* Pemeriksaan darah lengkap, untuk memeriksa kadar hemoglobin dan hematokrit, guna mengetahui ada atau tidaknya anemia akibat perdarahan pada saluran cerna, ada atau tidaknya infeksi dan kelainan darah lainnya. Biasanya disertai pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) guna mengetahui adakah proses peradangan pada tubuh Â
* Tes Enzim darah, baik itu enzim pankreas (amilase dan lipase) untuk menentukan adanya pankreatitis, atau enzim hati (SGOT dan SGPT) untuk menentukan adanya kerusakan atau radang pada hati.
* Pemeriksaan dengan sinar-x, berupa pemeriksaan kerongkongan, lambung dan usus 12 jari (OMD: Oesophagus-Maag-Duodenum), meskipun sekarang pemeriksaan ini sudah agak jarang dilakukan
* Sebagai "baku emas" ("golden standart") nyeri pada ulu hati ialah dengan melakukan Endoskopi untuk mengidentifikasi penyebab masalah. Adanya radang, tukak, tumor, dan perdarahan di kerongkongan, lambung dan usus 12 jari, dapat ditentukan dengan pemeriksaan ini. Selain itu Dispepsia "fungsional" (keluhan nyeri ulu hati ada, tetapi pada endoskopi tidak ada kerusakan pada kerongkongan, lambung dan usus 12 jari) juga ditetapkan setelah dilakukan endoskopi.
Terlepas dari berbagai tes tersebut, tes lain seperti pemeriksaan urin, USG (Ultra Sonografi) perut, pemindaian perut (Ct-Scan), atau pencitraan magnetik perut (MRI), dapat dilakukan untuk mencari penyebab nyeri ulu hati.
Pertanyaan Dokter Untuk Mendiagnosa Penyebab Nyeri Ulu Hati
Saat dokter mewawancarai anda, persiapkanlah jawaban atas pertanyaan berikut:
* Sudah berapa lama rasa sakit ini? Adakah waktu tertentu saat nyeri itu bertambah atau berkurang? Apakah anda menderita intoleransi laktosa (diare dan kembung setelah minum susu)?Â
* Dimana tepatnya lokasi rasa sakit? Apakah rasa sakit menjalar?Â
* Kondisi atau hal apa yang menambah rasa sakit? Â Keadaan apa yang mengurangi rasa sakit?
* Adakah gejala kelainan jantung (berdebar, sesak, nyeri dada menjalar ke lengan kiri)?