Mohon tunggu...
Dwiputri Panduwinata Harahap
Dwiputri Panduwinata Harahap Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

(Kosong)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Westworld, Ketika Teknologi dan Filsafat Bertemu

29 November 2016   10:52 Diperbarui: 29 November 2016   13:21 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2015-2016 bisa dibilang tahun dimana banyak series yang merupakan remake dari film jadul, atau serial itu sendiri, atau hanya mengambil setting dunia film atau novel tertentu. Westworld merupakan serial yang terinspirasi dari film tahun 1973 dengan judul yang sama. HBO seperti biasanya selalu memiliki kru-kru dengan nama besar. Mulai dari para aktor dan aktris, hingga sutradaranya. J.J Abrams dan Jonathan Nolan. Mereka berdua pernah bekerja sama membuat serial berjudul Person of Interest. Kesamaan dari serial Westworld dengan Person of Interest adalah adanya sebuah AI (Artificial Intelligent) dan penuh dengan falsafah kehidupan.

Westworld ini sendiri merupakan sebuah taman hiburan, dimana para pelanggan yang disebut sebagai newcomer dalam serial ini, bisa menikmati liburan mereka dalam dunia koboi untuk beberapa hari. Sebetulnya di film ada beberapa setting dunia, bukan hanya era koboi saja, tapi series ini memfokuskannya kepada dunia westernnya. Para pelanggan boleh dan bebas melakukan apa saja, sebab orang-orang yang ada di Westworld ini bukan manusia, melainkan robot yang terlihat hampir mirip manusia. Android? Para robot/android ini disebut sebagai host dalam serial.

Analogi yang saya gunakan untuk menjelaskan dunia Westworld ini adalah, bayangkan Westworld sebagai sebuah video game. Dimana para host adalah NPC (Non-playable character. Karakter yang kerjanya cuma diam ditempat atau mondar-mandir tidak jelas) yang ditugaskan untuk membantu, dalam bentuk apapun, para player atau newcomer untuk menikmati liburan mereka selama di Westworld. 

Para host ini memiliki sebuah narasi, yang merupakan kehidupan mereka jika dilihat dari sudut para host. Narasi ini berulang terus dan terus dan itu-itu saja, atau istilahnya loop. Hingga suatu hari loop tersebut patah ketika salah satu host mereka rusak. Para tim pengelola Westworld yang terbagi dalam beberapa divisi tentunya berusaha untuk mencari tahu apa penyebab rusaknya host tersebut dan disaat yang bersamaan mereka berusaha untuk tidak menimbulkan kepanikan.

Series ini menggunakan empat sudut pandang penceritaan. 

Dari sisi para host, ada Dolores Abernathy yang diperankan sangat brilian oleh Evan Rachel Wood. Kemudian ada Maeve Millay (Thandie Newton), sang pemilik kedai minum/rumah bordil dan Teddy Flood (James Marsden) sang koboi dengan masa lalu yang kelam. Kemudian dari sudut pandang tamu ada Wiliam (Jimmi Simpson) dan Logan (Ben Barnes). Kemudian dari sudut pandang para tim pengurus Westworld ada the one and only Sir Anthony Hopkins yang memerankan Dr. Robert Ford, sang pendiri Westworld. 

Lalu ada Bernard Lowe (Jeffrey Wright), dia yang mengurus semua perilaku para host. Jadi jika ada host yang melakukan hal yang tidak wajar, maka Bernard yang mengurusnya. Kepala divis yang menjaga keamanan Westworld Theresa Cullen (Sidse Babett Knudsen) dan Lee Sizemore (Simon Quarterman) yang menulis narasi-narasi untuk para host. 

Sudut pandang terakhir adalah Man in Black yang diperankan Ed Harris. Man in Black ini sebenarnya adalah newcomer yang sudah sering datang ke Westworld dan merasa bosan dengan apa yang ditawarkan oleh Westworld. Gampangnya, Man in Black ingin melihat level selanjutnya yang ditawarkan oleh Westworld.

Dalam judul tulisan ini saya mengatakan kalau Westworld adalah serial teleisi yang menggabungkan antara teknologi dan filsafat. Bahkan bisa dibilang kedua hal itulah yang menjadi inti dari serial ini. Analogi yang digunakan oleh tim penulis untuk menjelaskan hubungan antara Tuhan dan makhluk ciptaannya.

Jika anda penggemar genre sci-fi, series ini sangat sayang untuk dilewatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun