Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Upaya Indonesia Pecahkan Dilema Kontra Arab Saudi

19 November 2024   11:12 Diperbarui: 19 November 2024   11:12 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia sewaktu melakukan sesi foto sebelum bermain kontra Jepang. Foto: Adi Nursalam/Kompas.com

Ketika Timnas Indonesia berhasil menahan imbang tim-tim kuat, Arab Saudi dan Australia berturut-turut dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C Zona Asia, asa ke Piala Dunia 2026 terlihat terbuka.

Namun, asa itu melemah ketika Indonesia ditahan imbang (2-2) Bahrain dan kemudian dihantam China (2-1). Dua laga itu sebenarnya menjadi momentum Indonesia memperkuat asa Indonesia ke Piala Dunia 2026. Hasilnya tak sesuai ekspetasi. Indonesia kehilangan momentum berharga.

Menjadi kian runyam saat Jepang mencukur Indonesia dengan empat gol tanpa balas di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta pada pekan lalu. Kekalahan itu mengantarkan Indonesia pada posisi buncit klasemen Grup C dengan koleksi 3 poin.

Kekalahan kontra Jepang seperti membuat asa Indonesia ke Piala Dunia 2026 makin tipis. Hanya satu langkah yang bisa dilakukan Timnas Garuda kalau mau mendapatkan tiket ke Piala Dunia 2026, yakni sebisa mungkin meraih poin penuh dalam beberapa laga terakhir di kualifikasi grup C.

Pada matchday ke-6, Indonesia akan menjamu Arab Saudi di stadion Gelora Bung Karno, Jakarta (19 November 2024). Laga yang cukup sulit untuk Indonesia lantaran Saudi pastinya tak mau terjebak pada lubang yang sama tatkala ditahan imbang Indonesia.

Misi meraih poin penuh bagi Saudi menjadi harga mati apabila mau mempertahankan tradisi bermain di Piala Dunia. Untuk sementara Saudi berada di posisi ke-3 klasemen grup dengan koleksi 3 poin, dan posisi tersebut menjadi salah satu jaminan Saudi untuk mendapatkan salah satu tiket langsung ke Piala Dunia 2026.

Bagi Indonesia, laga kontra Saudi bisa mengembalikan asa untuk mendapatkan tiket ke Piala Dunia. Walau berada di posisi buncit klasemen grup C, jarak poin antara Indonesia dengan Australia hanya terpaut 3 poin. Jadi, barangkali terkecuali Jepang yang berada di puncak dengan koleksi 13 poin, tiap laga di kualifikasi grup C sangat menentukan.

Laga kontra Saudi juga perlu menjadi langkah pasti untuk membongkar dilema Indonesia dalam strategi permainan tim. Pelatih Shin Tae-yong pun perlu "berjudi" dengan formasi tim dan sekaligus gaya permainan tim.

Kalau ditilik lebih cermat, hanya bermain kontra China, Indonesia tampil menyerang dan agresif. Tercatat Indonesia mendominasi 76 persen jalannya laga dengan 16 tembakan ke gawang, di mana 6 tembakan tepat sasar.

Sayangya, agresivitas Indonesia kontra China tak dibarengi dengan penyelesaian akhir. Ditambah lagi lini belakang Indonesia tampak rapuh saat bermain menyerang, yang mana China mampu mencetak 2 gol gegara kerapuhan lini belakang Indonesia.

STY seperti berada dalam dilema antara memilih bermain bertahan ataukah bermain menyerang ketika menjamu Arab Saudi di Gelora Bung Karno. Memilih bermain defensif berarti siap menutup peluang bagi Saudi mencetak gol, dan dampaknya Indonesia sulit mendapatkan poin penuh. Terkecuali sistem bermain bertahan itu dibarengi dengan pola serangan yang mematikan.

Hanya saja, skema serangan balik Indonesia belum efektif. Cenderung terburu-buru. Penyelesaian tak akurat. Bahkan, peluang emas terbuang sia-sia.

Ketika bermain menyerang, Indonesia harus mempunyai lini belakang yang solid. Saudi bukanlah lawan sembarangan. Jangan sampai pilihan untuk menyerang malah menjadi kesempatan bagi Saudi untuk mendapatkan gol dan kembali meruntuhkan mentalitas Indonesia di kediamannya sendiri.

Kontra Saudi, STY seperti berada pada dilema antara bermain bertahan dan menyerang. Barangkali kalau mau diplomatis, memadukan permainan itu bisa menjadi opsi terakhir.

Dalam mana, ketika Saudi menguasai bola, Indonesia bermain bertahan. Ketika mendapatkan bola, Indonesia segera menciptakan formasi untuk melakukan serangan.

Berkaca dari permainan Liverpool di tangan Pelatih Arne Slot yang direkrut awal musim ini. Gaya permainan yang cukup simpel. Bertahan ketat saat lawan menguasai bola. Tak begitu terprovokasi dengan dominasi lawan dalam menguasai bola.

Namun, ketika lawan kehilangan bola, pola serangan mematikan menjadi senjata mengejutkan lawan. Tak begitu rumit untuk melakukannya lantaran posisi lini belakang lawan sudah terbuka dengan gaya menyerang yang mengabaikan lini belakang.

Liverpool diuntungkan oleh pemain berkualitas seperti Moh Salah, Darwin Nunez, Luis Diaz yang teruji dengan baik dalam melakukan serangan balik.

Hal ini yang sulit masih diterapkan oleh Indonesia. Penyelesaian akhir masih menjadi catatan yang perlu dituntaskan oleh STY saat bermain kontra Saudi pada matchday ke-6 kualifikasi grup C.

Ya, Indonesia menghadapi dilema saat menjamu Saudi. Tetap bermain bertahan ataukah memilih bermain menyerang.

Memilih bertahan akan tak mengubah posisi Indonesia di klasemen grup. Malahan, itu sepertinya Indonesia menutup sendiri pintunya untuk tak bermain di Piala Dunia 2026.

Bermain menyerang terasa sulit karena gaya itu tak begitu tampak dari lima laga terakhir. Indonesia memang kadang menerapkan pola serangan balik, tetapi pola itu tak dibarengi dengan penyelesaian akhir.

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun