Penentuan Ruben Amorim sebagai pelatih Manchester United (MU) memantik pelbagai reaksi dan ekspetasi. Salah satu ekspetasinya adalah pelatih berusia 39 tahun itu diharapkan menjadi pilihan tepat untuk membawa MU kembali pada masa kejayaan.Â
Apabila dihitung pelatih setelah era Sir Alex Ferguson, Amorim menjadi pelatih yang ke-7 untuk MU. Enem pelatih sebelumnya gagal memenuhi ekspetasi terlebih khusus menjadi juara Liga Inggris sehingga umumnya dipecat.Â
Ekspetasi itu umumnya lebih dihubungkan dengan kesuksesan dan pencapaian Ferguson selama masa kepelatihan Ferguson.Â
Amorim masih bersama Sporting Lisbon. Tertinggal dua laga Amorim bersama Sporting sebelum berangkat ke Old Trafford.Â
Menariknya, dari dua laga tersebut, salah satunya bermain kontra Manchester City, yang nota bene rival abadi MU di Liga Inggris.Â
Tentu saja, laga kontra Man City pada kualifikasi grup Liga Champions Eropa di Estadio Jose Alvalade menjadi awal pemberian kesan dan sekaligus pembuktian Amorim sebagai pelatih yang pantas untuk MU.Â
Laga kontra Man City menjadi spesial bagi Amorim. Hasilnya bisa menjadi kado perpisahan dengan Sporting, yang sebenarnya tak begitu rela membiarkan pelatihnya itu pergi sewaktu musim kompetesi masih berjalan.Â
Juga, itu menjadi takaran dalam mengevaluasi kualitas Amorim. Pendukung "Setan Merah" pastinya mengarahkan mata pada laga antara Sporting vs Man City.Â
Seperti terlansir dalam BBC Sport (5 Novmeber 2024), Amorim menyadari signifikansi dari laga kontra Man City. Amorim bahkan menilai bahwa laga itu bisa menjadi pendasaran bagi suporter dalam menilai kinerjanya sebagai pelatih masa depan MU.Â
"Saya sepenuhnya sadar bahwa saya akan dinilai sebagai seorang manajer pada laga ini, dan hanya dalam laga ini, dan saya menyadari bahwa apa yang orang-orang lihat bergantung pada hasil," ungkap Amorim tentang laga kontra Man City.Â