Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Ada yang Tak Bahagia di Barcelona, Tantangan untuk Hansi Flick

4 November 2024   20:51 Diperbarui: 4 November 2024   21:37 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika para pemain Barcelona merayakan gol ke gawang Real Madrid. Foto: Pierre-Philippe Marcou via Kompas.com

Ketika Dani Olmo mencetak gol ketiga Barcelona ke gawang Espanyol dalam derby Catalonia pekan ke 12 Liga Spanyol (4/11/24), kamera mengarah ke bangku cadangan Barca. Tampaknya Frenkie de Jong dan Fermin Lopez tampak tak bahagia dengan gol ketiga Barca yang terjadi pada babak pertama tersebut. 

Ekspresi kedua pemain yang perposisi gelandang itu, De Jong dan Fermin bisa membahasakan situasi yang menimpa skuad Barca saat ini. Fermin sudah kembali dari cedera, dan dipakai Pelatih Hansi Flick sejak menit pertama saat Blaugrana menundukkan Bayern Muenchen di Liga Champions Eropa dan Real Madrid di La Liga Spanyol. Akan tetapi, dalam laga-laga itu, Fermin tak bermain penuh.  

Lalu, semenjak kembali dari cedera, De Jong masih belum diturunkan sejak menit pertama. Kontra Madrid, De Jong masuk pada babak kedua menggantikan Fermin yang tak begitu efetif pada babak pertama. Kalau dianalisa, kehadiran De Jong membantu Barca dalam mencetak 4 gol pada babak kedua di Santiago Bernabeu. 

Oleh karena itu, ketidakbahagiaan kedua pemain itu dilatari karena jam bermain yang masih minim. Flick terlihat masih mempercayai muka-muka lama. 

Untuk saat ini, Barca memiliki keistimewaan di sektor gelandang tengah semenjak Fermin, De Jong, dan Gavi kembali dari masa cedera. Kedalaman skuad makin menguat. Proses rotasi pun sebenarnya makin bisa berjalan lancar. Namun, Flick tak begitu melakukan rotasi.

Dalam arti, Flick tampak hati-hati dalam melakukan rotasi. Hal itu bisa terjadi lantaran belajar dari kekalahan kontra Osasuna dan AS Monaco yang mana Flick melakukan rotasi di beberapa sektor tetapi itu malah menjadi biang kekalahan.

Persoalan yang bisa menghantui Flick saat ini cukup rumit. Para pemain yang terkategori "inti" sudah sembuh. 

Gavi dan De Jong sebelum menderita cedera lama terbilang pemain inti dalam skuad permainan Barca. Bahkan, De Jong dipilih sebagai kapten kedua Barca setelah Andre Ter Stegen. 

Kedua pemain itu harus bersaing ketat dengan pendatang baru, Dani Olmo dan juga pemain didikan akademi Marc Casado. Selama De Jong dan Gavi cedera, Casado dan Pedri menjadi andalan Flick di sektor gelandang jangkar. Kedua pemain itu tampil solid dan menjadi bagian tak terpisahkan dari konsistensi Barca hingga saat ini. 

Kalau Pedri, perannya sudah tak bisa diragukan. Sangat sulit untuk menyingkirkan pemain yang kerap dibandingkan dengan Andre Iniesta tersebut. 

Hanya situasi dilema terjadi untuk mengganti Casado. Pemain yang sebenarnya menjadi pilihan kedua setelah Marc Bernal itu sudah menjelma sebagai pemain yang sulit tergantikan dalam pola permainan Flick. Casado tampil laiknya pemain senior yang sudah lama dengan sistem permainan Flick.

Bahkan sejauh ini, Casado sudah menciptakan tiga asis. Dua asisnya dibuat saat bermain kontra Muenchen dan Madrid, yang mana Casado yang berposisi sebagai gelandang jangkar mempunyai kejelian dalam memberikan umpan terobosan dengan memanfaatkan celah antara lini belakang lawan. 

Hal itu yang menjadi salah satu aspek di mana Casado sangat sulit untuk disingkirkan. Akibatnya, Gavi dan De Jong harus bersabar untuk menghadapi persaingan yang ketat di sektor gelandang. Sama halnya dengan Fermin yang tampil impresif selama Olimpiade di Paris yang harus bersaing dengan Olmo atau pun dengan De Jong. 

Situasi itu memang tak gampang. Itu bisa menjadi tantangan bagi Flick untuk bisa mengatur waktu bermain di antara pemain. Tujuannya agar pemain bisa merasa bahagia. Lebih jauh, situasi para pemain sebenarnya menjadi salah satu kunci dari performa konsisten tim selama satu musim. Ketika pemain tidak bahagia, hal itu bisa mempengaruhi ritme permainan tim. 

Terbukti ketika De Jong dan Fermin masuk di babak kedua menggantikan Casado dan Olmo. Pergantian itu lebih berdasarkan pada kebutuhan taktik yang mana Barca sudah unggul 3-0 atas Espanyol. 

Bermain selama 34 menit, De Jong tampil tak begitu meyakinkan. Malahan, ritme permainan Barca melemah. Juga, kehadirannya menjadi salah satu sebab dari kebobolan Barca. 

Berbeda ketika De Jong bermain kontra Madrid, yang mana masuk sejak babak kedua. Kontrol di lini tengah membantu Barca dalam menguasai jalannya laga. 

Kontra Espanyol, De Jong tampil tak biasanya. Boleh jadi, performa itu disebabkan oleh situasi batin yang mana dia merasa tempatnya lebih sebagai pemain pengganti untuk mengisi waktu yang tertinggal. 

Harus diakui bahwa ketidakbahagian seorang pemain bisa mempengaruhi ritme permainan tim. Hal itu juga bisa menjadi sebab di mana tim tampil di bawah performa terbaik. 

Barca memiliki persaingan yang cukup di lini tengah. Persaingan itu menjadi tantangan bagi para pemain yang bisa dikategorikan senior dan sudah menjadi andalan Barca pada beberapa musim terakhir. 

Persaingan itu menjadi tantangan bagi Flick dalam melakukan rotasi. Tujuannya agar para pemain mendapat jam terbang yang persis sama, dan juga para pemain merasa dalam kondisi terbaik untuk tampil demi Barca. 

Situasi untuk De Jong dan Fermin bisa mencerminkan untuk sektor lain. Salah satunya pada wilayah pertahanan apabila Ronald Araujo dan Christensen kembali dari cedera. Kedua pemain itu pastinya harus berjuang keras agar bisa mendapatkan tempat regular di lini belakang Barca. 

Pasalnya, duet Inigo Martinez dan Pau Cubarsi sudah sangat sulit tergantikan. Kedua pemain tersebut makin terasah dan menjadi bagian tak terpisahkan dari konsitensi Barca. Juga, kedua pemain itu menjadi bagian tak terpisahkan dari "senjata andalan" Barca lewat sistem offside. 

Di tengah kembalinya para pemain dari masa cedera, Barca mempunyai keistimewaan dalam kedalaman skuad. Akan tetapi, apabila hal itu tak diolah dan disikapi dengan jeli, itu bisa menjadi masalah tersendiri dalam performa tim. 

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun