Tentu saja, perlu evaluasi mendalam tentang efesiensi dan efektivitas penerapan kurikulum merdeka yang baru menjadi kurikulum nasional pada tahun 2024 ini. Barangkali salah satu evaluasinya bahwa kurikulum merdeka barangkali cocok untuk konteks tertentu, yang mana konteksnya dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, kondisi finansial mencukupi, dan lingkungan yang mendukung.
Menjadi tantangan ketika kurikulum itu diberlakukan pada wilayah yang memiliki keterbatasan tertentu. Mulai dari keterbatasan fasilitas di sekolah, kondisi keuangan yang menunjang guru dalam mengadakan fasilitas pendukung pembelajaran hingga kondisi keuangan peserta didik. Bagaimana pun, kurikulum itu sangat memerlukan fasilitas yang bisa mengakomodasi guru dan peserta didik untuk mengejawantakan secara leluasa pelajaran lewat media tertentu dan dalam konteks tertentu.
Asas keberlanjutan sekiranya perlu berlaku ketika kurikulum merdeka jika memang cocok untuk konteks Indonesia secara umum. Tujuannya agar hal itu tak kembali membebankan pelaku pendidikan, terlebih khusus guru dan peserta didik. Ya, pergantian kurikulum kadang membebankan para guru dan siswa. Beban itu tak membuat guru dan murid fokus pada satu tujuan lantaran disibuki dengan proses adaptasi dan pengenalan dengan kurikulum yang baru.
Belum lagi soal anggaran. Pastinya, pembentukan tiga kementerian membutuhkan dana yang besar. Hal yang sama juga berlaku apabila terjadi perubahan dan penerapan kurikulum yang baru.
Alih-alih mengubah kurikulum yang sudah dan sementara berjalan, kementerian yang terkait coba melakukan evaluasi tentang kelebihan dan kekurangan kurikulum yang sudah ada. Kelebihannya dipertahankan, dan kekurangannya patut dibenahi dan ditambahi. Kekurangan yang membebankan guru dan murid perlu diteliti secara mendalam agar kurikulum itu benar-benar membebaskan guru untuk mengajar dan membantu para siswa untuk memahami apa yang diajarkan.
Pastinya, ide dari kurikulum merdeka belum mengakar secara kuat di lanskap sekolah. Hal itu bisa salah satunya pada penerapannya yang belum terlalu lama dan juga dibarengi kualitas guru yang belum terlatih dengan model kurikulum merdeka tersebut. Untuk itu, proses pembinahan dan pelatihan guru tentang kurikulum merdeka sekiranya terus dilanjutkan sembari mengecek kekurangannya, daripada menghadirkan model kurikulum yang baru dan menghadirkan pelatihan yang baru untuk para guru.
Asas keberlanjutan sekiranya berlaku dalam dunia pendidikan. Kurikulum merdeka, terlebih khusus sisi-sisi positifnya untuk dunia pendidikan di Indonesia perlu dipertahankan. Sekiranya itu tak boleh diubah secara total lantaran ada pergantian di pucuk pimpinan.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H