Tabloid BOLA, sebagai salah satu media cetak mingguan dengan segmentasi pasar khusus menyajikan berita-berita olahraga, per November 2018 mengikrarkan diri untuk mundur dari perhelatan bisnis media cetak.Â
Perusahaan media cetak yang tergabung dalam media grup raksasa sekelas Gramedia/Kompas tentu ini cukup mengagetkan. Terlahir 3 Maret 1984 Tabloid BOLA, selama 34 tahun menjadi teman setia pembaca penggemar dunia olahraga di negeri ini, akhirnya harus 'mengibarkan bendera putih'.
Penulis tidak tahu persis mengapa hal ini bisa terjadi. Mengingat Tabloid BOLA sejauh ini cukup eksis di blantika bisnis media cetak. Namun sebagai orang awam, saya hanya bisa menduga, bahwa majalah mingguan ini sudah tak bisa bersaing lagi dengan up dating pemberitaan yang disiarkan pesaingnya yakni bisnis media online.
Karena Tabloid BOLA sebagai majalah mingguan yang hanya tiap pekan hadir ke tangan pembaca, harus menyerah kalah dengan perkembangan pemberitaan yang disajikan media online yang dalam hitungan detik atau menit terus berkembang pesat.
Saya yakin, mundurnya Tabloid BOLA dari kancah bisnis media cetak, bukan semata-mata dipengaruhi faktor financial. Kecukupan modal grup Kompas-Gramedia sejak dulu tak perlu diragukan. Sistem subsidi dari grup media ini sejatinya masih bisa membiayai Tabloid BOLA untuk tetap survival (bertahan hidup).
Tapi, sekali lagi, saya yakin dengan pasti, hal ini tidak terkait dengan permodalan.
Apalagi managemen Tabloid BOLA mulai dari kru redaksi, pemasaran hingga periklanan cukup profesional di bidangnya. Bahkan selentingan yang pernah saya dengar bahwa peng-iklan di Tabloid BOLA harus antre hingga beberapa bulan ke depan jika ingin memasang iklan di Tabloid yang didirikan Djakob Oetama itu.
Sejujurnya saya tak ingin membandingkan antara Djakob Oetama sebagai pendiri Tabloid BOLA dengan Rony Purba sebagai pendiri sekaligus owner Koran Top Metro. Begitupun Tabloid BOLA sebagai salah satu anak perusahaan Kompas-Gramedia dengan media grup Koran Top Metro (media online http://topmetro.news) yang kini sudah mulai bisa bersaing dengan media online ternama di negeri ini.
Bukan pula ada maksud penulis untuk mengukur kemampuan financial yang dimiliki owner Koran Top Metro. Jika Tabloid BOLA harus mundur lantaran tak bisa bersaing dengan perkembangan pemberitaan yang disajikan media online, masalah Koran Top Metro ada dimana?
Jawabnya hanya ada di tangan managemen Koran Top Metro. Sejatinya para kru Koran Top Metro bisa berkaca dengan tingkat persaingan yang cukup tinggi saat ini. Ingin bersaing dengan media cetak koran/tabloid kriminal di Sumatera Utara? Silakan perkuat pondasi. Pondasi yang kuat, tidak semata-mata diukur dari financial (kemampuan keuangan) pemilik modal.
Para personil yang ada di managemen Koran Top Metro seharusnya dapat menyadari, 3 tahun usianya bisa merefleksi diri. Jangan 'berpangku tangan', tidak perlu 'besar kepala' dan bekerjalah sebaik mungkin. Ukir prestasi yang memikat hati pembaca, perkuat segala lini termasuk di bagian periklanan dan pemasaran.
Sejujurnya kita tidak ingin Koran Top Metro hanya sebuah media yang sekadar hidup. Tapi dapat memberi apresiasi dan edukasi terhadap pembaca di Sumatera Utara.
Penyajian bahasa yang santun, akan jauh lebih memikat jika dibandingkan dengan penyajian yang kasar. Tapi semua itu terpulang kepada managemen Koran Top Metro.
Porsi pemberitaan yang disajikan ke pembaca pun sejatinya harus dievaluasi ulang. Sekadar saran, porsi berita-berita 'ngocok' (istilah orang Medan untuk berita seremonial) yang kita temukan di Koran Top Metro sudah saatnya dikurangi.Â
Maju mundurnya Koran Top Metro kini ada di tangan Lilik Riady Dalimunthe, sebagai Pemimpin Redaksi, dipercaya sebagai tampuk pimpinan tertinggi di keredaksian.
Sekali lagi, sebagai orang Medan dan pembaca setia Koran Top Metro, saya tidak ingin ikut campur dalam strategi pengembangan Koran Top Metro. Namun satu hal yang pasti, saya tidak berharap nasib Koran Top Metro ke depan mirip dengan Tabloid BOLA oleh karena sesuatu hal. Semoga!
Akhirnya dari Bandung-Jawa Barat, penulis hanya bisa berharap agar Koran Top Metro tetap eksis. Selamat Ultah ke 3 Koran Top Metro, Bravo! (*)
Bandung, Jawa Barat 27102018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H