Melihat bentuk perintah Allah agar surga berhias diri, maka tidak ada kesan lain yang kita tangkap selain orang-orang yang berpuasa memiliki kedudukan yang tinggi, tempat terbaik, kenikmatan yang tiada henti bahkan kehadirannya sangat dinanti.
Puasa bagi sebagian orang adalah saat yang sulit, sebab rasa lapar haus yang ditahannya. Sebaliknya bagi sebagian yang lain ini adalah saat menyenangkannya sebab limpahan anugrah, magfirah yang tersedia. Ramadhan betapun sulit atau mengasikkan tetap saja ramadhan adalah hari-hari yang berbilang, yang dalam bahasa al-Qura'an sering disebut dengan  "ayym ma'ddt" (beberapa hari yang tertentu) hari-hari yang terbatas 30 atau 29 hari.
Artinya walau ia adalah bulan penuh berkah segala pahala dilipatgandakan namun cepat atau lambat ia akan berakhir. Baik kesempatan itu kita gunakan untuk ketaatan maupun maksiat ia akan berakhir. Bagi yang memanfaatkan waktunya dengan baik (baca al-Quran, qiyam lail, sedekah, dll) maka baginya tempat terbaik, dimana Allah memerintahkan tempat tersebut (surga) menghiasi diri untuk di tempati hamba-Nya yang sholih.
dalam sabdanya yang lain Rasulullah tegaskan:
"Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang menginginkan kejelekan tahanlah."
Artinya bersegeralah dalam melakukan kebaikan di bulan Ramadhan dan tinggalkanlah aneka kejahatan di bulan ini agar kelak menjadi penghuni surga yang dijanjikan.
Â
Perkara yang kelima:
: : : .
Kelima: "Pada akhir malam bulan Ramadhan, Allah mengampuni dosa semua mereka. Seorang lelaki dari sahabat bertanya; 'Adakah malam itu lailatul Qadar?'. Jawab Rasulullah; 'Tidak. Apakah engkau tidak melihat kepada pekerja-pekerja yang bekerja. Apabila mereka telah selesai dari pekerjaan mereka, akan disempurnakanlah upah-upah bagi mereka".
Jadi dapat dikatakan selain upah pahala yang berlipat ganda bagi yang berpuasa juga upah terampuninya dosa dan kesalahan, tentu hal ini hanya akan terjadi jika ia melakukan puasa dengan iman dan hanya mengharap ridho Allaha SWT.