Tausiyah Hari Raya Idul Adha 1434H - LDII
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبّ اْلعَالَمِيْنَ
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. اَمَّا بَعْدُ
اَللهُ اَكْبَرُاَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ، لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ
Saudara muslimin wal muslimat yang berbahagia, Tiada kata yang paling indah yang bisa kita ucapkan selain ucapan puji syukur kita ke hadirat ALLOH Subhanahu wa ta’ala, karena atas limpahan Rohmat, dan Hidayah NYA, kita masih diberi umur panjang dan kesempatan oleh ALLOH SWT Subhana Wata’ala sehingga dapat menghadiri dan melaksanakan sholat Iedul Adha pada tahun 1434 Hijriyah tahun ini dalam keadaan yang aman, selamat, lancar, sukses, manfaat dan barokah dengan ucapan syukur Alhamdullillahirrobbil Alamin. Kalimah syukur juga kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Rosulluloh SAW, para shohabat, tabiit tabiin tabi’ahum bi ihsanin ila yaumiddin, mubaligh/ mubalighot dan para pejuang agama yang telah mengorbankan diri dan hartanya dalam memperjuangkan dan meneruskan agama Islam Agama yang haq ini sampai sekarang dan InsyaALLOH SWT sampai akhir zaman nanti, dengan ucapan Syukur Alhamduillah Jaza Humullohu Khoiro.
Hadirin yang kami hormati,
Hari Raya Idul Adha pada hakekatnya adalah napak tilas dari ibadah dan pengorbanan yang dicontohkan Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail yang begitu sabar dan patuh pada perintah Sang Khalik, ALLOH SWT, yang kisahnya dilukiskan dalam Al Quran dalam surat Ash-Shaffat : 100-103.
رَبّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّلِحِيْنَ. فَبَشَّرْنهُ بِغُلاَمٍ حَلِيْمٍ. فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يبُنَيَّ اِنّيْ اَرى فِى الْمَنَامِ اَنّيْ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرى قَالَ ياَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِيْ اِنْ شَآءَ اللهُ مِنَ الصّبِرِيْنَ. فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّه لِلْجَبِيْنِ. الصفت:100-103 Ya Tuhan, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih, maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat shabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu”. Ia menjawab, “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang shabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, (nyatalah keshabaran keduanya). [QS. Ash-Shaffat : 100-103]
Pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan putranya Isma'il AS digambarkan ALLOH SWT sebagai ujian keimanan yang nyata sebagai mana Firman-Nya dalam surah Ash-Shaffat ayat 106: اِنَّ هذَا لَهُوَ الْبَلؤُا الْمُبِيْنُ yang artinya, 'Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata'.