Mohon tunggu...
Dicky Permana
Dicky Permana Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Seorang suami dan ayah dari seorang anak. Menyukai Hal-hal berbau statistika dan analisis data. Terkadang menulis di waktu senjang. dickypermana.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Tol Bocimi Diresmikan, Transportasi Umum Bogor-Sukabumi Belum Memadai

3 Desember 2018   18:00 Diperbarui: 4 Desember 2018   12:59 1147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerimis masih mengguyur di Kota Hujan Bogor. Beberapa Minibus Mitsubishi L300 tua berderet di Jalan Cidangiang, tepat di seberang Terminal Baranangsiang. Tak peduli akan gerimis yang turun, para calo berteriak memanggil-manggil calon penumpang. 

Minibus-minibus tua tersebut adalah angkutan umum jurusan Bogor-Cianjur dan Bogor-Sukabumi. Untuk membedakan kedua jurusan tersebut, minibus jurusan Bogor-Cianjur biasanya berwarna putih polos, sedangkan minibus jurusan Bogor-Sukabumi berwarna mencolok dan diberi gambar pada badan minibus.

Hari Jumat malam, penumpang ke arah Sukabumi lebih ramai dibandingkan hari biasanya. Banyak penumpang dari Jakarta maupun Bogor yang hanya bisa mengandalkan minibus ini untuk pulang-pergi ke Sukabumi. 

Jika boleh saya deskripsikan, kondisi minibus sangat mengkhawatirkan. Selain usia minibus yang sudah sangat tua, kondisi di dalam minibus juga sangat sempit dan tidak nyaman. 

Jika cuaca sedang panas, cucaca di dalam terasa sangat panas dan hanya mengandalkan angin jendela saja sebagai pendingin. Sedangkan jika sedang hujan, tak jarang air masuk di sela-sela jendela sehingga penumpang yang berada di dekat jendela akan basah terkena air hujan. Sebanyak 15 penumpang harus rela berdesak-desakan karena minibus tak akan berangkat sampai penumpang penuh. 

Penumpang bisa menunggu 30-60 menit hingga minibus benar-benar penuh. Soal harga jangan ditanya, meskipun harga normal adalah Rp 25.000 rupiah sekali jalan, namun ketika momen-momen libur panjang seperti lebaran dan tahun baru, tak jarang sopir menaikan sendiri tarif hinga lebih dari 2 kali lipat harga normal. 

sukabumiupdate.com
sukabumiupdate.com
Julukan "mobil setan" sudah turun-temurun melekat pada angkutan ini. Hal ini dikarenakan sopir sering memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi meskipun kondisi lalu lintas sedang macet. 

Tapi uniknya, hal ini justru manjadi salah satu "keunggulan" karena waktu tempuh menjadi lebih singkat. Sopir seolah-olah sudah menyatu dengan mobil dan jalan karena hapal setiap tikungan dan kondisi jalan baik melalui jalur biasa maupun jalur alternatif.

Tak banyak alternatif angkutan umum Bogor-Sukabumi yang bisa digunakan karena kereta api Argo Pangrango hanya memiliki jadwal keberangkatan 3 kali saja dalam sehari, itupun selalu penuh terutama di akhir pekan. Sehingga harus memesan setidaknya 3-7 hari sebelum keberangkatan agar kebagian tempat duduk. Alternatif lain seperti Trans Travel harganya cukup mahal dan jumlahnya yang masih terbatas.

Mobilitas Jalur Bogor-Sukabumi Sangat Tinggi

Dari pengalaman saya pulang-pergi ke Sukabumi dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan umum maupun kendaraan pribadi, saya berkesimpulan bahwa jalur ini merupakan jalur dengan mobilitas yang sangat tinggi. Banyak pejuang PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad) yang berasal dari Sukabumi dan bekerja di Bogor atau Jakarta yang pulang-pergi setiap minggu nya. Jalur ini juga bisa jadi alternatif ke arah Cianjur jika jalur puncak sedang macet total. 

Namun sayangnya, jalur Bogor-Sukabumi terkenal dengan kemacetannya yang seakan tak kenal waktu. Jarak 57 kilometer Bogor-Sukabumi bisa ditempuh 5-7 jam. Penyebab kemacetan di jalur Bogor-Sukabumi antara lain karena keluar-masuk karyawan pabrik, pasar tradisional, perbaikan jalan, dan banyaknya kendaraan besar yang melintas di sepanjang jalur Bogor-Sukabumi.

Pemerintah tidak berdiam diri dalam mengatasi hal ini. Di akhir tahun 2013, menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan Kereta Api Pangrango yang menggantikan KRD Bumi Geulis. 

Namun dengan jadwal keberangkatan hanya 3 kali per hari dan kapasitas gerbong yang terbatas, keberadaan KA Pangrango dirasa masih belum cukup menampung tingginya animo masyarakat. Pembangunan jalur kereta double track harus dipercepat untuk meningkatkan kapasitas penumpang KA Pangrango.

bogor.tribunnews.com
bogor.tribunnews.com
Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi)

Pada 2 Desember 2018 kemarin, Presiden Joko Widodo secara resmi membuka jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) seksi I atau ruas Ciawi-Cigombong sepanjang 15,35 kilometer. Proyek tol yang mangkrak selama 21 tahun ini sempat dibuka secara fungsional pada libur lebaran tahun 2018 ini. 

Dengan dibukanya tol Bocimi seksi I ini, Jokowi mengharapkan waktu tempuh Bogor-Sukabumi bisa dipangkas secara signifikan. Menurut Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono, masyarakat Sukabumi sangat antusias dengan peresmian tol Bocimi ini. 

"Tentunya kami atas nama warga Sukabumi mengucapkan terima kasih, paling tidak perjalanan dari Kota maupun Kabupaten Sukabumi ke arah Ciawi, Bogor atau Jakarta bisa menghemat waktu satu sampai dua jam," kata Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono di Sukabumi.

merdeka.com
merdeka.com
Namun dengan diresmikannya tol Bocimi, belum bisa dirasakan manfatnya oleh sebagian masyarakat terutama penumpang kendaraan umum karena kondisi angkutan umum yang saat ini tersedia masih belum memadai. Pembangunan Tol harus diiringi juga dengan peningkatan kualitas sarana transportasi umum agar bisa dinikmati oleh masyarakat secara luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun