Dua tim elit, Manchester City dan Bayern Muenchen mengalami nasib yang sama pada matchday ke-7 lanjutan babak kualifikasi Liga Champions Eropa 2024/25 (23/1/25).
Man City yang bertandang ke stadion Parc des Princes kalah 4-2 dari tuan rumah Paris Saint Germain (PSG). Sementara itu, Bayern Muenchen dikalahkan klub asal Eredivese Belanda, Feyenoord (3-0) di stadion De Kuip, Belanda.
Man City Korban Ramontada
Duel antara Man City vs PSG cukup signifikan. Kedua tim membutuhkan kemenangan agar bisa menjaga peluang untuk lolos ke babak 16 besar Liga Champions musim ini.
Format baru Liga Champions hanya memberikan peluang 24 tim untuk lolos. Tim yang berada di 8 besar lolos secara langsung. Sementara itu, tim berperingkat 9 sampai 24 harus melewatkan laga playoff untuk merebut tiket ke 16 besar.
Sebelum laga kedua terjadi, baik Man City dan PSG berada pada zona tak nyaman. Kekalahan akan berujung pada tipisnya peluang untuk melaju ke babak 16 besar.
Terang saja, kekalahan yang menimpa Man City berujung pada situasi kritis Man City di babak kualifikasi. Untuk sementara Man City berada di tempat ke-25 klasemen sementara.
Dengan ini, Man City berada dalam zona tak nyaman. Di laga terakhir, Man City akan bermain kontra Club Brugge.
Sebaliknya, kemenangan PSG ikut berdampak pada posisinya di klasemen sementara kualifikasi grup yang mana naik ke posisi ke-22. PSG keluar dari zona elimanasi dan pada laga terakhir, PSG akan bermain kontra Stuggart.
Awalnya, tim tamu "The Citizens" unggul 2-0 atas PSG pada babak kedua. Dua gol Man City tercipta dalam rentang waktu 3 menit.
Akan tetapi, petaka bagi tim asuhan Pep Guardiola terjadi setelah 3 menit gol ke-2 Man City. Ousmane Dembele mampu mengejar ketertinggalan. Gol Dembele itu digenapi empat menit kemudian lewat B. Barcola.
Tak sampai di sini, tuan rumah PSG terus menaikkan intensitas untuk mencari gol tambahan. Tak pelak, tim asuhan pelatih Luis Enrique mampu menambah keunggulan pada menit ke-78 dan menit-menit injury time.
PSG mampu melakukan ramontada. Man City menjadi korban ramontada.
Hasil laga ini sangat jelas membahasakan kondisi lini belakang Man City. Ditambah lagi, PSG bermain penuh dedikasi dan mengontrol jalannya laga.
Tercatat PSG menguasai 64 persen penguasaan bola daripada Man City. Lalu, PSG mencatatkan 26 tembakan ke gawang PSG.
PSG mempunyai kesan tersendiri dari laga tersebut. Upaya Enrique untuk membangun daya gedor di lini depan berbuah positif. Empat gol PSG dibuat oleh empat pemain berbeda.
Bukan rahasia lagi jika dalam beberapa musim terakhir, PSG sangat bergantung pada Kylian Mbappe dalam urusan mencetak gol. Terbukti, pada musim lalu Mbappe menciptakan 44 gol dan membantu PSG tembus ke semifinal.
Menjadi masalah ketika Mbappe hengkang ke Real Madrid. Enrique harus putar otak dalam menemukan sistema untuk menaikkan daya gedor di lini depan. Sistema itu terlihat sudah tercapai apabila menimbang performa lini depan PSG saat bermain kontra Man City.
Pada penyerang PSG mampu menciptakan ramontada. Juga, PSG terlihat tampil lebih superior daripada Man City, baik dari sisi kontrol penguasaan bola hingga faktor efektivitas dalam mencetak gol.
Kejutan untuk Bayern Muenchen
Seperti PSG dan Man City, Muenchen juga membutuhkan kemenangan. Namun, tak disangka Muenchen kalah telak dari Feyenoord.
Adalah striker Santiago Gimenez menjadi pahlawan Feyenoord dengan dua golnya ke gawang Muenchen. Pemain asal Mexico tersebut mencetak golnya pada menit ke-21. Gol keduanya terjadi pada babak kedua. Pemain pengganti Ayase Ueda menambah gol Feyenood pada menit ke-89.
Secara umum, sebagai tim tamu Muenchen memegang kendali jalannya laga. Namun, Feyenoord yang tampil lebih efektif dalam memanfaatkan peluang dengan baik.
Kemenangan Feyenoord itu membuat Feyenoord naik posisi di atas Muenchen. Untuk sementara Feyenoord berada di posisi ke-11 dengan koleksi 13 poin dan The Bavarian turun ke posisi ke-15 dengan 12 poin.
Pada babak kualifikasi liga Champions musim ini, Munchen sudah menderita 3 kekalahan. Situasi itu pun membuat Muenchen tampak sulit untuk lolos secara langsung ke babak selanjutnya. Tak ada pilihan lain bagi tim yang dilatih oleh Vincent Kompany itu mengikuti babak playoff.
Menjadi tantangan bagi Muenchen kalau kelak pada babak playoff akan berhadapan tim kuat seperti Real Madrid, Juventus, dan PSG. Itu akan merumitkan jalan PSG untuk bisa lolos ke babak 16 besar.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H