19 kita wajib untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan COVID-19 dengan cara mencuci tangan secara teratur, menutup mulut saat batuk dengan lipatan siku atau tisu, dan jaga jarak minimal satu meter dari orang yang bersin atau batuk serta tidak lupa untuk memakai masker.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun