Mohon tunggu...
dr HelgaYolanda
dr HelgaYolanda Mohon Tunggu... Dokter - Medical Doctor

Follow, Komen dan Like ya.. Aktivis pendidikan anak| Mompreneur, Owner Brand Skincare|Batik enterpreneur| Founder a Preschool and Kindergarten| Certified Counselling Child and Adolescents| Certified Early Childhood and Care Education| Certified Hypnosis and Hypnotherapist| Certified Professional Fengshui Master| Certified Tarot Card Reading Masterclass

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Toilet Sekolah Anak Tak Sekadar tentang Kebersihan

14 Desember 2024   19:05 Diperbarui: 16 Desember 2024   11:51 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pintu toilet. (Sumber: freepik via kompas.com)

Anak-anak menyebutnya "mbak", mbak dengan sabar membantu anak yang perlu bantuan saat di toilet seperti mengaitkan celana, menaikkan celana dalam atau menggantikan celana jika anak sudah terlanjur BAK di celana. 

Mbak juga membantu jika anak muntah di toilet. Hal baik lainnya adalah meski ada beberapa urinoir anak atau kamar mandi anak tetap ada batasan jumlah anak dalam toilet. 

Jadi tidak lagi penuh dan berdesakan di toilet. Setelah itu anak wajib mencuci tangan dengan sabun dan mengeringkannya. 

Jika tengah kelas anak ingin BAK, di sekolah ini memberikan toilet card yang digantungkan di leher anak. Toilet card bertuliskan kelas anak dan wajib digunakan ketika mereka keluar kelas menuju toilet. 

Mereka sudah terbiasa untuk ijin terlebih dahulu kepada guru sebelum ke toilet dan mengambil toilet card di ujung pintu kelas lalu menggantungkannya di leher. 

Paling banyak 2 anak yang boleh ijin ke toilet sekolah saat pelajaran. Mereka berjalan ke toilet sekolah dan bertemu dengan mbak, maka mbak akan mengetahui anak dari kelas mana yang sedang berada di toilet saat itu. Kembali ke kelas, mereka pun mengembalikan toilet card ke tempatnya.

Hampir tidak ditemukan anak menangis di toilet sekolah, takut untuk BAK dan akhirnya ngompol. 

Pengalaman yang menyenangkan bagi anak walau toiletnya di ujung belakang dan harus berjalan jauh tapi mereka belajar sedari dini untuk mengantri, bergantian, menjaga kebersihan dan disiplin. Dari taman kanak - kanak mereka sudah terlatih terbiasa dengan hal-hal baik, terbiasa mentaati aturan.

Semoga dari ruang pojok di belakang sekolah ini, kita bisa belajar hal-hal baik sejak usia dini dan akhirnya terbiasa dengan hal -hal baik ketika dewasa dan terjun di masyarakat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun