Mohon tunggu...
DP Anggi
DP Anggi Mohon Tunggu... Fleelance Writer & Ilustrator -

Raudah-Raudah Sajadah (2013), Hati yang Lillah Mencintai (2016), Diari Kecil di Jalan Cinta-Mu (2016) ❤Puisi❤Ilustrasi❤Doodling❤crocheting❤painting

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dan Andai Tubuh Itu...

14 Januari 2014   19:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:50 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_290094" align="aligncenter" width="300" caption="@Yogzan | http://kumpulan-fotografi.blogspot.com/"][/caption]

*

Tubuh yang tergeletak itu

Dijamah malam sejak matahari tenggelam hingga subuh

Melaur mendekap tubuh yang pejal tersebab udara malam

Entah, telah berapa pasang mata berlalu-lalang lalu memaki dalam diam

.

Pada subuh dengan embun yang turun satu-satu

Tetes-tetes halus itu direguk mulut-mulut yang menunggu

Yang itu, ya! Oleh semut yang berbaris-baris itu

Entah sedang mereguk, atau bisa saja berwudu

.

Ah, andai tubuh itu terbangun tanpa menunggu semburat cahaya menusuk mata

Dan andai tubuh itu memantul padanya ketaatan para semut merah

Ia takkan lelap hingga mendengar suara bising kendaraan penguasa

Ah, pengusaha—sama saja

.

Tak lama, kesiur angin menghantar aroma tanah basah

Basah oleh embun yang hanya sebentar bertahan di kelopak-kelopak saga

Debu-debu bersembunyi di bawah tikar sunyi

Menanti fajar yang segera memudar lalu berhamburan kembali

.

Tubuh itu, menggeliat karena tiba saatnya untuk terjaga, ia usap-usap mata

Matahari belum muncul jua

Tanggung, katanya

Ia kembali menyulam mimpinya

.

Demikianlah

Meski pantulan ketaatan terpaut di mana-mana

Rangkulan kasih-Nya bahkan dirasa biasa

Nikmat malam dan siang terlipat begitu saja karena alasan yang (selalu) sama; rasa lapar masih merumah

Lama sekali tak mengigau…

Pondokan Ikhlas, Panam 14 Januari 2013

Salam hangat dan semangat dari DP Anggi

1389701314846163013
1389701314846163013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun