Dalam laga ketiga, Messi mempersembahkan satu gol lewat tandukan. Gol itu menyamakan kedudukan 2-2 dengan Atlanta. Akan tetapi, Atlanta mampu berbalik unggul atas Miami lewat gol tandukan Bartosz Slisz pada menit ke-76.
Menariknya, Atlanta seperti menjadi mimpi buruk Miami pada musim ini. Lima kali tim bertemu musim ini. Hanya satu kali Miami menang pada laga pembuka di babak playoff MLS. Satu kali imbang. Tiga kali Atlanta mengalahkan Miami pada musim ini, dan dalam laga-laga tersebut, Messi ikut bermain.
Miami menjadi salah satu favorit untuk meraih trofi MLS pada musim ini. Status itu diperkuat pada performa Miami yang menjadi tim pengumpul poin terbanyak pada musim ini, di mana berhasil mengoleksi 74 poin. Itu menjadikan yang terbanyak di MLS.
Berkat koleksi poin itu, Miami meraih trofi Supporters' Shield dan bahkan Miami mendapatkan undangan untuk berpartisipasi dalam Piala Dunia antar klub pada tahun 2025. Belum lagi, status Miami sebagai salah satu tim yang terkaya di MLS.
Rupanya, catatan positif dan status favorit itu berjalan terbalik dengan performa Miami di babak playoff. Dua kali dari tiga kali laga, Miami harus mengakui keunggulan Atlanta. Padahal, dari sisi finansial, Miami terbilang unggul.
Pada titik ini, kita bisa sadar bahwa kualitas seorang Messi tertantang di Liga Amerika Serikat. Ternyata untuk meraih trofi di negeri Paman Sam itu tak segampang dengan apa yang dipikirkan dan diprediksi.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H