Mohon tunggu...
Mangatas SM Manalu
Mangatas SM Manalu Mohon Tunggu... Dokter Spesialis Penyakit Dalam -

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan & Klinik AIC, Kuningan City Mall - Jakarta. Instagram: https://www.instagram.com/mangatasm/ Twitter: https://twitter.com/#!/Komangatas3. Facebook: https://www.facebook.com/mangatasm

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bahaya Keracunan Vitamin D Berwujud Gula-gula Jeli

27 Desember 2017   11:34 Diperbarui: 29 Desember 2017   01:21 4983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar 2 b: Jenis-jenis makanan yang kaya vitamin D. Sumber gambar 2 b: https://i.ytimg.com/vi/4DGUMw21CSs/maxresdefault.jpg)

Kondisi yang mempengaruhi kadar vitamin D tubuh
Selain diet dan suplemen vitamin D, berbagai hal lain yang mempengaruhi kadar vitamin D dalam tubuh ialah: konsentrasi awal (basal) 25 (OH) D atau Calcidiol dalam darah, kebiasaan makan yang tidak sehat, proses penuaan, obesitas, kurang aktivitas fisik, faktor geografis (letak negara, musim, waktu, komponen atmosfer), cara berpakaian (tertutup atau terbuka), penggunaan tabir surya, keadaan pigmentasi kulit, serta beberapa penyakit kronis.

Perlu diingat, bahwa vitamin D larut dalam lemak, sehingga jika konsumsi lemak kita, khususnya lemak tidak jenuh (lemak nabati), tidak mencukupi, maka sia-sialah pemberian vitamin D. Malah ada laporan, konsumsi vitamin D tanpa diserta asupan lemak yang cukup, menyebabkan mual, nyeri perut dan diare.

Untuk mengurangi kemungkinan keracunan vitamin D, beberapa pakar menganjurkan untuk memastikan kecukupan asupan vitamin A (misalnya dengan banyak mengkonsumsi wortel), dan vitamin K (dalam sayuran dan susu; dibuat dengan bantuan bakteri "baik" yang ada dalam usus kita), serta Magnesium(misalnya dari buah alpukat dan kacang-kacangan).

Keracunan vitamin

  • Dosis toksik untuk keracunan vitamin D, untuk orang dewasa ialah diatas 10.000 IU / hari, pada bayi > 1500 IU / hari, dan pada anak-anak > 3000 IU/hari 
  • Dosis Vitamin D dalam 1 (satu tablet) suplemen Vitamin D berbentuk gula-gula (permen) ada yang 1000 IU dan yang  2000 IU. 
  • Jika 1 tablet dikonsumsi / hari, maka dalam 1-3 bulan, akan terjadi peningkatan kadar vitamin D dalam darah sebesar:
  • 1000 IU (25 mcg)/ hari meningkatkan kadar vitamin D 10 ng/ml (25 nmol/L).
  • 2000 IU (50 mcg)/ hari meningkatkan kadar vitamin D 20 ng/ml (50 nmol/L).

Karena enaknya rasa suplemen vitamin D dalam bentuk tablet gula-gula / permen (jeli), sangat beralasan untuk mengkhawatirkan konsumsi berlebihan vitamin D.

Saya telah mencobanya dan saya yakin bisa menghabiskan lebih dari 10 tablet permen jeli vitamin D/hari (lebih dari 10.000 IU/hari), yang berarti kadar vitamin D dalam darah saya bisa meningkat lebih dari 100 ng/ml darah dalam 1-3 bulan. Kadar yang lebih dari 100 ng/ml darah ini ditambah kadar vitamin D awal di tubuh saya plus paparan sinar matahari yang lebih dari cukup di bumi pertiwi ini, jelas akan memungkinkan saya mengalami keracunan vitamin D, jika saya mengkonsumsi bentuk tablet jeli vitamin D secara berlebihan dan rutin selama 1-3 bulan.

Keadaan dan penyakit yang memudahkan kelebihan / keracunan vitamin D
Pemberian dosis vitamin D dosis tinggi, terutama untuk bayi dan anak-anak, dapat menyebabkan kelebihan vitamin D (hipervitaminosis D) secara lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Anda lebih mungkin mengalami kelebihan vitamin D, jika anda mengonsumsi suplemen vitamin D dan memiliki berbagai masalah kesehatan, seperti:

  • Penyakit ginjal
  • Penyakit hati
  • Tuberkulosis (TBC)
  • Hiperparatiroidisme (kelebihan hormon paratiroid dalam darah)
  • Sarkoidosis granuloma (sejenis tumor jaringan ikat)
  • Histoplasmosis (sejenis infeksi jamur)

Gejala dan tanda keracunan vitamin D serta terapinya
Konsumsi rutin vitamin D yang berlebihan pada orang dewasa, akan menimbulkan gejala setelah 1-3 bulan. Gejalanya ialah, berdebar-debar gelisah, lemas, cepat lelah, mual-muntah, sembelit, kebingungan, bicara tidak jelas. Jika hal ini terjadi pada lansia, sering dikira sebagai serangan jantung atau stroke. 

Penderitanya sering buang air kecil, haus terus (seperti gejala Diabetes Melitus). Tekanan darah dapat meningkat, penderita terlihat pucat, terjadi gangguan penglihatan, serta dehidrasi. Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan kadar kalsium yang tinggi dalam darah dan urin, serta adanya protein dalam urin. Tanda-tanda kalsium yang tinggi juga bisa dilihat pada rekam listrik jantung (EKG). Diagnosis dipastikan dengan pemeriksaan kadar Calcidiol (25OH D) dalam darah. Terapi untuk keadaan ini harus dilakukan di rumah sakit.

(Gambar 5a: Gejala-gejala keracunan vitamin D. Sumber gambar 5 a: https://www.researchgate.net/figure/264009698_tbl1_Table-1-Signs-and-Symptoms-of-Vitamin-D-Hipervitaminosis)
(Gambar 5a: Gejala-gejala keracunan vitamin D. Sumber gambar 5 a: https://www.researchgate.net/figure/264009698_tbl1_Table-1-Signs-and-Symptoms-of-Vitamin-D-Hipervitaminosis)
(Gambar 5 b: Gejala dan Tanda Keracunan vitamin D)
(Gambar 5 b: Gejala dan Tanda Keracunan vitamin D)
Gambar 5 c: Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis hipervitaminosis D. Sumber gambar 5 b dan 5 c: https://www.slideshare.net/specialclass/3-nutritional-disorders-combined
Gambar 5 c: Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis hipervitaminosis D. Sumber gambar 5 b dan 5 c: https://www.slideshare.net/specialclass/3-nutritional-disorders-combined
Komplikasi Jangka Panjang Dari Kelebihan / Keracunan Vitamin D
  • Batu ginjal
  • Kerusakan ginjal, bahkan gagal ginjal
  • Peningkatan kehilangan sel-sel tulang (keropos tulang)
  • Kalsifikasi (pengerasan karena pengapuran) pada pembuluh darah arteri dan jaringan lunak
  • Irama denyut jantung yang abnormal (karena kadar kalsium darah yang terus menerus tinggi).

Ringkasan dan simpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun