Mohon tunggu...
Dr drHisnindarsyah
Dr drHisnindarsyah Mohon Tunggu... Dokter - Kolonel Laut (K) Dr.dr Hisnindarsyah,S.E.,M.Kes.,M.H adalah Dokter Militer dan pendiri Yayasan Bangun Sehat Indonesiaku (YBSI) aktif dikegiatan agama, sosial, ekonomi dan budaya. Kegiatannya dituangkan dalam tulisan tulisan di blog ini

Kolonel Laut (K) Dr. dr. Hisnindarsyah,SE., M.Kes., MH., CFEM, adalah seorang Dokter Militer dan pendiri Yayasan Bangun Sehat Indonesiaku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia Itu Serpihan Surga di Dunia, Mana Syukur Kita?

2 April 2021   06:11 Diperbarui: 2 April 2021   06:33 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bulan Desember-Januari adalah saat tibanya musim dingin. Di negara seperti Jepang, Turki apalagi belahan Eropa sebelah utara, waktunya salju turun. Tidak mungkin kita keluar dengan hanya bersarung dan berkaos oblong. Apalagi cuma bercawat doang! 

Di dalam ruangan saja hawa dingin begitu menghujam kulit. Tungku perapian model dulu, juga pemanas ruangan paling modern kadang tak mampu mengatasinya. Bahkan kulkas pun kadang masih terasa lebih hangat ketimbang udara di luar sana. 

Aku sampai tidak bisa tidur semalaman. 

Karena yang ada di benakku adalah nikmatnya berada di surau musholla kampung. Hanya bersarung, bercelana pendek, dan berbaju ala kadarnya. Bisa leyeh-leyeh sehabis sholat dan wiridan. Nikmat tenan!

Kalau itu dilakukan di sini. Dijamin, tubuhmu pasti kaku membiru dan mati karena hipotermi alias kedinginan. Pohon-pohon mati, aliran sungai membeku, atau paling tidak, suhunya lebih dingin dari es di kulkas kita, yang jika disentuh dengan tangan berkaos tebal pun, tetap terasa dingin luar biasa. 

Oleh karenanya, natal pada bulan Desember identik dengan cemara. Karena hanya pohon itu saja yang mampu bertahan tanpa gugur daunnya atau mati.

Belum lagi jika butir butir es itu, ditiup angin dengan keras. Lalu mendadak bisa saja ada hujan dan badai salju. Perubahan suhu ekstrim dan cepat sekali. 

Ayo sekali-kali uji nyali. 

Cobalah keluar rumah saat itu. Dijamin pasti tulang kaku, aliran darah terasa berhenti. Berat kaki untuk melangkah. Serasa dibebani batu pemberat. Apalagi jika butiran es itu menerpa wajah. Rasanya seperti ditabok petinju WWF! 

Tidak ada yang bisa dilakukan saat musim dingin bersalju tiba, selain melakukan stay and work from home secara "paksa"dan"'terpaksa" di rumah. Pemanas dan air panas alias water heater adalah alat pencipta surga terindah ruang kamar kita. 

Sekarang mari kita ke Timur Tengah. Arab Saudi, Jordania, Mesir, dan Syria contohnya. 

Kita akan melewati gurun pasir nan tandus sepanjang perjalanan, menyusur Makkah hingga Madinah. Walaupun bus jamaah berpendingin udara, tapi rasa gerah alias panas suam-suam masih terasa. Apalagi di luar sana. 

Atau coba ke Yordania dan Mesir. Kita akan melihat gunung batu padas yang jadi tempat pertempuran lima hari Arab Israel yang legendaris, atau ke dataran tinggi Golan. 

Itu semua gunung batu keras, Men! Yang panasnya, nauzubillahi mindzalik!.

Dan gilanya, ini jadi tempat rebutan. Jadi tempat perang berebut "batas kekuasaan" yang ga jelas! Padahal tak ada emas, permata, nikel atau tambang berharga apapun di sana. Tumbuhan pun tak ada yang sudi hidup. Bahkan kaktus pun tak nampak. Sungguh, manusia itu hobinya bikin ribet dan ribut sendiri. 

Lha, bayangkan jika tempat itu berisi emas perak seperti di negeri kita. Pasti pertempuran dan kehancuran lebih parah lagi. 

Sungguh ini menunjukkan sifat asli manusia yang super rakus dan tamak! Termasuk diriku, hehe. 

Dan saking panas, terik, dan keringnya tempat itu, sehingga sering tampak gambaran indah serupa surga, di hadapan mata kita, padahal sebenarnya hanya fatamorgana, halusinasi yang muncul dari dahaga yang sangat. Nampak seolah air ada di mana-mana. Padahal cuma khalayan semata.

Ya, pada akhirnya mereka butuh air, bukan minyak! 

Sedang disini, di negeri ini, apa yang terjadi? Air berlimpah di mana-mana. Malah seenaknya dicemari oleh pabrik dan industri, bahkan oleh kita sendiri. Ya... aku, kamu, dan kita semua yang mengotorinya dengan sampah dan limbah. 

Pohon yang begitu banyak, berjajar indah. Sumber oksigen terbesar dimuka bumi ada di negeri ini. Malah dibabat, digunduli, dijadikan mall, hotel , apartemen dan perumahan. Juga pabrik dan industri.

Tanpa peduli, pohon di bukit dan gunung adalah penyangga tanah dan bumi.

Ketika banjir, longsor gempa dan tsunami, baru kita bingung dan sibuk sendiri. Saling tuding dan lempar kesalahan. Sehingga bantuan sering tak terkoordinir dengan rapi. Lalu terbukalah peluang besar. Terjadinya pemanfaatan situasi untuk kepentingan pribadi. Salah siapa?

Sungguh ini bukan salah siapa-siapa. Tapi karena salahku dan salah kita bersama. 

Yang, lagi lagi, tidak pandai bersyukur. 

Tapi ada hal yang paling tidak aku pahami di serpihan surga bernama Indonesia ini.

Ternyata masih ada orang yang tega merusak kedamaian dan ketenangannya, dengan membuat kekisruhan, huru-hara, menebar kebencian, memancing kerusuhan, membuat keributan, yang ujungnya berbuntut mengorbankan nyawa dirinya dan orang lain yang tak bersalah. 

Padahal kalau mau sekedar cari mati, gampang saja. Jalan kaki di padang pasir Arab atau duduk-duduk di gunung batu Golan. Boleh juga bermain salju di Eropa, Amerika, Jepang, dengan bercawat saja. Atau ikut perang-perangan di Suriah sana. Haqqul yakin, nyawa pun hilang dalam hitungan menit saja!

Tapi jangan di sini. Karena ini negeri yang lahir dari rahim para alim ulama, pemuka agama dan santri, serta pejuang yang cinta bumi pertiwi. 

Bayangkan, betapa nyamannya disini...

Di negeri ini, kita bisa jalan-jalan dengan berkaos oblong, bersarung, bersandal jepit, suka-suka kita saja! Siang malam, hujan panas, monggo saja. Paling agak 'greges' sedikit. Diminumi paracetamol, beres! 

Kita bisa keluar rumah tanpa kuatir ada razia militer seperti di Myanmar, India, Bangladesh, atau Korea Utara. 

Di Eropa, Amerika, dan Jepang, paling ketemu buah yang sering buat dipamerin. Apel, anggur, sunkist dan pir, contohnya. Di Arab dan negara Timur tengah, paling ketemu kurma, kismis, kacang arab, buah zaitun dan buah tin.

Sedangkan di negeri ini? Sampai tidak sanggup kita menyebut ribuan jenis sayur, buah, umbi-umbian, kacang-kacangan, bunga-bunga dan rempah-rempah, saking akeeehnya! 

Sehingga sejak ratusan tahun yang lalu, bumi nusantara sudah jadi rebutan oleh bangsa bangsa "'tak berpunya" di dunia. Dan karena '"rasa tidak bersyukur" kita, akhirnya kita kalah dan terjajah 350 tahun oleh negara "seuplik" bernama Holandia. 

Rasa tidak bersyukur membuat kita selalu merasa kurang. Akibatnya kita akan mencari yang lebih lagi dengan menghalalkan segala cara. Termasuk kesediaan mengorbankan kehormatan, harga diri dan orang lain. 

Kita lanjut ke Amerika dan Eropa. Di sana paling kita cuma ketemu makanan itu ke itu saja. Hot dog, hamburger, sandwich. Paling banter steak, es krim, dan keju. Nyari nasi di Amerika, aduuuhh seperti mencari emas di tanah, Men!. 

Padahal lidahku, bilang, "Belum makan," kalau belum ketemu nasi. Kalaupun dapat nasi, berasnya beda. Keras, besar, dan tidak pulen. Program diet terbaik buatku adalah ketika aku perjalanan ke negeri seberang. Cukup 1 bulan di Amerika, berat badan sudah turun 6 kilogram. Lumayan! Koq bisa? Ya bisa, karena ngga ketemu nasi uduk, nasi serpang, nasi rawon dan saudara saudaranya. Hahaha. 

Di Timur Tengah? Paling roti, kebab dan daging. Ada beberappa yang mirip sih, tapi lagi-lagi beda beras dan jenis rotinya. 

Di negeri ini? Dari Sabang sampai Merauke, mungkin ada ratusan ribu varian makanan. 

Ada puluhan jenis soto, sate, rawon, rujak. Termasuk juga sambal, olahan daging, ikan dan ayam yang variasinya macam macam. Bahkan di setiap wilayah ada beragam jenisnya. 

Kue basah kue kering ada ribuan jenis. Bakso saja sudah sedemikian banyak. Apalagi singkong, ketan, gula, kelapa bisa menjadi puluhan jenis nama makanan.

Tau ngga makanan nomer wahid di dunia?

Bukan sushi, shabu atau beefsteak.

Tapi RENDANG.

Di negeri ini, kita bebas mendengar pengajian, sholawatan, barzanji, ratiban. Tanpa ada yang mengganggu. Berbarengan dengan bebasnya mendengar sayup-sayup dangdut koplo, konser rock, jazz, gamelan. Bahkan diselingi ecrek-ecrek orang ngamen di lampu merah dan warung kaki lima. 

Di Eropa, Amerika, Timur Tengah , Jepang apalagi China, belum tentu bisa menikmati ini semua. Kecuali dari multiplayer berheadset.  

Sungguh aku begitu bersyukur ada di negeri ini. Iklimnya nyaman , orangnya cerdas , keren, kreatif dan bersahabat. Budayanya, toleransinya, guyonannya, wisatanya dan semuanya. Aku tak mampu menulis itu semua meskipun jika air laut menjadi tintanya.

Karena begitu berlimpahnya anugerah Allah Subhanahuwataala pada negeri dan bangsa ini, yang bernama Indonesia. 

Indonesia ini negeri kesayangan Sang Pencipta. Yang dicipta olehNya dengan cinta. Lalu mengapa kamu, ya... kamu, merusak semua keindahan, kedamaian ini dengan membuat rusuh dan huru hara?

Sungguh, jiwamu telah lama mati, jauh sebelum ragamu mati karena bom bunuh diri. Karena jiwamu tak memiliki rasa cinta dan syukur pada pemberian Illahi Robbi.

Kenistaan hanya ada pada jiwa yang mati, yang kehilangan rasa syukur atas nikmat yang Alloh Taala beri, yang nilainya tak akan terhitung lagi. 

Ayolah, hormati Ibu Pertiwi dengan menjaga dan melindungi NKRI.

Bumi Gurindam, bakda subuh 31.03.2021

#DokterGeJeblangkoputihberduka

https://www.hisnindarsyahdokter.com/2021/03/indonesia-itu-serpih-surga-di-dunia.html

Mari jaga keberagaman dan toleransi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun