Dalam beberapa waktu belakangan ini, mungkin karena dipengaruhi musim hujan, saya banyak menerima pasien dewasa yang menderita gondongan, sehingga harus selalu memakai masker saat mewawancarai dan memeriksa mereka. Pertanyaan yang timbul dalam pikiran saya ialah: Mengapa banyak orang dewasa yang menderita gondongan? Bukankah banyak orang yang telah divaksinasi sehingga memiliki kekebalan terhadap penyakit ini? Apa saja komplikasi dari gondongan? Benarkah gondongan dapat mengakibatkan kemandulan, terutama pada pria?
Perbedaan Gondongan dan Gondok
Sebelumnya kita harus membedakan dulu antara penyakit gondok dan gondongan. Yang dimaksud dengan penyakit gondok ialah pembesaran pada kelenjar gondok (Tiroid), kelenjar penghasil hormon tiroid, yang terletak di bagian tengah leher, dikiri dan kanan tonjolan tulang pita suara (jakun). Dalam keadaan normal, kelenjar gondok jarang terlihat. Pembesaran kelenjar gondok, bisa disertai dengan jumlah hormon tiroid yang meningkat (hipertiroidi), menurun (hipotiroidi) atau normal (eutiroidi). Penyebab pembesaran kelenjar gondok seringkali karena penyakit autoimun (sel-sel sistem pertahanan tubuh anda menyerang kelenjar tiroid anda sendiri) atau karena kekurangan yodium (gondok endemik), akibat mengkonsumsi garam tak beryodium.
Apa itu Penyakit Gondongan?
Gondongan (Inggris: mumps; Latin: parotitis epidemica) adalah peradangan yang sering disertai pembengkakan pada kelenjar penghasil ludah di pipi belakang bagian bawah (tepat didepan daun telinga) dan di leher atas (pada bagian belakang tulang rahang bawah). Peradangan terjadi pada salah satu atau kedua kelenjar (kiri-kanan), minimal selama 2 hari, tanpa ditemukannya adanya penyakit lain sebagai penyebabnya.Â
Penyebaran Penyakit
Penyakit ini disebabkan oleh Paramyxovirus. Biasanya terjadi di masa kanak-kanak, tetapi orang dewasa juga dapat terinfeksi virus ini. Biasanya gondongan pada orang dewasa bukan merupakan infeksi yang berat tetapi, tapi sangat mudah menular melalui air liur dan lendir dari mulut. Penyakit ini dapat menyebar jika kita bercakap-cakap dengan penderita dalam jarak yang berdekatan, dengan berbagi peralatan makan / minum dan handuk, serta melalui percikan liur saat penderitanya batuk. Sering terjadi penyebaran penyakit yang cepat di suatu komunitas, dengan jumlah kasus yang sangat meningkat, yang disebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Berada di suatu tempat tertutup yang berisi banyak orang, bersama-sama dengan seseorang penderita, dapat menyebabkan KLB. Karenanya gondongan sering terjadi pada ruang kelas yang terlalu banyak muridnya, di asrama, dan di barak-barak. Berciuman, menggunakan lipstik orang lain, dan berbagi rokok, juga memudahkan penularannya.
Gejala Gondongan
Penyakit ini biasanya menunjukkan gejala 2 sampai 3 minggu setelah masuknya virus ke dalam tubuh (masa inkubasi). Banyak anak maupun orang dewasa yang tidak memiliki gejala yang jelas atau kalaupun ada, gejalanya ringan.
Berikut ini adalah gejala yang paling umum terjadi pada orang dewasa dan anak-anak:
- Rasa nyeri / tidak nyaman pada kelenjar ludah di depan leher atau di depan telinga.
- Pembengkakan kelenjar ludah yang lunak, biasanya pada satu sisi leher (bisa juga pada kedua sisi leher, kiri dan kanan)
- Nyeri dan sulit mengunyah maupun menelan makanan.
- Nyeri kepala, leher, pipi dan testis (buah zakar) atau perut bagian bawah pada wanita.
- Demam, kadang-kadang demam tinggi sampai menggigil.
- Nyeri otot, kelelahan, kehilangan selera makan.
Komplikasi gondongan lebih sering terjadi pada orang dewasa dibanding anak, yaitu:
- Meningitis atau ensefalitis. Peradangan selaputpembungkusotak dan sumsum tulang belakang atau radangjaringanotak.
- Orchitis, peradangan satu atau kedua buah zakar.
- Mastitis, peradangan jaringan payudara.
- Oophoritis, peradanganpadasalah satu atau kedua indung telur, nyeri di kiri-kanan perut bagian bawah di bawah pusat diatas tulang kemaluan.
- Pankreatitis, peradangan pankreas (kelenjar penghasil hormon insulin).
- Ketulian dan Keguguran kandungan.
- Arthritis (radang banyak persendian), Nephritis(radang ginjal), Myocarditis (radang lapisan otot jantung)
Salah satu dari komplikasi gondongan yang ditakuti ialah Orchitis, atau radang pada buah zakar. Gejala umumnya terjadi 3-7 hari setelah gondongan muncul, berupa:
- Nyeri dan benjolan pada testis (buah zakar), pembengkakan dan kemerahan pada kantong pembungkus testis.
- Demam, kadang-kadang sampai menggigil.
- Nyeri pada persetubuhan atau saat ejakulasi, nyeri waktu buang air kecil.
- Ada darah di air mani, atau lelehan cairan dari penis
- Pembengkakan dan nyeri kelenjar getah bening pangkal paha, di sisi yang terkena
Orchitis bisa menyebabkan kemandulan pada pria sedangkan Oophoritis terkadang dapat menyebabkan kemandulan pada wanita. Sekita 50 % sampai 60 % orchitis disebabkan oleh gondongan.
Setelah dilakukan wawancara kedokteran dan pemeriksaan fisik, dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan air liur (jika ada orchitis), di rumah sakit yang berfasilitas lengkap. Untuk orchitis dapat dilakukan USG kantung zakar dan testis, sedangkan USG perut dan USG transvaginal dapat membantu diagnosis oophoritis pada wanita. Selain itu pemeriksaan darah lengkap dan analisis urin juga membantu diagnosis orchitis.
Terapi gondongan
Gondongan adalah akibat infeksi virus, yang pada prinsipnya adalah self-limiting disease, alias penyembuhannya terutama oleh sistem pertahanan tubuh kita sendiri. Untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh, maka hal yang terpenting ialah harus beristirahat, makan dengan baik, teratur dan bergizi. Penggantian cairan tubuh yang hilang karena demam dan menjaga kecukupan cairan tubuh sangatlah penting. Obat penurun panas seperti parasetamol dapat digunakan.
Obat anti virus yang tidak spesifik seperti isoprinosin mungkin bermanfaat. Tidak perlu antibiotika, karena penyebabnya adalah virus (antibiotika digunakan hanya untuk infeksi bakteri!). Obat anti radang atau penghilang nyeri seperti ibuprofen, dapat digunakan jika terasa nyeri di kelenjar pipi atau pada testis pada pria atau perut bawah dan payudara pada wanita. Untuk komplikasi berat seperti meningitis, ensefalitis, dan pankreatitis, sebaiknya dilakukan di rumah sakit, bahkan dirawat di ruang terapi intensif.
Penderita gondongan sebaiknya beristirahat di rumah dengan memakai masker, sampai setidaknya 5 hari setelah pembengkakan kelenjar muncul, karena kemungkinan untuk menularkan penyakitnya sangat besar. Penyakit ini biasanya membaik sendiri sepenuhnya sekitar 2 minggu setelah munculnya pembengkakan.
Jika terjadi orchitis dan oophoritis, segera hubungi dokter, baik dokter penyakit dalam, urologi, maupun dokter kandungan. Â Â
Terapi di rumah sebelum ke dokter
* Gunakan kompres dingin pada kelenjar atau testis atau perut bawah pada wanita, saat nyeri dan demam. Jika sudah tidak nyeri dan demam, gunakan kompres hangat.
* Banyak meminum air putih, dianjurkan sekitar 2,5 liter / 24 jam
* Minum obat penurun panas misalnya parasetamol. Jangan gunakan obat asp*r*n..
* Banyak beristirahat di rumah, gunakan masker, cuci tangan dengan baik dan benar
* Pisahkan alat makan dan minum, handuk, cuci bersih alat-alat tersebut.
* Alat-alat yang sering disentuh si penderita sebaiknya sering dibersihkan.
* Jangan mengkonsumsi makanan / minuman yang dapat merangsang kelenjar ludah untuk berproduksi, seperti soda, makanan yang terlalu pedas dan asam, serta yang banyak rempah-rempahnya. Usahakan untuk mengonsumsi makanan lunak seperti bubur atau nasi tim, atau biskuit marie yang dicelup ke dalam teh manis, agar terhindar dari rasa sakit akibat mengunyah makanan.
Vaksinasi campak, gondongan, dan rubella (MMR atau morbilli, mumps, rubella) dapat memberikan kekebalan pada kebanyakan orang terhadap penyakit ini. Jika dilakukan secara lengkap dengan vaksinasi dosis kedua atau vaksinasi penguat (booster), maka umumnya akan terjadi kekebalan seumur hidup.
Biasanya, dosis pertama vaksin MMR diberikan saat anak berusia 12 sampai 15 bulan, dan dosis kedua diberikan pada usia 4 sampai 6 tahun. Namun, jika sudah lewat 28 hari setelah dosis pertama diberikan, dosis kedua dapat diberikan sebelum usia 4 tahun.
Vaksinasi dosis kedua (vaksinasi penguat), belum disarankan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) sebelum tahun 1990-an. Mungkin inilah salah satu penyebab banyaknya orang dewasa yang mengalami gondongan pada zaman now ini.
Dalam keadaan KLB; jika dulu anda hanya mendapat 1 kali vaksinasi; Â mungkin tidak cukup untuk mencegah terserang gondong, sehingga perlu vaksinasi penguat atau vaksianasi kedua. Keadaan lain yang memerlukan vaksinasi MMR tambahan ialah:
* Anda bekerja di rumah sakit atau di sekolah dengan asrama / barak.
* Anda akan bepergian ke daerah yang banyak penyakit gondong, terutama daerah tropis di Afrika dan Sub-sahara,
Gondongan adalah infeksi kelenjar ludah pipi karena virus, yang umumnya menyerang anak-anak, tetapi saat ini banyak menyerang orang dewasa. Ternyata gondongan meskipun terlihat ringan, bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya seperti meningitis, ensefalitis dan pankreatitis. Selain itu gondongan sering menyebabkan kemandulan terutama pada pria dan kadang-kadang pada wanita. Kemandulan karena gondongan sering luput dari perhatian. Pada kemandulan pria karena gondongan diperlukan terapi oleh dokter spesialis andrologi maupun urologi, sedangkan jika terjadi pada wanita (walaupun jarang), terapi dilakukan oleh dokter spesialis kandungan)
Ternyata orang yang pernah kena gondongan sewaktu kecil, bisa terkena gondongan kembali di usia dewasa, khusunya jika usia sudah tua, menggunakan obat kortikosteroid, obat anti kanker dan jika mengalami diabetes melitus
Gondongan sangat cepat sekali menular, melalui liur atau percikan liur saat batuk, karenanya perlu dilakukan pencegahan penyebaran infeksi seperti yang sudah dipaparkan di atas. Penyebab semakin seringnya kasus gondongan pada orang dewasa mungkin karena vaksinasi yang tunggal, tanpa vaksinasi penguat, terutama pada generasi yang lahir sebelum tahun 1990-an.
Salam hormat dan tabik!
Daftar bacaan
Mayo Clinic, Aug 12, 2015. Mumps, (daring):, 17 November 2017.
Perlsten D, Ballentine JR, 2014. Mumps, emedicinehealth, (daring):, 18 November 2017.
Alli RA, January 09, 2017. Can Adults Get Mumps?, WebMD, (daring):,19 November 2017.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H