Puasa Membuka Pintu RezekiÂ
Kewajiban berpuasa ramadhan turun pada tahun ke dua hijriah di Madinah al-Munawarah. Seperti kewajiban dalam agama yang lain; sholat, zakaat, haji mesti memiliki target dan tujuan. kewajiban sholat bertujuan menghindarkan diri dari perbuatan keji dan mungkar (Qs. al-Angkabut/29 :45), zakat membersihkan harta dan mensucikan jiwa (QS. At-Taubah/9: 103), haji bertujuan membentuk akhlak mulia dan meningkatkan derajat takwa (QS al-Baqarah/2: 197). maka demikian pula dengan kewajiban berpuasa yang bertujuan membentuk pribadi yang bertakwa. Allah swt berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS. al-Baqarah/2: 183)
menurut tafsir Jalalain makna "agar kamu bertakwa" maksudnya menjaga diri dari maksiat, karena puasa itu dapat membendung syahwat yang menjadi pangkal sumber kemaksiatan itu.
Tentunya tujuan puasa ini baru dirasakan oleh yang berpuasa  jika kita mampu memadukan dua aspek penting dari pelaksanaan ibadah puasa ini, yakni aspek lahir yang menjadi objek kajian fikih yakni menahan lapar dan haus dan sebab-sebab fisik lainya yang membatalkan seperti bersetubuh di siang bolong dan lain sebagainya. Kedua adalah aspek batin yang menjadi fokus kajian tasawuf yakni kebersihan jiwa dari kotoran-kotoran hati seperti, sombong, riya, iri, dengki, dusta, dan lain sebagainya. dua aspek ini ada satu keterpaduan yang seyogyanya tidak dipisahkan, jika terpisah atau dipisah makan ibadah tidak akan bernilai. Nabi saw bersabda
  Â
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan." (HR. Bukhari)
hadis ini jelas mengingatkan kita agar puasa tidak sia-sia maka saat puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja namun juga menjaga kejujuran dan kebersihan hati.
Kembali pada masalah kenapa puasa dapat membuka rezeki, dari mana rezeki itu datang? untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus kembalikan pada tujuan diwajibkannya puasa yakni membentuk pribadi yang bertakwa. dalam al-quran salah satu keutamaan yang didapat oleh sosok yang bertakwa adalah dibukakanya jalan keluar (solusi hidup) dan diberikannya rezeki dari arah-arah yang tidak diduga sebelumnya. Allah swt berfirman:
() ... ()
"Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.".." (Ath-Thalaq: 2-3)
Beberapa mufassir menjelaskan makna "wayarzuquhu min haitsu l yahtasib"(Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya)
Yakni dari arah yang tidak pernah terpikir olehnya dan tidak pernah ia kira (Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir)
Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak terdetik di dalam hatinya dan tidak ada dalam perhitungannya (Tafsir Al-Mukhtashar).
Maksudnya, Allah memberi rizki bagi orang yang bertakwa dari arah yang tidak disangka dan dirasa (Tafsir as-Sa'di).
Jika urusannya dalam tanggungan Allah Subhaanahu wa Ta'aala Yang Mahakaya, Mahaperkasa lagi Maha Penyayang, maka keperluannya sangat mudah sekali terpenuhi, akan tetapi terkadang hikmah ilahi menghendaki perkara itu ditunda sampai waktu yang tepat (Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an).
Dan dia pun akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya dengan memberikan kebutuhan fisik maupun kebutuhan ruhani (Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI).
Dari berbagai pendapat mufassir di atas disimpulkan bahwa rizki tak terduga artinya rizki yang kita bayangkan maupun tak terbanyakan sebelumnya, ada rizki yang diberikan langsung sesuai permintaan dan ada pula yang ditangguhkan sampai waktu yang tepat, sebab Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan namun Ia memberikan apa yang kita butuhkan, baik rezeki berupa rezeki fiski (harta) maupun batin  (ketenangan jiwa/perasaan).
Tugas kita sebagai hamba Allah adalah menjalankan seluruh perintahnya dengan sebaik-baiknya tidak perlu menagih rezeki apa yang semestinya kita terima, sebagaimana Allah swt tidak pernah mewajibkan kita untuk melakukan apa esok hari, maka kita tidak perlu mewajibkan Allah untuk memberikan rezeki apa esok hari. Jadi lakukan ketaatan sebaik mungkin lalu serahkan seluruh urusan-Nya dan yakinlah seluruh janji Allah akan menjadi kenyataan. Selamat berpuasa semoga Allah limpahkan rizki lahir batin bagi kita semua, aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H