Kondisi Barca dan Madrid laiknya roda berputar. Barca menghadapi situasi rumit, sebaliknya Madrid terlihat menemukan performa terbaik sejauh ini.
Oleh sebab itu, Barca perlu mewaspadai kekuatan Madrid pada partai final Supercopa Spanyol. Madrid yang dihadapi oleh Barca di Arab Saudi bukanlah tim yang mempunyai kondisi seperti Madrid yang dikalahkan 4-0 pada tiga bulan lalu.
Saat ini, hampir tiap lini Madrid sudah komplit setelah beberapa pemain penting kembali dari cedera. Jude Bellingham, Luka Modric dan Tchouameni sudah pulih dari cedera.
Lebih jauh, di tangan Carlo Ancelotti, Madrid memiliki tren yang cukup bagus saat bermain di partai final. Bahkan, Ancelotti terbilang sebagai pelatih tersukses di Madrid lantaran sudah berhasil mendapatkan 15 trofi sebagai pelatih Madrid. Trofi terakhir yang diraih Ancelotti bersama Madrid adalah PIala Intercontinental sebulan yang lalu.
Trofi Supercopa Spanyol bisa menjadi trofi ke-16 Ancelotti bersama Madrid. Dengan ini, Ancelotti terbilang spesialis sebagai pelatih yang mampu memberikan kesuksesan di partai final. Bahkan, Ancelotti masih mencatatkan sebagai satu-satunya pelatih yang pernah meraih trofi di lima liga besar di Eropa.
Artinya, faktor Ancelotti menjadi salah satu kewaspadaan kubu Barca. Ancelotti termasuk spesialis di partai final.
Selain itu, kewaspadaan juga bermuara pada mentalitas Madrid. Kekalahan 4-0 di kandang sendiri tiga bulan lalu bisa saja masih membekas dan bisa menjadi momentum bagi Madrid untuk menebus kekalahan tersebut.
Dalam konfrensi pers sebelum laga kontra Madrid, Pedri menyadari "misi balas dendam" berada di balik El Clasico. Pedri mengakui bahwa mengulangi kemenangan 4-0 sebagaimana yang dilakukan tiga bulan lalu terlihat tak gampang. Pasalnya, Madrid datang dengan misi balas dendam dengan apa yang terjadi.
Dengan kondisi mental yang sudah membaik, Madrid bisa saja memberikan terapi kejut pada Barca. Untuk itu, Barca perlu berwaspada dan mencari cara mengantisipasi performa Madrid di partai final Supercoppa Spanyol.
Barca memang pernah menang 4-0 kontra Madrid pada musim 2024/25 pada bulan Oktober tahun lalu. Walau demikian, Barca perlu menyadari versi berbeda Madrid yang mungkin memikul kekalahan itu sebagai modal untuk melakukan pembalasan dendam.
Â