Para personil yang ada di managemen Koran Top Metro seharusnya dapat menyadari, 3 tahun usianya bisa merefleksi diri. Jangan 'berpangku tangan', tidak perlu 'besar kepala' dan bekerjalah sebaik mungkin. Ukir prestasi yang memikat hati pembaca, perkuat segala lini termasuk di bagian periklanan dan pemasaran.
Sejujurnya kita tidak ingin Koran Top Metro hanya sebuah media yang sekadar hidup. Tapi dapat memberi apresiasi dan edukasi terhadap pembaca di Sumatera Utara.
Penyajian bahasa yang santun, akan jauh lebih memikat jika dibandingkan dengan penyajian yang kasar. Tapi semua itu terpulang kepada managemen Koran Top Metro.
Porsi pemberitaan yang disajikan ke pembaca pun sejatinya harus dievaluasi ulang. Sekadar saran, porsi berita-berita 'ngocok' (istilah orang Medan untuk berita seremonial) yang kita temukan di Koran Top Metro sudah saatnya dikurangi.Â
Maju mundurnya Koran Top Metro kini ada di tangan Lilik Riady Dalimunthe, sebagai Pemimpin Redaksi, dipercaya sebagai tampuk pimpinan tertinggi di keredaksian.
Sekali lagi, sebagai orang Medan dan pembaca setia Koran Top Metro, saya tidak ingin ikut campur dalam strategi pengembangan Koran Top Metro. Namun satu hal yang pasti, saya tidak berharap nasib Koran Top Metro ke depan mirip dengan Tabloid BOLA oleh karena sesuatu hal. Semoga!
Akhirnya dari Bandung-Jawa Barat, penulis hanya bisa berharap agar Koran Top Metro tetap eksis. Selamat Ultah ke 3 Koran Top Metro, Bravo! (*)
Bandung, Jawa Barat 27102018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H