Mohon tunggu...
Dr. Dewangga Yudhistira
Dr. Dewangga Yudhistira Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Cogito Ergo Sum - Descartes

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melukis Cita, Berharap Menjadi Nyata

18 September 2023   20:52 Diperbarui: 18 September 2023   21:00 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angan-angan selalu terbesit dibenak kepala, yang selalu menghantui pikiran agar cepat sampai tujuan. Apa salahnya ketika seseorang berharap dengan cita-cita? tentunya tidak ada salahnya. Namun perlu kesabaran dan ketelatenan untuk mencapai puncak kemenangan itu. Usaha, berdoa dan tawakal adalah kunci untuk meraih kemenangan itu. 

Sering kali kita sebagai manusia terburu-buru untuk mencapai tujuan, sehingga tidak mengindahkan dan menikmati proses. Sering saya mendengar pepatah "usaha tidak menghianati hasil". Artinya ketika kita sudah berusaha semaksimal mungkin Allah tidak akan diam saja, tentunya akan mendapatkan apa yang dicita-citakan. 

Selain itu, pepatah lain mengatakan "tidak ada sukses yang instan, semua butuh perjuangan". Maka hal yang mendasar adalah lakukan, sabar dan pasrah untuk berharap dengan Allah.

Terlepas dari hal itu, kita sering melupakan elemen-elemen pendukung kesuksesan kita. Pastinya kedua orang tua dan keluarga menjadi senjata ampuh untuk menembus tanpa batas. 

Kemudian orang terdekat seperti sahabat, istri, kekasih dan lainnya. Elemen pendukung tersebut menjadi "SecondPower" sehingga menghasilkan energi yang luarbiasa dalam pikiran dan tindakan. Seperti beberapa kasus nyata teman-teman penulis berhasil meraih kesuksesan antara lain "ingin membanggakan kedua orang tua dan keluarga", tentunya motif ini menjadi salah satu pendongkrak tercapainya kemenangan dan kesuksesan.

Namun, kita juga melupakan hal-hal yang sangat mendasar, Seperti "Atas dasar apa mencari sesuatu, setelah mendapatkan untuk apa"?. Artinya kita boleh memiliki cita-cita besar dan berharap untuk menjadi nyata. Sesuatu yang dicari atas kehendak allah setelah mendapatkan bertujuan itu untuk kemaslahatan sesama. 

Terkadang ketika sudah mendapatkan sesuatu yang dicita-citakan hanya bertujuan untuk diri sendiri, keluarga dan orang terdekat saja, sehingga sesuatu yang didapatkan tidak memberikan barokah. 

Oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut kita perlu kilas balik ketika sedang dibawah. Artinya kesuksesan kita bertujuan untuk kemaslahatan sesama umat manusia.

Namun definisi kesuksesan yang dimasud seperti apa? secara nyata dalam kehidupan didunia kesuksesan adalah keberhasilan meraih sesuatu secara duniawi yang bertujuan juga untuk bekal diakhirat. 

Sehingga tidak hanya berbicara terkait kesuksesan duniawi. Contoh kecil sukses tidak hanya dilihat menjadi orang yang bergelimang harta, sukses dalam karir, sukses dalam pendidikan namun, sisi lain sukses pada dasarnya tercapainya kepuasan hati dalam proses tertentu yang bermanfaat bagi diri kita sendiri dan kemaslahatan sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun