Senja beringsut malam, ia tertunduk seorang diri
Sekelebat kenangan mula-mula menghampiri
Memaksa masuk menelusuri peti-peti memori yang dulu ia pasung rapi
Lalu, di kedua matanya yang kosong itu, seorang perempuan tengah duduk mengamati
Dahinya mengernyit, di lidahnya kata-kata telah menjelma es batu
Di dalam jantungnya, ia menggerutu
"mengapa kini bahkan saat rindu itu datang,
Aku seperti kaset rusak yang harus diperbaiki atau mungkin dibuang?"
Ia atur lagi napasnya yang sedari tadi berdengap
Ia khawatir ini hanya mimpi ke sekian yang akan lesap
Matanya berkedip-kedip lagi, mencoba memastikan
Masih sama---kamu tetap ada di hadapan
Perlahan, kamu mendekati
Menyisiri ruang, menujunya
Dengan tapakmu yang sunyi
Kamu terus melangkah
Tiba-tiba ia terlihat begitu tenang
Meruntih beberapa keping kenang
"kamu hanyalah mimpi yang datang berulang," gumamnya
Kamu---berubah cair di sudut bola matanya
Green hill, 21 Oktober 2017
Salam hangat dan semangat dari DP Anggi:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H