Mohon tunggu...
Pandapotan Silalahi
Pandapotan Silalahi Mohon Tunggu... Editor - Peminat masalah-masalah sosial, politik dan perkotaan. Anak dari Maringan Silalahi (alm) mantan koresponden Harian Ekonomi NERACA di Pematangsiantar-Simalungun (Sumut).

melihat situasi dan menuliskan situasi itu

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kami Warga Sumut Punya Gubernur yang Aduhai

27 September 2018   00:09 Diperbarui: 27 September 2018   12:59 1820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edy Rahmayadi saat menyaksikan pertandingan PSMS Medan vs Persela Lamongan, Jumat (21/9/2018). Foto: Kompas

Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara belakangan viral di media sosial. Bahkan sosoknya sempat menjadi trending topik di twitter. Semua itu lantaran aksinya yang dianggap 'unik' tidak seperti Gubernur atau pejabat umum lainnya. Terakhir, Edy Rahmayadi mendadak 'tenar' pasca diwawancarai Aiman Wicaksono dari Kompas TV yang videonya ramai dibicarakan netizen.

Harus diakui, sosok jenderal bintang tiga ini memang belum sebulan resmi menjabat Gubernur di Sumatera Utara.  

Tapi, banyak orang menilai, Edy Rahmayadi Gubernur Sumut yang aduhai. Ya, aduhai, mungkin maksudnya Edy Rahmayadi tiba-tiba heboh karena beberapa kali tindakannya mengundang perhatian publik.

Dari yang saya catat, sejumlah peristiwa yang terjadi dalam beberapa hari belakangan ini Edy Rahmayadi memang selalu dipergunjingkan. Terutama kaum netizen di media sosial.

Tampar Supporter Sepakbola

Lihatlah sikapnya yang menampar seorang penonton sepakbola yang notabenenya supporter PSMS Medan di Stadion Teladan Medan ketika menyaksikan pertandingan PSMS Medan melawan Persela Lamongan, Jumat (21/9/2018) malam.

Aksi 'tempeleng' terhadap supporter itu terekam kamera. Entah siapa yang memulai membagikan video itu. Peristiwa ini lantas tiba-tiba viral di media sosial. Meski pada akhirnya Edy Rahmayadi membantah tidak menampar supporter itu, tapi tidak lantas bikin netizen begitu saja percaya ucapannya. Apalagi di tayangan yang sudah beredar luas itu, supporter tadi memang terlihat ditampar. Akibat peristiwa ini, Edy Rahmayadi diberi gelar para netizen dengan istilah 'tukang pastap' atau gubernur tukang tampar.

Setelah peristiwa itu, Edy Rahmayadi memang membuat klarifikasi, pernyataan bantahan. Dia mengaku hanya mengingatkan saja para supporter untuk tetap menjaga sportivitas. Edy Rahmayadi 'keukeh' tidak menampar melainkan hanya mengelus pipi sang supporter lantaran menyalakan flare. Mengelus pipi, benarkah begitu?

Usir Demonstran Perempuan

Sebelumnya Edy Rahmayadi juga menjadi 'buah bibir' lantaran mengusir seorang demonstran nelayan perempuan. Aksi usir ini pun terekam video dan kini beredar luas di masyarakat. Konon Edy Rahmayadi merasa tersinggung karena saat dirinya berbicara, demonstran perempuan itu terlihat sedang berteriak-teriak hingga akhirnya diusir dari kerumunan massa. Peristiwa pengusiran demonstran perempuan ini terjadi Kamis (13/9/2018).

Dari dua peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu bulan September ini kaum netizen memberi Edy Rahmayadi dua gelar yakni 'Tukang Usir' dan 'Tukang Pastap' alias tukang tampar.

Sebagai Ketua Umum PSSI

Belum pupus dari ingatan dua peristiwa tampar dan usir itu, belakangan muncul lagi kasus baru. Ya, peristiwa Haringga Sirla supporter Persija yang tewas dikeroyok oknum supporter Persib Bandung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api  (GBLA), Bandung, Minggu (23/9/2018) membuat Edy Rahmayadi 'tenar' kembali. 

Sebagai Ketua Umum PSSI, sudah sewajarnya dimintai komentarnya seputar peristiwa ini. Namun ketika pertanyaan merembet ke masalah 'double job' Edy Rahmayadi yakni sebagai Gubernur Sumut dan Ketua Umum PSSI, dari sinilah terjadi awal malapetaka itu.

Sosok Edy Rahmayadi tampaknya tak terlalu suka dengan pertanyaan Aiman dari Kompas TV yang mengaitkan posisi dirinya sebagai Gubernur Sumatera Utara dan Ketua Umum PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia).

Hanya sekadar menyegarkan ingatan kita, penulis sempat mencatat transkrip perbincangan mereka:

Tanya: ''Anda merasa terganggu ketika tugas Anda, tanggungjawab Anda menjadi gubernur, kemudian juga menjadi Ketua Umum PSSI''

Jawab: Sembari mengusap hidung, Edy Rahmayadi hanya menjawab: ''Apa urusan Anda menanyakan itu?''

Tanya: ''Saya bertanya kepada Anda, Pak. Apakah Anda merasa seperti itu, kalau tidak tentu Anda tinggal menjawab. Ini pertanyaan yang sederhana sesungguhnya Pak Edy''

Jawab: Seolah tak mau kalah, Edy Rahmayadi menimpali: ''Bukan hak Anda juga bertanya kepada saya.''

Tanya: ''Wartawan punya hak untuk bertanya apa saja''

Jawab: ''Oke terimakasih. Saya juga punya hak untuk tidak menjawab! Walaikumsalam.''

Setelah kasus tanya jawab dengan wartawan viral di media sosial dan menjadi trending topik di twitter, lagi-lagi Edy Rahmayadi kembali mendapat gelar dari netizen.

Kalimatnya yang berbunyi  ''Apa urusah Anda menanyakan itu?'' dan ''Bukan hak Anda juga bertanya kepada saya'' ini pun sering diplesetkan dengan aneka kalimat yang mengundang tawa.

Undang Pemimpin Redaksi dan Pemilik Media

Entah ada hubungannya atau tidak, Selasa (25/9/2018) Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi tiba-tiba mengundang seluruh Pemimpin Redaksi dan pemilik media massa ke kantor Gubernur. Di sana, Edy Rahmayadi, sebagai gubernur (red, bukan Ketua Umum PSSI) meminta agar media massa turut memberitakan hal-hal positif untuk pembangunan daerah Sumatera Utara.

Terkait penampilannya yang bersuara keras, Edy Rahmayadi minta masyarakat jangan sepenuhnya menyalahkan dirinya.

''Kalau suara saya keras jangan salahkan saya. Begitulah tipikal saya dalam berbicara. Saya bukan arogan. Salahkan emak saya kalau cara bicara dan tutur kata saya seperti ini!"

Nah, dari sejumlah rentetan persoalan yang terjadi hingga membuat nama Edy Rahmayadi mendadak tenar, apalagi semuanya terjadi dalam kurun waktu tak begitu lama, menjadikan sosok Edy Rahmayadi sebagai Gubernur Sumut yang aduhai.

Terlepas latarbelakangnya sebagai seorang tentara, tapi sejatinya begitulah kepribadiannya, sesuai pengakuannya di hadapan para Pemimpin Redaksi yang diundangnya ke kantor Gubernur. 

Mungkin dengan rentetan persoalan dalam sebulan ini, dapat dijadikan sebagai pelajaran baru yang berharga. Ya, pelajaran kesadaran, sadar bahwa kini dirinya kini bukan seorang tentara, melainkan masyarakat sipil. Jadi, Edy Rahmayadi masih punya waktu untuk belajar, apalagi duduk sebagai Gubernur Sumatera Utara pun masih terbilang seumur jagung, bisa dihitung dengan jari.

Tapi jika ke depan, Edy Rahmayadi tidak bisa mengubah style, karakter, penampilan dan tipikalnya, itu jugalah yang membuat dirinya benar-benar sebagai Gubernur Sumut yang aduhai. Semakin aduhai, karena Edy Rahmayadi masuk dalam kategori 'gubernur langka' di Indonesia. Semoga! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun