Mohon tunggu...
Pandapotan Silalahi
Pandapotan Silalahi Mohon Tunggu... Editor - Peminat masalah-masalah sosial, politik dan perkotaan. Anak dari Maringan Silalahi (alm) mantan koresponden Harian Ekonomi NERACA di Pematangsiantar-Simalungun (Sumut).

melihat situasi dan menuliskan situasi itu

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mengapa Memilih Tenis Meja?

4 Oktober 2020   23:13 Diperbarui: 4 Oktober 2020   23:35 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ini bukan seorang olahragawan. Saya juga bukan petenis meja yang cukup andal. Namun saya punya alasan tersendiri, mengapa saya memilih tenis meja sebagai olahraga favorit dibanding cabang olahraga lain.

Sejujurnya, mengenal  olahraga tenis meja, belum terlalu lama. Ya masih tergolong baru. Awal-awal saya mempelajari tenis meja spontan saya langsung tertarik.

Tak pernah terlintas dalam benak saya untuk menjadi seorang petenis meja profesional. Motivasi saya untuk bermain tenis meja praktis hanya untuk sekadar olahraga yang mudah mengeluarkan keringat. Karena saya sadar, sebagai pekerja media, dalam keseharian bekerja saya kebanyakan duduk di depan komputer.

Kalau tidak dibarengi dengan pergerakan (olahraga) bisa fatal akibatnya. Itulah yang saya sadari mengapa saya harus berolahraga.

Lantas mengapa memilih tenis meja?

Diatas, saya sudah jelaskan, sejak pertama mengenal tenis meja, saya langsung tertarik. Sudah banyak dampak positif yang saya rasakan sendiri setelah bermain tenis meja.

Sekadar berbagi dengan kompasianer, olahraga tenis meja merupakan sebuah olahraga permainan. Kalau saya banding-bandingkan dengan berlari, tenis meja lebih praktis dan cepat mengeluarkan keringat.

foto: dok pribadi
foto: dok pribadi
Selain olahraga yang bersifat ringan tapi serius, jenis olahraga ini pun relatif lebih irit. Dengan bermodal Rp150 ribu, kita sudah punya bet tenis meja yang berkualitas bagus.

Kenapa saya katakan irit, coba kalian bayangkan dengan olahraga badminton (bulu tangkis), berapa harga pasaran sebuah raket badminton. Untuk ukurang dibawah standar kualitasnya mungkin hampir Rp 500 an ribu. Belum lagi 'bola' raket yang bolak balik dipukul bakal cepat rusak, padahal harganya tegolong mahal. Selain itu, permainannya pun cukup berat dan membutuhkan lokasi khusus.

Masih banyak perbedaan yang saya rasakan antara tenis meja dengan badminton.

Hal lain, yang bikin saya lebih mencintai tenis meja, permainan bisa mengundang canda dan tawa. Bermain tenis meja, seluruh badan bergerak.  Tidak itu saja, kita juga dilatih dengan kecepatan mata. Karena  bak kata Iwan Fals, bola 'pimpong' memang lincah. Kita pun bisa bermain dengan banyak trik untuk mengalahkan lawan. Istilah smash, bola putar, back hand dan masih banyak istilah lainnya yang tidak saya hafal.

Bermain tenis meja, menurut saya, lebih efektif untuk membakar kalori. Anda mungkin bisa bermain 3 set sekaligus dengan durasi permainan antara 30 menit hingga 45 menit (non stop). Anda mungkin belum tentu bisa berlari dengan durasi 30 sampai 45 menit bukan?

Bagi Anda yang mungkin pekerja kantoran atau profesional muda, tak ada salahnya memilih olahraga tenis meja. 

Selain banyak membakar kalori, untuk kesehatan jantung pun memang perlu. Semoga bermanfaat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun