Gerimis masih mengguyur di Kota Hujan Bogor. Beberapa Minibus Mitsubishi L300 tua berderet di Jalan Cidangiang, tepat di seberang Terminal Baranangsiang. Tak peduli akan gerimis yang turun, para calo berteriak memanggil-manggil calon penumpang.Â
Minibus-minibus tua tersebut adalah angkutan umum jurusan Bogor-Cianjur dan Bogor-Sukabumi. Untuk membedakan kedua jurusan tersebut, minibus jurusan Bogor-Cianjur biasanya berwarna putih polos, sedangkan minibus jurusan Bogor-Sukabumi berwarna mencolok dan diberi gambar pada badan minibus.
Hari Jumat malam, penumpang ke arah Sukabumi lebih ramai dibandingkan hari biasanya. Banyak penumpang dari Jakarta maupun Bogor yang hanya bisa mengandalkan minibus ini untuk pulang-pergi ke Sukabumi.Â
Jika boleh saya deskripsikan, kondisi minibus sangat mengkhawatirkan. Selain usia minibus yang sudah sangat tua, kondisi di dalam minibus juga sangat sempit dan tidak nyaman.Â
Jika cuaca sedang panas, cucaca di dalam terasa sangat panas dan hanya mengandalkan angin jendela saja sebagai pendingin. Sedangkan jika sedang hujan, tak jarang air masuk di sela-sela jendela sehingga penumpang yang berada di dekat jendela akan basah terkena air hujan. Sebanyak 15 penumpang harus rela berdesak-desakan karena minibus tak akan berangkat sampai penumpang penuh.Â
Penumpang bisa menunggu 30-60 menit hingga minibus benar-benar penuh. Soal harga jangan ditanya, meskipun harga normal adalah Rp 25.000 rupiah sekali jalan, namun ketika momen-momen libur panjang seperti lebaran dan tahun baru, tak jarang sopir menaikan sendiri tarif hinga lebih dari 2 kali lipat harga normal.Â
Tapi uniknya, hal ini justru manjadi salah satu "keunggulan" karena waktu tempuh menjadi lebih singkat. Sopir seolah-olah sudah menyatu dengan mobil dan jalan karena hapal setiap tikungan dan kondisi jalan baik melalui jalur biasa maupun jalur alternatif.
Tak banyak alternatif angkutan umum Bogor-Sukabumi yang bisa digunakan karena kereta api Argo Pangrango hanya memiliki jadwal keberangkatan 3 kali saja dalam sehari, itupun selalu penuh terutama di akhir pekan. Sehingga harus memesan setidaknya 3-7 hari sebelum keberangkatan agar kebagian tempat duduk. Alternatif lain seperti Trans Travel harganya cukup mahal dan jumlahnya yang masih terbatas.
Mobilitas Jalur Bogor-Sukabumi Sangat Tinggi
Dari pengalaman saya pulang-pergi ke Sukabumi dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan umum maupun kendaraan pribadi, saya berkesimpulan bahwa jalur ini merupakan jalur dengan mobilitas yang sangat tinggi. Banyak pejuang PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad) yang berasal dari Sukabumi dan bekerja di Bogor atau Jakarta yang pulang-pergi setiap minggu nya. Jalur ini juga bisa jadi alternatif ke arah Cianjur jika jalur puncak sedang macet total.Â