a) Batuk terus-menerus dengan dahak kental atau dahak disertai darah
Gejala ini bisa saja merupakan infeksi biasa seperti bronkitis atau sinusitis, tetapi bisa juga merupakan gejala kanker paru-paru atau kanker nasofarings.
b) Perubahan kebiasaan buang air besar (BAB)
Seringkali perubahan kebiasaan BAB terkait dengan diet dan asupan cairan anda. Tetapi perubahan ini bisa saja merupakan gejala kanker usus besar (kolon). Tinja dengan diameter seperti pensil dapat merupakan gejala kanker usus besar. Beberapa orang dengan kanker usus besar, merasa terdesak untuk segera BAB, dan masih merasa seperti itu setelah selesai BAB. Sering juga terjadi perubahan pola BAB, misalnya 1 minggu dengan diare ringan (4-5 kali/hari), lalu 1 minggu kemudian susah BAB. Perubahan signifikan pada kebiasaan BAB yang tidak bisa dijelaskan oleh perubahan pola makan, perlu dievaluasi.
c) Darah pada tinja
Wasir atau ambeiyen sering menyebabkan adanya darah pada tinja, tetapi wasir seringkali terjadi bersamaan dengan kanker usus besar kiri bawah. Oleh karena itu, ketika anda memiliki wasir yang lama, sebaiknya anda meminta dokter memeriksa ) Â seluruh usus besar. Pemeriksaan kolonoskopi (teropong usus besar) yang rutin, meski tanpa gejala, direkomendasikan 1 kali/tahun pada usia50 tahun keatas.
d) Anemia yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya
Anemia adalah kondisi di mana orang memiliki jumlah sel darah merah yang kurang dari jumlahnya yang normal. Ada banyak jenis anemia, namun kehilangan darah yang kronis dalam waktu yang lama, hampir selalu menyebabkan anemia defisiensi besi. Jika tidak ada sumber kehilangan darah yang jelas dan anemianya terus berlanjut semakin berat, perlu diicari penyebab anemianya. Gejala utama anemia meliputi: lesu, lelah, letih, lemah dan pucat. Kanker usus sering menyebabkan anemia defisiensi besi. Evaluasi harus mencakup penelitian endoskopi gastro-duodenal (pemeriksaan dengan meneropong lambung melalui mulut), kolonoskopi (meneropong usus besar melalui anus) atau pemeriksaan Rontgen/ sinar-x follow-through menggunakan zat kontras berupa barium.
e) Benjolan pada payudara atau pengeluaran cairan / darah dari payudara
Sebagian besar benjolan payudara adalah tumor jinak non kanker seperti fibroadenoma atau kista, terutama pada wanita muda dibawah usia 30 tahun. Tapi semua benjolan payudara perlu diselidiki secara menyeluruh dengan Ultrasonografi (USG) payudara, mamografi, maupun biopsi. Para wanita perlu melakukan pemeriksaan SADARI (periksa payudara sendiri), misalnya 1 kali/bulan, seperti yang dianjurkan Kementerian Kesehatan RI. Hasil mammografi negatif biasanya tidak cukup untuk membatalkan diagnosis kanker.
Dokter mungkin perlu melakukan MRI payudara. Umumnya, diagnosis memerlukan aspirasi jarum halus atau biopsi (mengambil sampel jaringan kecil). Pengeluaran cairan yang tidak lazim, juga mungkin merupakan tanda-tanda kanker. Jika pengeluaran cairan berdarah atau cairan hanya keluar dari satu puting susu, evaluasi lanjut dianjurkan. Jika ternyata tidak ditemukan kanker, maka si wanita perlu untuk dievaluasi setiap 6 bulan selama 2 tahun berturut-turut. Hati-hati juga jika salah satu puting susu tiba-tiba tertarik kedalam, atau kulit disekitar putting susu, berkerut-kerut seperti kulit jeruk (peau d'orange)