Dua raksasa sepak bola asal Amerika Selatan, Argentina dan Brasil mengalami nasib yang persis sama dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Amerika Selatan (15/10/24). Argentina ditundukkan oleh Paraguay (2-1) di stadion Defensores del Chaco Paraguay dan Brasil bermain imbang kontra Venezuela (1-1) di stadion Monumental de Maturin, Venezuela.Â
Tiga Kekalahan ArgentinaÂ
Sudah 11 laga yang dimainkan Argentina selama babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Amerika Selatan. Untuk sementara, Argentina masih berada di puncak klasemen grup dengan koleksi 22 poin. Akan tetapi, tempat Argentina bisa digeser oleh Kolombia andaikata pada tempat yang berbeda Kolombia yang berada di tempat kedua meraih kemenangan.Â
Dari 11 laga yang telah dimainkan, Argentina meraih 7 kali menang, 1 kali seri dan 3 kali kalah. Tiga kekalahan Argentina selama babak kualifikasi bisa menunjukkan bahwa juara bertahan Piala Dunia 2022 itu seperti perlahan berjalan ke belakang. Dari lima laga terakhir, Argentina menang 2 kali, 2 kali kalah, dan 1 kali seri.Â
Memang, situasi Argentina saat ini belum berada pada titik krisis. Pasalnya, posisinya masih di puncak klasemen. Hanya saja, kekalahan itu seperti menjadi alarm bagi Argentina apabila benar-benar mau menjadi penantang serius untuk mempertahankan trofi Piala Dunia 2026. Argentina perlu mencari solusi agar performa konsisten kembali pada jalur yang tepat.Â
Seperti biasa, bermain kontra Paraguay, Pelatih Argentina Lionel Scaloni masih mempercayakan Messi sebagai kapten tim sekaligus motor permainan tim. Kepercayaan itu memang beralasan lantaran pengaruh Messi yang cukup besar dalam tim.Â
Akan tetapi, kepercayaan itu perlu dipertimbangkan secara akurat agar pola permainan Argentina mulai perlahan bergeser dari ketergantungan satu pemain menuju pada permainan tim.Â
Sulit untuk dielak untuk membangkucadangkan Messi ketika kondisinya fit. Di sini, tugas besar Scaloni untuk membangun permainan Argentina tanpa ketergantungan pada Messi tetapi memanfaatkan kekuatan tim.Â
Dalam laga kontra Paraguay, Messi kurang berpengaruh. Tercatat pemain yang membela Inter Miami itu tak mencatatkan satu pun tembakan ke gawang Paraguay. Performa yang biasanya bagi Messi.Â
Lebih jauh, "rasa lapar" Messi patut dipertimbangkan. Raihan Piala Dunia 2022 seperti menjadi kulminasi dari karir pemain yang sudah mengoleksi trofi 8 Ballon d'Or tersebut.Â
Secara psikologis, beban batin untuk mempersembahkan trofi profisional untuk timnas sudah tercapai dan karenanya tak ada beban ketika Timnas tak tampil pada level terbaik.Â
Oleh sebab itu, tiga kekalahan yang dialami oleh Argentina selama babak kualifikasi menjadi alarm dan juga pesan untuk Scaloni. Sudah sekiranya mencari formula yang tepat untuk mempertahankan level permainan Argentina agar peluang untuk mempertahankan gelar piala dunia bisa tercapai.Â
Brasil Imbang dan Vinicius Tak Berpengaruh
Timnas Brasil gagal mempertahankan konsistensi untuk meraih kemenangan saat bertandang ke Venezuela. Setelah dua kemenangan di laga sebelumnya, Brasil gagal meraih poin penuh saat bermain kontra Brazil.Â
Pemain bintang Barcelona, Raphinha berhasil menjebol gawang Venezuela pada menit ke-43. Akan tetapi, keunggulan itu terbalas ketika babak kedua baru berjalan 1 menit.Â
Vinicius gagal bersinar. Pemain yang mencetak hattrick ke gawang Osasuna pada akhir pekan lalu itu gagal mengulangi pengaruhnya bersama Timnas Brasil.Â
Bukan rahasia jika kegagalan Vinicius meraih trofi Ballon d'Or tahun 2024, salah satunya disebabkan oleh kontribusi yang cukup minim bersama Tim Samba. Kegagalan Vinicius membantu Brasil dalam perhelatan Copa America 2024 di Brasil ikut dilibatkan sebagai salah satu faktor dalam mengevaluasi pemain Real Madrid tersebut.Â
Bahkan, kegagalan dengan Timnas Brasil seperti melemahkan kesuksesannya membantu Madrid dalam mencapai gelar Liga Champions Eropa dan La Liga Spanyol pada musim lalu.Â
Vinicius gagal berpengaruh saat ditahan imbang Venezuela. Kendati mencatatkan 5 tembakan ke gawang Venezueal, Vinicius tak tampil efektif. Barangkali pelatih Brasil perlu mencari cara untuk mengeluarkan performa terbaik Vinicius sebagaimana yang dilakukan Carlo Ancelotti di Madrid.Â
Untuk sementara, Dorival Junior memainkan Raphinha pada posisi sebagai penyerang bernomor 10 sebagaimana yang dilakukan Hansi Flick di Barcelona.Â
Posisi itu mampu membantu Raphinha tampil pada level terbaik. Tugas selanjutnya adalah bagaimana mengeluarkan performa terbaik Vinicius sebagaimana yang dilakukannya di Madrid.Â
Hasil imbang kontra Venezuela itu menempatkan Brasil untuk sementara di posisi ke-3 klasemen grup.Â
Akan tetapi, posisi tersebut belum aman lantaran tim-tim pesaing seperti Uruguay masih menyisahkan satu laga. Apabila Uruguay menang, tempat Brasil bisa tergeser ke posisi ke-4 klasemen.Â
Performa Timnas Brasil memang mendapatkan sorotan akhir-akhir ini. Kendati dihuni oleh banyak pemain bintang, Brasil seperti kehilangan jati diri sebagai tim kuat dan juga favorit dalam perhelatan Piala Dunia.Â
Malahan, Brasil menjadi laiknya tim medioker yang harus tertatih-tatih untuk mendapatkan satu tiket ke Piala Dunia.Â
Pada titik ini, Vinicius perlu membuktikan kualitasnya apabila benar-benar menembus kegagalannya dalam meraih trofi Ballon d'or. Salah satunya adalah mampu memberikan kontribusi untuk Brasil hingga mengantarkan tim peraih lima trofi Piala Dunia itu pada Piala Dunia 2024 nantinya.Â
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H