Mohon tunggu...
Rizky Perdana
Rizky Perdana Mohon Tunggu... Dokter - dr,SpPD,KPTI,FINASIM,Dr(Epid)

Internist-Infectious Disease Consultant-Fellow Indonesian Society of Internal Medicine (FINASIM), Clinical Epidemiologist

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Trend Penyakit Infeksi

16 Februari 2010   07:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:54 1736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sekian banyak masalah medis pada umumnya yang dihadapi dunia kedokteran sehari-hari keterlambatan mengenal infeksi akhirnya dapat mengakibatkan malapetaka.

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan global baik di negara maju dan terlebih di negara berkembang di Indonesia. Data statistikmenunjukkan bahwa penyakit infeksi sebagai penyebab kematian kedua di negara berkembang setelah penyakit jantung.

Sejak beberapa program internasional dicetuskan beberapa tahun yang lalu untuk mengatasi berbagai penyakit endemik utama yang merupakan masalah di banyak lapisan masyarakat seantero dunia pada saat ini sudah dapat dievaluasi perkembangannya.

Munculnya berbagai emerging infectious disease seperti HIV/AIDS, demam Ebola, patogen resisten obat (Tb, malaria, VRSA,VRE) serta re-emerging infectious disease seperti West Nile virus, dan Influenza A (Flu Burung dan Flu Babi) merupakan ancaman baru dan masalah kesehatan di dunia.

Vibrio parahaemolyticus yang menyebabkan gastroenteritis berat dengan perdarahan pada tahun 2004-2005 pernah berstatus pandemik dan dihubungkan dengan perubahan yang terjadi pada air laut yang mengalami kenaikan suhu dan perubahan kadar garam. Sejak tahun 1996 Klon baru 03:K6 telah menyebar dari Banglades ke perairan Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, Jepang dan Amerika Selatan. Indonesia dengan garis pantai yang melebihi masing-masing Eropa dan Amerika Serikat perlu mewaspadai KLB jenis gastroenteritis berdarah ini.

Water Related Illness lain yang tercatat adalah kasus dengan infeksi atipikal pasca tsunami berupa multi drug resistent atypical bacteria maupun mikosis yang jarang ditemukan.

Sehubungan dengan infeksi di jaringan lunak yang saat ini terkenal dengan rapidly progressive skin dan soft tissue infections yang dapat dialami masyarakat sehari-hari. Infeksi ini dapat berkembang dalam beberapa jam dan biasanya disebabkan bakteri.

Dengan bertambah baiknya keamanan di Indonesia frekuensi wisatawan asing maupun pelaku bisnis dapat meningkat dengan cepat dan demikian pula mungkin frekuensi gangguan saluran cerna (Traveller’s diarrhea) dapat dialami 50% dari pelaku. Sebagai penyebab utama dihubungkan dengan Enterotoxigenic E. coli.

Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang pernah merebak pada tahun 2003 berasal dari China dan mulai disebut sebagai Atypical pneumonia pada permulaan ditemukan di Guangzhou dan kemudian mulai menyebar di Hongkong (berupa cluster di rumah sakit-rumah sakit). Virus Corona akhirnya dapat diisolasi dari saluran nafas, feses dan urin. Diduga virus ini pindah dari mamalia yang hidup (diduga dari babi ?) di China Selatan.

Berikut yang juga pernah terjadi pandemi adalah penyebaran Avian Influenza yang sudah mencapai benua Eropa dan juga pernah menghantui Indonesia. Burung migran dipersalahkan. Di Negeri Belanda semua unggas mulai dikandangkan.

Setelah kematian lebih dari 100 juta unggas peliharaan (mati sakit atau binasa) beberapa puluh orang sudah jadi korban penyakit ini. Salah satu ciri khas adalah terjadinya Family Cluster dengan atau tanpa kontak dengan unggas sakit.

Berbagai penyakit kronis yang sebelumnya diketahui tidak berhubungan dengan infeksi, pada perkembangannya diketahui infeksi sebagai penyebab baik langsung maupun tidak langsung. Infeksi Helicobacter pylori diketahui sebagai penyebab ulkus peptik dan karsinoma gaster. Hepatitis B dan C dengan karsinoma hepatoseluler; limfoma Burkitt dan karsinoma nasofaring dengan virus Ebstein-Barr; karsinoma servik, vulva dan anal dengan human papiloma virus.

Tantangan saat ini bagi WHO adalah pandemi flu babi dimana sudah 212 negara melaporkan kejadian flu babi ke WHO. Dan sekitar 15292 kasus infeksi Influenza A (H1N1,flu babi) terlaporkan menyebabkan kematian.

Sehingga tidak mengherankan bagi praktisi kesehatan di dunia mulai bertanya, entah apa lagi yang bakal menjadi pandemi kelak ?

Namun apapun penyakit infeksi kelak mewabah atau KLB yang jelas adalah sumbernya ada disekitar kita sendiri dan akhirnya manusia-lah yang selalu memulai bencana pandemi tersebut.

Dari berbagai sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun