Mohon tunggu...
Dyah Purba Ningrum Widyastuti
Dyah Purba Ningrum Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Membuat Video Berkualitas: Review "I'm Here Too"

27 Februari 2019   08:26 Diperbarui: 1 Maret 2019   07:36 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: arsip dari screenshoot youtube

Dalam membuat sebuah karya kualitas menjadi hal yang paling dihormati dan salah satu penentu faktor yang membuat orang tertarik untuk melihat karyamu. Hal itu pula yang perlu kamu pertimbangkan ketika membuat video. 

Memang tidak ada formula sempurna untuk bisa membuat video yang sempurna karena setiap orang memiliki perspektif dan pendapat yang berbeda. Akan tetapi Jason R. Rich memiliki 6 elemen yang menurutnya dapat membuat video sukses yang berkualitas, yaitu:

  1. Dalam beberapa detik pertama di video dengan cepat menunjukkan tentang apa dan apa yang ditawarkan oleh video tersebut.
  2. Video memiliki target penonton yang spesifik dan memiliki tujuan yang jelas.
  3. Memiliki konten video yang terlihat unik serta memiliki ciri khas dari video yang lainnya.
  4. Video memberikan informasi yang berguna, informatif, menghibur, menarik, dan mendidik..
  5. Kualitas produksi memiliki suara yang bagus dan menggunakan beberapa background musik.
  6. Judul video langsung pada intinya sehingga penonton langsung paham video apa yang mereka ingin tonton.

Tentang Apa Sih?

Video ini bercerita tentang seorang anak remaja yang memiliki kehidupan yang 'perfect', dia mempunyai pacar yang manis, teman yang saling membantu, dan keluarga yang hangat. Namun ternyata hal itu tetap membuatnya menderita dari depresi.

Short film karya Brendan Byrne ini menceritakan kisah yang mengharukan mengenai Claire, tokoh utamanya, mengenai petualangan emosionalnya melalui mata Claire sendiri.

Untuk lebih mendalami kamu bisa menontonnya di bawah ini. Video ini benar-benar mengambil perspektif dari orang yang memiliki depresi dan keinginan bunuh diri. 

Warning bagi kalian yang tidak kuat dalam menonton adegan bunuh diri atau memiliki mental yang lemah karena memiliki pengalaman pribadi disarankan tidak menonton. 


Review "I'm Here Too"

Berdasarkan 6 elemen yang disebutkan oleh Jason, pertama short film ini tidak terlalu cepat dalam memberikan gambaran tentang apa yang ditampilkannya. 

Di detik-detik awal lebih banyak peringatan karena memang topik yang dibawakan sangat sensitif dan film ini secara perlahan menceritakan karakternya untuk membangun emosi penonton.

Akan tetapi hal itu tertutupi karena judul yang dimiliki to the point, yaitu menyebutkan short film ini mengenai bunuh diri remaja. Orang yang membacanya dapat dengan cepat mengetahui isi dari film tersebut, bahkan thumbnail video tersebut menggambarkan foto orang yang kesakitan semakin memperjelas video apa itu.

Dari judul pun sepertinya kita dapat dengan mudah menebak siapa yang ditargetkan untuk video tersebut, yaitu mengkhusus pada remaja yang memiliki keinginan bunuh diri dan juga penonton yang ketika menontonnya merasakan seperti Claire.

Bukan hanya menampilkan cerita bagaimana dia menderita dari deperesi dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri, dalam film itu sebenarnya memberikan sebuah edukasi agar jangan melakukan bunuh diri. 

Himbauan itu dapat dilihat dengan jelas pada hampir semua dialog Claire ketika dirinya sudah meninggal dan melihat keluarganya menangis dimulai pada menit 11:37.

Sumber: screenshoot dari youtube
Sumber: screenshoot dari youtube
Kita juga bisa melihat menit 12:40, yaitu dialog "meskipun ini sudah terlambat untukku, ini tidak terlambat untukku" dan "aku juga di sini" dengan maksud para penonton yang merasakan rasa sakit yang sama seperti Claire dapat lebih menimbang kembali pikiran atau keputusannya untuk melakukan bunuh diri.

Di satu sisi mendidik agar penonton jangan sampai melakukan bunuh diri di satu sisi film ini juga menghangatkan orang-orang yang dittinggal oleh seseorang yang mengambil keputusan bunuh diri. 

Lewat dialognya "aku tidak ingin kamu berpikir apa yang dulu kamu bisa lakukan untuk menyelamatkanku" seolah memberi edukasi kepada yang ditinggalkan kalau dia sudah tidak apa-apa, jangan kasihani dia.

Sisi unik dan khas dari film ini adalah bagaimana penggambaran cerita dari sudut pandang Claire terlebih adegan ketika Claire memutuskan untuk bunuh diri dan keluarganya menemukan dia, hal itu dibuat dengan selambat mungkin membuat penonton lebih merasa emosional.

Ditambah lagi pada adegan di menit-menit terakhir memiliki dialog yang luar biasa dan unik. Dialog yang diucapkan Claire terlihat tidak menyudutkan seseorang yang memiliki keinginan bunuh diri di mana sebaliknya banyak dialog yang mengatakan keputusannya bukanlah sebuah cerita yang sedih.

Sumber: screenshoot dari Youtube
Sumber: screenshoot dari Youtube
Kualitas video ini sangatlah bagus. Backsound yang digunakan sangat mendukung emosional penonton di saat-saat yang pas. Kualitas juga tidak diragukan lagi karena terdengar dengan sangat jelas.

Dengan kualitas tinggi yang dimiliki film ini membuat menonton film ini tidak merasa nyaman karena terganggu jeleknya kualitas produksi sehingga dapat fokus mendalami film tersebut.

Lima dari enam elemen yang disebutkan oleh Jason telah dipenuhi oleh video ini sehingga dapat dikatakan film yang dibuat ini adalah video dengan kulitas yang sangat baik sehingga dapat sukses dalam mencapai targetnya dan memenuhi tujuan pembuatan film ini.

Dengerin Podcastnya yuk!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun