Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sistem Offside Jadi Senjata Barcelona Lemahkan Kekuatan Real Madrid

27 Oktober 2024   19:08 Diperbarui: 27 Oktober 2024   20:55 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barcelona merayakan gol ke gawang Real Madrid. Sumber foto: Kompas.com

Barcelona melanjutkan tren kemenangan besar dalam satu pekan terakhir. Pekan lalu di La Liga Spanyol, Barca mencukur Sevilla dengan skor 5-1.

Tiga hari setelahnya, Barca meruntuhkan tamunya Bayern Muenchen (4-1) pada babak kualifikasi grup Liga Champions Europa. Kemenangan itu mengakhiri tren negatif Barca yang selalu kalah dalam lima laga terakhir dari Tim Bavaria tersebut.

Lalu, yang paling meyakinkan tatkala Barca menundukkan rival abadinya Real Madrid dalam edisi El clasico jilid pertama musim ini pada lanjutan Liga Spanyol pekan ke-11. 

Tak tanggung-tanggung, Pedri dan kawan-kawan menghantam Madrid di kediamannya Santiago Bernabeu dengan 4 gol tanpa balas.

Kalau ditotalkan, dari tiga laga terakhir Barca berhasil mencetak 13 gol. Hanya kebobolan 2 gol. Dengan ini secara ofensif, Barca tampil cukup meyakinkan. 

Kemenangan Barca di Santiago Bernabeu itu mengakhiri rekor 42 laga tak terkalahkan El Real. Padahal, kalau seri atau pun menang, Madrid bisa menyamai rekor 43 tak terkalahkan kepunyaan Barca. 

Tiga kemenagan besar Barca dalam rentang satu pekan ini seperti mengembalikan era kejayaan Barca di masa Pep Guardiola. Kemenangan dengan skor besar seperti kenbali menjadi lumrah dan capaian itu terjadi berkat kerja sama apik tim.

Menjadi tantangan jika Barca hanya menang tipis. Pasti ada pelbagai pertanyaan yang mencuat. 

Di tangan Pelatih Hansi Flick, Barca menjelma sebagai tim yang tampil teroganisir. Tak berpatok pada satu atau pun dua pemain. Flick juga lebih cenderung mamilih pemain yang secara fisik dan mental siap bermain penuh. 

Terbukti, Flick masih mempercayakan Fermin Lopez turun sejak menit pertama daripada memberikan tempat kepada Frengkie de Jong dan Dani Olmo. Pemberian tempat kepada Lopez tak lepas dari perfoma apiknya pada tengah pekan lalu kontra Munchen di Liga Champions.

Itu menjadi kelebihan Barca di tangan Flick. Tak memilih pemain berdasarkan reputasi semata. 

Salah satu kelebihan lain dari permainan Barca adalah penerapan sistem offside. Boleh dibilang sistem offside menjadi senjata rahasia Barca dalam beberapa laga terakhir.  

Dalam laga kontra Madrid, Barca berhasil menjebak Kylian Mbappe dan kawan-kawan dengan 12 kali sistem offside. Bahkan tiga gol Madrid dianulir gegara terjebak sistem offside Barca. 

Hal itu juga terjadi pada Harry Kane di Liga Champions yang mana gol tandukannya dianulir karena terjebak offside. Posisinya sangat tipis tetapi kerja VAR berhasil mendeteksi posisi dari penyerang Muenchen tersebut. 

Sistem offide itu tentu saja bagian dari strategi permainan tim. Guna meladeni kecepatan pemain Madrid, empat bek Blaugrana secara kompak membangun komunikasi dalam menjebak pemain Madrid.

Sistem itu pun mengimbangi gaya permainan Barca. Di era Flick, salah satu metode permainan Barca adalah menekan lawan. Upaya itu meninggalkan ruang lebar antara bek dan kiper.

Secara kasat mata, hal itu sebenarnya menguntungkan para pemain Madrid yang umumnya mempunyai kecepatan berlari yang cukup mumpuni. 

Bahkan tak sedikit yang memprediksi bahwa sistem kerja lini belakang Barca bisa mengalami kesulitan ketika bermain kontra Madrid. 

Namun tak diduga kecepatan para Madrid seperti Mbappe dan Vinicius Jr itu malah menjadi kelemahan Madrid. 12 kali pemain Madrid terjebak dalam sistem offiside. 

Barca seperti menjadikan kekuatan Madrid sebagai titik lemah yang harus dimanfaatkan dengan baik. 

Barca menang taktik kontra Madrid. Flick membaca dengan baik kekuatan Madrid. Kekuatan itu menjadi bahan Barca untuk menjebak Madrid. 

Dengan ini, Barca menjadikan kekuatan Madrid sebagai titik lemah yang dieksplorasi. Anehnya, Madrid seperti tak menyadari hal itu lantaran 12 kali Madrid masuk dalam lubang yang sama. 

Lebih jauh, sistem offside menjadi andalan Barca musim ini. Sudah 73 kali Barca menjebak lawan dengan sistem offside, lebih dari setengah dari Brighton di tempat kedua dengan 35 kali. 

Sistem itu pula yang meruntuhkan kekuatan Madrid di El Clasico. 

Salam Bola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun