Hujan deras yang turun di Kota Medan dan sejumlah daerah di Sumatera Utara 9-10 Oktober 2018 mengakibatkan banjir. Beberapa ruas jalan di kota besar di Medan terendam. Akibat kondisi banjir itu, banyak siswa sekolah yang batal melanjutkan perjalanan ke sekolah lantaran jalanan tak bisa dilalui.
Di sejumlah kawasan di Marelan-Belawan ketinggian air mencapai setengah meter. Banyak anak-anak memanfaatkan kondisi itu dengan menjadikan banjir sebagai lokasi kolam berenang. Tanpa memikirkan dampak, mereka terlihat asyik saja berenang.
Kondisi terparah banjir di Simalungun. Sungai Bah Bolon yang meluap di Jembatan Dolok Sinumbah mengakibatkan sepasang suami istri bernama Daulat Siagian (60) dan Yusnita Sitorus (46) warga Huta I Nagori Sahkuda Bayu, Kecamatan Gunung Malela dilaporkan tewas terseret banjir, Rabu (10/10/2018) sekira Pukul 03.30 WIB,
Tak hanya mereka, bersama rumah warga lainnya, terseret luapan air sungai Bah Bolon.
Info yang sudah viral di sosial media termasuk beberapa media online lokal, kedua korban banjir itu ditemukan di lokasi berbeda namun dalam kondisi meregang nyawa (meninggal dunia).
Lantas bagaimana jika ada pertanyaan kepada Edy Rahmayadi selaku Gubernur Sumatera Utara seputar kondisi banjir ini? Apakah akan kembali menjawab 'ceplas-ceplos' seperti yang ramai dibicarakan belakangan ini?
Banjir di Sumut Jangan Anggap Enteng
Peristiwa banjir di Medan secara khusus dan Sumatera Utara secara umum, jangan dianggap enteng.
Beberapa waktu lalu, warga pinggiran Sungai Deli ditemukan meninggal dunia. Begitu pun bocah di kawasan Katamso, akibat banjir seorang bocah balita ditemukan tewas.
Masih banyak peristiwa banjir di daerah ini yang menyisakan duka mendalam. Tapi anehnya, belum ada terlihat aksi nyata dari pemerintah setempat.
Wakil Walikota Medan Ir Akhyar Nasution malah uring-uringan ketika ditanya soal banjir di kota Medan. ''Jangan bertanya saja, kasih solusi dong.''
Begitu pun dengan warga Medan Denai, yang ramai mengutuk kinerja aparatur Pemko Medan.
Keluh kesal warga memang masuk akal. Bagaimana tidak, sistem drainase di daerah ini masih tergolong amburadul. Secara teknis, penulis memang tak begitu mahir menggambarkan kondisinya. Namun faktanya, hujan sebentar, banjir mengancam. Begitulah realitanya.
Medan kan Sumut Juga
Sekali lagi, jika ada pertanyaan soal banjir kepada Gubernur Sumut, kira-kira apa ya jawabannya? Harapannya sebagai orang nomor satu di Sumut, Edy Rahmayadi tak bisa mengelak jika ditanya soal banjir di Medan. Apalagi Medan, kan bagian geografis dari Sumatera Utara juga? (***)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H