Taukah kamu bahwa etika sopan santun sangat penting ketika kita bersosialisasi. Bukan berarti orang yang selalu di dalam rumah, tidak ikut kumpul-kumpul atau kongkow-kongkow, enggan untuk bersosialisasi itu antisosial. Tapi mereka lebih membatasi diri dan memperkecil lingkup sosial demi kesehatan mental mereka sendiri.Â
Baru-baru ini ramai dibicarakan tentang salah satu anggota pemerintahan sekaligus artis yang sedang berlibur ke luar negri dan berfoto  dengan latar belakang tempat terjadinya kebakaran yang hebat. Dimana pemilik tempat tersebut menegur mereka, seolah mereka tak memiliki rasa empati dan menghargai, bahkan tidak merasakan sakitnya korban yang kehilangan.
Sebelumnya juga salah satu anggota pemerintahan dan artis ternama yang mobilnya dikawal patwal nguing nguing yang menunjuk-nunjuk taksi mewah di depannya untuk menepi. Sayangnya video tersebut disetting sedemikian rupa hingga sopir taksi mewah dimintai keterangan dan dinyatakan tidak terjadi apa-apa. Pengunggah video diminta untuk minta maaf.Â
Beberapa bulan yang lalu warganet dihebohkan juga dengan warga negara tercinta ini yang sedang pergi berlibur ke Jepang dan disana menarik-narik dahan pohon sakura, sengaja membuat bunga sakura berguguran. Di China, juga masih dari negara kita tercinta sekelompok orang bahkan dari suatu institusi kemanusiaan menyerupai konvoi di jalan.
Etika
Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya (ta etha) berarti "kebiasaan" atau "kebiasaan". Oleh karena itu, etika mengacu pada nilai-nilai, cara hidup yang baik,aturan hidup yang baik dan semua kebiasaan yang diturunkan dari orang ke orang atau dari generasi ke generasi.Â
Dimanapun kita berada jika sudah mendarahdaging, kita akan tetap melakukan hal tersebut karena kebiasaan. Sedari dini penting bagi orang tua untuk menerapkan etika sopan santun kepada anak-anak agar mereka terbiasa dengan santun. Sayangnya bukan semakin maju dan berkembang seiiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, malah etika bangsa ini semakin merosot.
Bukan berarti, ada pihak yang merasa paling pintar dan sumber daya tinggi. Tapi pada kenyataannya di lapangan sangat banyak hal-hal yang cenderung memalukan terjadi. Pada umumnya dan mayoritas dilakukan oleh mereka dengan strata sosial yang baru menginjak awan. Sedangkan mereka yang old money lebih cenderung bak padi. Semakin berisi semakin merunduk.
Kelakuan Norak!
Norak bisa diartikan tidak mempunyai atau memperlihatkan selera yang baik, seperti ditandai dengan kemewahan yang murahan dan  aksi publisitas yang norak.  Baru-baru ini  di hotel berkelas superior di Tangerang yang baru saja pertengahan tahun 2024 diresmikan, body lotion yang disediakan pihak hotel dengan botol. Sayangnya ada tamu kamar hotel sebelumnya yang mengisi air ke dalam botol body lotion tersebut.Â
Lotion terasa sangat cair dan menimbulkan gatal dan iritasi saat digunakan. Manager hotelpun menceritakan sulitnya mengedukasi customer hotel terlebih hotelnya kelas atas. Pihak hotel nampak takut dengan ulasan buruk yang diberikan di google, jika mereka menegur perilaku tamu yang kurang baik.Â
Tak hanya itu, kolam renang yang indah dan bersihpun sekejap menjadi keruh setelah digunakan. Pihak hotelpun memberikan pengakuan bahwa pernah kolam renang mereka berubah warna karena banyaknya pengunjung hotel yang tidak menggunakan baju renang. Baju biasa yang mengandung pewarna kain beraksi dengan kaporit menyebabkan air kolam renang berubah warna. Rasanya takjub mendengar cerita itu. Sungguh luar biasa tidak beretika padahal sudah ada peraturan kolam renang tertulis.
Di area bermain anakpun sama, nampak petugas merapikan dan menembalikan mainan yang super berantakan dan benar-benar luar biasa cara bermainnya, alias norak! Untungnya petugas memaklumi namanya juga anak-anak! Di restorannya pun sama, di meja saji terdapat tumpahan air pada sendok untuk mengambil sereal. Sendok tersebut sebaiknya dalam kondisi kering agar ketika digunakan untuk menyendok sereal tidak membuat sereal menjadi lunak karena air. Makanan yang berserakan dilantai bawah meja, piring dengan sisa makanan yang sangat banyak bak mereka makan di warung.
Budaya mengantri juga sangat tidak nampak, ketika antrian membuat satu barisan kebelakang, yang baru datang malah membuat antrian baru di samping kiri dan kanan. Tanpa melihat antrian satu baris ke belakang yang sedang antri, dengan santainya dan tanpa rasa bersalah langsung mengajukan pesanan.
Rumah salah satu pejabat tertinggi di negara ini, yang menutup akses jalan walau pada kenyataannya memang jalan tersebut adalah jalan buntu. Namun perlu diketahui disekitar jalan buntu tersebut masih terdapat 3 rumah lain yang memiliki akses pintu keluar masuk utama. Sayangnya motor patwal pejabat tertinggi ini melintang di pertigaan, tentunya dengan aneka ragam mobil pejabat kisaran 4 mobil lainnya dan beberapa motor milik karyawannya memenuhi jalan. Bukannya motor patwal berada di tepi atai dekat dengan mobil yang akan dikawal, meliankan melintang horizontal menutup akses jalan.
Belum lagi jika pejabat tertinggi negara ini yang selalu dijaga ketat oleh pihak polsek setempat dan ketika ada salah satu dari mobilnya yang kempis ban langsung menyatroni rumah orang lain yang diduga berbuat. Pejabat tertinggi negara yang kawalannya melebihi pejabat sebelumnya bahkan presiden sekalipun ini mengadakan acara makan di dalam rumahnya dengan mengundang tamu hingga mobil para tamu parkir di depan rumah tetangga yang lain. Perlu diingat bahwa ini adalah komplek perumahan dengan sistem kluster, bukan lapangan luas atau sawah. Terkesan norak dengan pamer jabatan dan posisi.
Bak Putri Raja dari Kerajaan Awan
Pernahkah kalian menemukan orang yang ingin membeli gorengan di pinggir jalan namun sedang mengendarai mobil. Seharusnya mobil diparkir terlebih dahulu lalu jalan kaki dan membeli gorengan. Sayangnya mereka hanya berteriak tanpa menepikan dan parkir mobil, alhasil mobil dibelakangnya harus menunggunya hingga selesai membeli gorengan.
Masuk ke rumah sendiri ingin turun dari mobil, buka pintu mobil langsung jalan hanya 2 langkah lurus tanpa berbelok langkah langsung masuk pagar rumah. Alhasil mobilnya terpakir di depan pagar rumah orang lain. Nampaknya sangat sulit jala lebih dari 2 langkah untuk memasuki pintu pagar rumah sendiri. Begitu juga keluar masuk rumah harus dibukakan pintu oleh pembantu. Norak!Â
Bukan iri! Tuhan menganugerahi kita kaki dan tangan dengan sempurna, sebaiknya kita mensyukuri dengan menjaga dan menggunakan pemberian Tuhan dengan sebaik-baiknya. Gunakan kaki untuk berjalan, gunakan telinga untuk mendengar sebagaimana fungsinya.
Bukan hanya di masyarakat, hal ini juga sudah merebak di sekolah. Lihat saja ibu-ibu yang menjemput anaknya dengan mobil, maunya langsung jemput anak depan pintu utama persis tanpa turun dari mobil dan anakpun langsung naik mobil tanpa perlu lelah berjalan, bak layanan parkir valet. Alhasil anak yang seharusnya ingin bergerak, berjalan kurang terpebuhi, akhirnya anak tidak bisa duduk diam dan ingin berjalan-jalan di kelas.
Merasa
Fenomena yang merasa dirinya kaya ingin mendapat prioritas mengharapkan orang lain mengerti dan paham siapa dan seberapa kaya dan berkuasanya dirinya. Berbeda dengan kaum old money, yang memang sudah biasa dengan kata kaya. Namun mereka lupa bahwa diatas langit masih ada langit. Mereka lupa bahwa apa yang ada di dunia ini hanya titipan Tuhan yang harus dijaga dengan baik. Tuhan dapat mengambilnya dari kita kapanpun Tuhan mau.Â
Padahal kaum menengah kebawah bisa jauh lebih sopan dan beretika dibanding mereka yang sekolah tinggi atau memeiliki kekayaan dari orang tuanya. Rasanya belum sanggup beli mobil seharga 700 juta rupiah, tapi seperti tidak menginjakkan kakinya di bumi dan menganggap manusia lainnya transparan, tak tampak di mata mereka. Pada hakikatnya kita sama di mata Tuhan dan yang membedakan adalah amal ibadahnya.
Masih banyak contoh-contoh kasus lain, seperti di jalan raya, etika berkendara, etika sebagai profesional atau pendidik dalam berucap atau berkomentar, maupun etika dalam kehidupan bermasyarakat lainnya yang mungkin akan di bahas di bagian selanjutnya. Sungguh sangat disayangkan etika dan moral bangsa ini yang butuh banyak perbaikan.
Semoga ke depannya bisa semakin membaik bukan hanya melihat "kantong".
Semoga bermanfaat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI