Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Endrick, "Hero" Real Madrid di Santiago Bernabeu dan Jarang Dimainkan Carlo Ancelotti

17 Januari 2025   08:00 Diperbarui: 17 Januari 2025   08:14 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Endrick merayakan gol ke gawang Celta Vigo bersama rekan-rekannya di Real Madrid. Foto: Javier Soriano/AFP via Kompas. com

Real Madrid berhasil keluar dari himpitan setelah mengalahkan Celta Vigo (5-2) dalam babak 16 besar Copa del Rey (17/1/25). Sebenarnya, Los Blancos awalnya unggul 2-0 atas tamunya Vigo hingga menit ke-80 lewat gol Kylian Mbappe (menit ke-37) dan Vinicius Jr (menit ke-48).

Petaka terjadi di kubu Madrid pada menit ke-83. Vigo memperkecil ketertinggalan menjadi 2-1.

Tak sampai di situ, tim asuhan Pelatih C. Giraldez Gonzales menyamakan kedudukan 2-2 di menit injury tim. Akibatnya, laga antara kedua tim harus dimainkan hingga perpanjangan waktu.

Adalah Endrick yang menggantikan Mbappe pada menit ke-79 menjadi pahlawan Madrid. Pemain muda asal Brasil itu mampu mencetak dua gol.

Gol pertama Endrick terjadi pada menit ke-108 dan kemudian setelah gol indah F. Valverde menit ke-112, Endrick kembali menambah gol pada menit ke-119.

Skor pun berpihak pada Madrid 5-2 hingga babak perpanjangan waktu berakhir. Hampir saja, Madrid yang tampak sudah berada di atas angin tersandung di kediamannya sendiri.

Beruntung, Madrid memiliki faktor pembeda, termasuk peran dan dedikasi pemain muda seperti Endrick yang terjadi pada waktu yang tepat.

Ya, Endrick boleh dikatakan sebagai pahlawan kemenangan Madrid di Santiago Bernabeu saat menjamu Vigo dalam babak 16 besar Copa del Rey. Pemain yang dikontrak Madrid di awal musim ini tak bisa menyembunyikan sukacitanya setelah mencetak gol yang memberikan keunggulan 3-2 atas Madrid.

Pemain yang baru berusia 18 tahun tersebut langsung melepaskan jerseynya. Terlihat selebrasi itu menunjukkan aura sebagai pemain muda yang haus untuk tampil secara regular dan membutuhkan pembuktian sekaligus pengakuan publik Santiago Bernabeu.

Memang, sangat sulit bagi Endrick untuk mendapatkan tempat secara regular di tim utama Madrid. Persaingan cukup ketat. Apalagi jika ditimbang dari sisi posisi, peluang Endrick yang sejatinya bermain sebagai striker begitu sempit lantaran bersaing dengan Mbappe.

Mbappe seyogianya cocok bemain sebagai penyerang kiri. Namun, posisi itu menjadi tempat regular Vinicius. Makanya, guna mengakomodasi pemain asal Perancis itu, Ancelotti memainkannya sebagai penyerang tengah.

Secara umum, Endrick baru bermain selama lebih dari 300 menit bersama Madrid pada musim ini, termasuk laga kontra Vigo. Baru sekali Endrick bermain sejak menit pertama saat Madrid kalah dari Lille di babak kualifikasi Liga Champions Eropa.

Sejak saat itu, jam bermain Endrick makin minim. Bahkan, pemain yang dikontrak Madrid sewaktu masih berusia 16 tahun itu tak sekalipun dimainkan dalam lima laga terakhir Madrid dan bermain hanya 53 menit pada 10 laga terakhir Madrid.

Belum lagi, Pelatih Carlo Ancelotti masih enggan untuk menjadikan Endrick sebagai pemain regular atau pun menjadikannya pelapis regular di belakang Mbappe. 

Ketika Mbappe tampil di bawah level terbaik, Ancelotti masih memilih pemain lain yang lebih berpengalaman untuk menggantikan Mbappe seperti menempatkan Jude Bellingham di belakang dua striker seperti taktik Ancelotti pada musim lalu.

Barangkali pergantian Mbappe dengan memasukan Endrick pada babak kedua lebih karena faktor taktik. Madrid di atas kertas sudah unggul 2-0 atas Vigo dan secara keseluruhan memegang kendali jalannya laga. Mbappe perlu membutuhkan waktu istirahat karena tampil penuh saat bermain kontra Barcelona di Piala Super Spanyol.

Namun, menjadi rumit ketika Vigo malah berhasil menyamakan kedudukan menjelang akhir babak kedua. Pergantian pemain yang awalnya bagian dari rencana taktik, malah bisa menjadi petaka bagi Madrid.

Terang saja, Ancelotti tampak panik. Pemain inti seperti Bellingham dan Rodrygo yang awalnya dibangkucadangkan dalam laga kontra Vigo dimasukan pada menit-menit akhir laga guna memberikan faktor pembeda.

Tak ada pilihan lain bagi Ancelotti selain tetap mempertahankan Endrick. Namun, keputusan tersebut berbuah hasil positif.

Secara tak kebetulan, pemain muda seangkatan Endrick, A. Guler yang menyumbangkan asis pada gol pertama Endrick kembali menjadi penyumbang asis pada gol kedua Endrick. Dua pemain muda ini menjadi prospek masa depan Madrid, namun belum mendapatkan tempat secara regular.

Selain alasan persaingan di skuad Madrid, juga pemain seperti Endrick perlu beradaptasi dengan permainan tim. Endrick yang berasal dari iklim sepak bola Brasil yang cenderung menekankan kualitas individual perlu perlahan terintegrasi dalam permainan tim ala Ancelotti.

Barangkali Endrick tak mendapatkan tempat secara regular lantaran sisi individualitasnya yang masih kentara. Dalam beberapa kesempatan ketika dimainkan, Endrick cenderung bermain secara individual daripada mengoper rekan setimnya.

Oleh sebab itu, musim pertama di Madrid bisa menjadi momentum pembelajaran bagi Endrick. Rasanya hal itu tak berbeda dengan apa yang dialami oleh Vinicius Jr dan Rodrygo yang membutuhkan waktu tertentu agar terintegrasi dalam sistem permainan Madrid.

Kedua pemain itu malah bersaing dengan pemain seperti Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Gareth Bale sewaktu tiba di Madrid. Namun, berkat dedikasi dan kesabaran untuk mengikuti instruksi pelatih, akhirnya Vinicius Jr dan Rodrygo menjadi pemain regular dalam skuad Madrid.

Endrick jarang dimainkan bukan semata-mata kualitasnya, tetapi karena proses untuk benar-benar bersatu dengan sistem permainan Madrid. 

Cepat atau lambat apabila tetap mempertahankan konsistensinya dalam tampil impresif dan mencetak gol-gol penting, tempat regular bisa menjadi bagian dari karir pemain yang sempat dijuluki "next Pele" itu di Madrid.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun