Detik jarum terus berjalan. Bergerak tak terhentikan. Tigapuluh delapan jam telah berlalu. Â Dari tujuh puluh dua jam waktu yang tersedia untukmu, bertahan.
Namun belum juga terdengar kabar, keberadaan dirimu.  Sejak tanda awal sekaligus akhir kau bunyikan. Pada tanggal  21 April 2021 pukul 03.00 WIB. Dini hari itu. Awal tragedi keberanian dan kepahlawanan.
Begitu beraneka spekulasi tersiar.
Pada sore di hari yang sama, ada yang mengabarkan : Â kapal telah ditemukan. Banyak orang bersyukur dan lega. Termasuk diriku dan kami semua. Karena bayangan yang dialami ke-53 Â ABK Nanggala , terus terlintas dipikiran pimpinan dan seluruh bangsa. Terutama soal keselamatan.
Mengapa? Â Karena tentang kapal hilang atau tenggelam, Â hanya persoalan.material. Masih bisa diproduksi lagi. Sedangkan nyawa dan jiwa manusia, tak bisa dibeli. Sehingga safety menjadi inti operasi ini.
Ternyata informasi  tersebut kurang tepat. Yang ditemukan baru sebatas koordinat posisi kapal. Itupun belum pasti.  Hanya itu. Lalu  balik lagi pada pertanyaan,  bagaimana nasib awaknya?
Kemarin, tanggal 22 April, pukul 09.55, ada berita: Puspen TNI belum dapat memastikan penemuan (lokasi) KRI Nanggala nomor lambung 402. Artinya, berita ini mementahkan kabar sebelumnya. Posisi kapal masih berada dalam kotak pandora.
Misteri dalam keprihatinan dan sunyi.
Kemudian tersiar kabar, Â Panglima TNI mengijinkan kapal penyelamat dari Singapura dan Australia membantu. Â Untuk menemukan lokasi kapal. Artinya sampai kini, lokasi Nanggala masih belum diketahui. Hanya kubangan solar yang muncul dipermukaan sebagai penanda. Entah karena apa? Entah tujuannya apa? Lagi lagi, Nanggala masih dalam kotak pandora.
Membaca dari pengalaman sebelumnya, aku tidak bisa menghilangkan kecemasanku. Sejak berita lost contact 402, ada rasa sesak dalam dadaku.
Berdasarkan sejarah di masa lalu,  jika  ada kapal selam hilang , dengan berat hati aku katakan, selalu berakhir dengan duka.
Tanpa bermaksud menghilangkan optimisme dan semangat untuk berusaha. Disertai  keyakinan bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan.
Manakala Alloh Subhanahuwataala  berkehendak " Kun Fayakun". Mukjizat pun terjadilah. Namun bagi Nanggala 402,  sementara hal itu masih perlu diikhtiarkan. Sabar wahai hati.