Mohon tunggu...
dr HelgaYolanda
dr HelgaYolanda Mohon Tunggu... Dokter - Medical Doctor

Follow, Komen dan Like ya.. Aktivis pendidikan anak| Mompreneur, Owner Brand Skincare|Batik enterpreneur| Founder a Preschool and Kindergarten| Certified Counselling Child and Adolescents| Certified Early Childhood and Care Education| Certified Hypnosis and Hypnotherapist| Certified Professional Fengshui Master| Certified Tarot Card Reading Masterclass

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Play Victim yang Parkir Sembarangan, yang Membuat Laporan

17 November 2024   21:59 Diperbarui: 18 November 2024   12:32 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: garasi (sudah) penuh.  Sumber gambar: diadona.com

Ilustrasi gambar: garasi (sudah) penuh.  Sumber gambar: diadona.com
Ilustrasi gambar: garasi (sudah) penuh.  Sumber gambar: diadona.com

Norma seperti ini sudah sangat langka. Merapatkan kedua tangan dan berucap terima kasih, melambaikan tangan dan berucap maaf, begitu bukan seharusnya jika kita parkir sembarangan. mengucap terima kasih dan maaf. Harusnya disadari tanpa perlunya peraturan tertulis atau undang-undang.

Bukan hanya negara kita saja yang memiliki aturan. Di negara Australia tepatnya di New South Wales juga memiliki aturan dalam berkendara khususnya parkir, baik parkir di jalan raya ataupun di permukiman. 

Dikutip dari web pemerintahan New South Wales, nsw.org, bahwa mereka lebih menekankan kepada keselamatan dan kesejahteraan bersama. 

Adanya pembatasan, area yang boleh parkir atau tidak, ada juga aturan berapa lama boleh parkir di area itu, juga sanksi yang diberikan. Pastinya dimanapun kita berada, kita harus pahami bahwa parkir sembarangan itu ibarat numpang di rumah orang, harus tahu diri!

Pernah mendengar ucapan buat apa ada aturan? Ah.. kan cuma sebentar! Ah, toh garasinya kosong berarti orangnya tidak ada di rumah bisalah parkir sebentar di depan pagarnya! 

Nampaknya rumah ini kosong bolehlah parkir disini kan kita cuma sebentar! Ini kan jalan umum siapa aja boleh parkir! Ini jalan umum kan akte tanah jalan ini bukan milik mu kan?! Emang kamu beli rumah atau ruko sekaligus dengan slot parkirnya, gak kan?! Lebih tau hukum siapa, kamu atau saya? 

Cuma sebentar aja jemput anak, cuma sebentar aja beli gorengan, mobilnya di parkir di tikungan. Beberapa contoh kalimat tersebut membuat gemes, jika ada contoh kalimat lain silahkan ditambahkan di kolom komentar. Dapatkah karakter demikian didisiplinkan dengan peraturan undang-undang? 

Haruskah ucapan kalimat-kalimat diatas dijawab dengan penjelasan? Jika diperhatikan mayoritas pengguna jalan dengan parkir sembarangan ini adalah wanita dan yang berucap kalimat-kalimat diatas juga wanita. 

Pria tidak akan parkir sembarangan hanya karena masalah sepele, karena pria menggunakan logikanya untuk berpikir bukan menggunakan perasaannya dan pria sangat terbiasa dan paham berkendara di jalan umum. 

Namun, tidak menutup kemungkinan pria tidak parkir sembarangan. Terlepas pria atau wanita, perlu diperhatikan adalah kesadaran diri. Kesadaran mereka didapat dari karakter atau watak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun