Ketika peluit babak pertama laga antara Manchester United kontra Southampton dalam pekan ke-21 lanjutan Liga Inggris di Old Trafford (17/1/25) berakhir, tak sedikit suporter Setan Merah yang bersiul mengejek timnya sendiri.
Southampton yang berposisi buncit dan masih mengoleksi 1 kemenangan musim ini sudah unggul 1-0 atas pasukan Ruben Amorim. M. Ugarte melakukan gol bunuh diri beberapa menit babak pertama berakhir.
Hingga menit ke-80 seperti tak ada tanda-tanda bahwa MU menyamakan kedudukan. Southampton tampaknya bisa meraih kemenangan kedua musim ini. Apalagi, Southampton juga berani untuk meladeni secara terbuka permainan MU.
Situasi berbeda tatkala memasuki menit ke-82. Adalah pemain muda berusia 22 tahun, Amad Diallo akhirnya mencetak gol penyama kedudukan. Pemain asal Pantai Gading tersebut memecahkan suasana, menjauhkan MU dari kekalahan, dan membuka asa bagi MU di Old Trafford.
Delapan menit kemudian, Diallo menambahkan keunggulan MU menjadi 2-1. Tak sampai di situ, Diallo menggenapkan performa impresifnya dengan gol ketiga pada menit-menit injury time. Jadinya, MU menang 3-1 atas Southampton yang terancam terdegradasi pada musim ini.
Tiga gol Diallo hanya terjadi dalam rentang waktu 12 menit. Dengan ini, Diallo seperti menjaga wajah timnya dan sekaligus muka Ruben Amorim di Old Trafford dalam rentang waktu 12 menit. Juga, tiga gol itu mengakhiri tren kekalahan MU yang tak sekalipun pernah menang di empat laga terakhir di Premier League.
Kalau hasil yang terjadi tak sesuai harapan, boleh jadi Amorim bisa menjadi sasaran kritik.. Bagaimana bisa, MU harus menelan kekalahan pada tim yang sementara berupaya keluar dari zona degradasi dan baru meraih 1 kemenangan pada musim ini.
Diallo memang menjadi salah satu sensasi dari permainan MU musim ini. Barangkali tak sedikit yang belum lupa dengan keberanian Diallo mendatangi Pep Guardiolla dan menjabat tangannya setelah MU berhasil menang 2-0 atas Manchester City. Dalam laga tersebut, Diallo turut menyumbangkan 1 gol kemenangan untuk MU.
Pemain yang terdidik dari akademi MU itu mampu menjawabi tuntutan formasi Diallo yang mengandalkan formasi 3 bek dan 5 gelandang. Diallo yang bisa beroperasi di sektor bek kanan bisa juga beroperasi sebagai gelandang kanan.
Ketika MU menguasai bola dan melakukan serangan, Diallo ikut membantu untuk menekan pertahanan lawan. Pun sebaliknya, saat MU ditekan lawan, Diallo langsung berubah sebagai bek sayap dan itu menjadikan formasi 5 bek.
Peran Diallo mengimbangi N. Mazraoui di sektor kanan. Kedua pemain tersebut menjadi kunci dalam formasi Amorim dan tak heran keduanya termasuk pemain yang aktif dan impresif dalam kepelatihan Amorim musim ini.
Perubahan formasi MU di tangan Amorim ikut menaikkan produktivitas Diallo pada musim ini. Dari 19 laga yang telah dimainkan di Liga Inggris 2024/25 ini, Diallo sudah mengoleksi 6 gol dan 6 asis.
Bahkan, catatan jumlah gol Diallo melampaui penyerang Rasmus Hojlund. Hojlund baru saja mencetak 2 gol dari 16 laga yang dimainkan di Liga Inggris. Berkat tiga gol ke gawang Southampton, Diallo pun menjadi top skorer sementara MU musim ini melampaui Bruno Fernandes yang mengoleksi 4 gol.
Kalau ditotal dengan turnamen-turnamen lain, Diallo sebenarnya sudah mencetak 9 gol bagi MU pada musim ini.
Diallo pun menjadi pemain pertama asal benua Afrika yang berseragam MU yang berpartisipasi dalam 12 gol MU musim ini. Diallo juga menjadi pemain kelima tercepat yang mencetak hatttrik di ajang Premier League.
Dengan performa seperti itu, Diallo sebenarnya menggenapi formasi andalan Amorim 3-5-2-1. Kecepatan dan energi Diallo bisa menopang kinerja di sisi sayap permainan MU.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H