Mohon tunggu...
Budi Fahrizal
Budi Fahrizal Mohon Tunggu... -

Seorang dokter yang sedang menempuh pendidikan.Ingin menceritakan pengalaman kesehariannya.Tidak punya background jurnalisme dan juga tidak pernah belajar menulis dengan benar.Mencoba menulis di Kompasiana untuk mendapatkan pelajaran menulis langsung dari ahli-ahlinya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hepatitis B Vs Tenaga Kerja

13 Januari 2010   04:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:29 4544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

7. ALT/SGPT : merupakan pertanda kerusakan dari sel hati.

Kembali pada kejadian diatas, HBsAg yang positif berarti ada dua kemungkinan yaitu kemungkinan suatu Hepatitis B akut atau Hepatitis B kronis. Untuk itulah dilakukan pemeriksaan tambahan seperti tersebut diatas. Dikatakan Hepatitis akut jika selain HBsAg positif, juga disertai IgM antiHBc yang positif. Dikatakan hepatitis B kronis jika HBsAg + lebih dari 6 bulan dan juga disertai peningkatan ALT/SGPT yang menetap. Hepatitis B kronis sendiri dibagi menjadi 2 lagi berdasarkan pemeriksaan HbeAg, yaitu yang HBeAg positif dan HBeAg negatif. Jika HbeAg positif, berarti terjadi perbanyakan virus hepatitis B yang aktif, sedangkan jika HbeAg negatif tidak selalu berarti tidak terjadi perbanyakan virus, sehingga jika HbeAg negatif diperlukan pemeriksaan HBV DNA untuk mengetahui jumlah virus yang beredar.

Untuk itulah pasien diatas disarankan memeriksa beberapa pemeriksaan tambahan guna mengetahui, sebenarnya beliau perlu diobati atau tidak karena untuk menentukan perlu diobati atau tidak, ada "rasionalisasinya" tersendiri. Pada contoh diatas, jika harapan pasien adalah HBsAg nya menjadi negatif (istilah medisnya serokonversi), dokter terlebih dulu akan menentukan sebenarnya pasien ini Hepatitis B Akut atau Hepatitis B kronik, karena kalo hepatitis B akut, 97 % pasien dewasa akan mengalami perubahan HBsAg menjadi negatif (serokonversi) secara spontan, sedangkan jika hepatitis B kronis maka serokonversi ini relatif jarang, kemungkinannya hanya 0.8-2% per tahun.

Jadi kenapa seorang tenaga kerja harus dibatalkan kemungkinannya untuk bekerja hanya karena hepatitis..Kalau menurut hemat saya ini karena pihak perusahaan tidak mau menanggung biaya pemeriksaan dan pengobatan untuk hepatitis yang bisa dibilang sangat mahal (lain dengan HIV yang obatnya disediakan secara gratis)..Jadi sebenarnya hepatitis juga masalah yang cukup besar disamping HIV.
Semoga Bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun