AC Milan mengawali kualifikasi Liga Champions Eropa musim 2024/25 format baru melewati jalan yang tak meyakinkan. Langsung kalah telak dari Liverpool (3-0) di Stadioin San Siro, Milan.
Kekalahan dari tim asal Liga Inggris itu seolah memberikan pesan bahwa tempat Milan bukan di Liga Champions Eropa. Efeknya berujung pada nasib pelatih Paulo Fonseca. Beruntung, Fonseca mampu membawa Milan pada kemenangan 2-1 kontra saudara sekota Inter Milan beberapa hari setelah.
Kalau tidak, nasib Fonseca seperti berada dalam limbo. Terombang-ambing tak pasti menghadapi pelbagai kritik dan spekulasi.
Setelah kalah dari Liverpool di laga perdana Liga Champions, lagi-lagi Milan mengecap kekalahan kedua. Kali tim juara bertahan Bundesliga Jerman musim lalu, Bayer Leverkusen yang menekuk Alvaro Moratta dan kawan-kawan di stadion BayArena, Leverkusen, Jerman.
Kekalahan 0-1 sudah cukup membuat Milan terkapar, jadi satu-satunya tim asal Italia yang belum memiliki poin setelah dua laga di Liga Champions. Dalam format baru Liga Champions musim ini, Italia dan Jerman adalah dua negara yang mewakilkan lima tim.
Terang saja, Milan sepertinya menjadi salah satu tim yang tak bisa tembus babak 16 besar secara langsung atau pun melewati jalur play off.
Di laga ketiga, Milan menjamu salah satu tim di posisi ke-20an di klasemen sementara Liga Champions, Club Brugge. Tanpa menyia-nyiakan momentum, Milan memanfaatkan laga tersebut sebagai kesempatan untuk mendapatkan poin penuh.
Milan berhasil menang 3-1. Tiga poin diamankan. Posisi Milan naik ke posisi ke-21 klasemen sementara.
Untuk sementara Milan masih berada di babak play off. Dengan itu, apabila Milan mau melaju ke babak selanjutnya, tim berjuluk Rossoneri itu harus menyapu poin dari lima tertinggal.
Tentu saja, misi itu tak gampang lantaran salah satu dari kelima laga itu, Milan akan bermain kontra Real Madrid.
Ketika Milan baru mendapatkan 3 poin, tim kuda hitam asal Liga Inggris, Aston Villa terus mempertahankan tren kemenangan 100 persen. Tim asuhan Unai Emery itu berhasil menang 2-0 kontra Bologna di Villa Park, Inggris.
Kemenangan dari Bologna itu memperkokoh posisi Villa pada puncak klasemen kualifikasi grup Liga Champions. Menariknya, Villa belum kebobolan dari tiga laga yang telah dimainkan.
Performa Villa itu memang tak lepas dari sentuhan tangan Pelatih Unai Emery. Pelatih asal Spanyol itu sudah berpengalaman melatih tim-tim bermain di kompetesi Eropa.
Walaupun belum sukses di tataran Liga Champions, Emery terbilang salah satu pelatih sukses di Liga Eropa. Empat kali, Emery meraih trofi Liga Eropa bersama Sevilla dan Villareal. Rekor yang cukup mengagumkan untuk pelatih berusia 52 tahun tersebut.
Sentuhan tangan Emery mampu membuat Villa tampil salah satu wakil asal Inggris yang solid. Termasuk bagaimana Villa memberikan kekalahan pertama bagi Bayern Muenchen pada laga kedua.
Peran Emery untuk Villa tak bisa diragukan. Penantian 42 Villa bermain di Liga Champions tercapai musim ini. Penantian itu pun dibayar dengan performa yang sangat impresif.
Barangkali benar apa yang diungkapkan oleh mantan bek Villa, Stephen Warnock pada BBC Radio 5 Live yang mengatakan Emery adalah seorang yang sangat jenius.
Warnock juga menilai bahwa ketika engkau masuk Liga Champions, engkau membutuhkan manajer yang bisa beradaptasi dan mengerti taktik, dan tahu bagaimana mengubah segala sesuatu dengan cepat.
Emery menunjukkan hal tersebut. Villa yang berada di posisi ke-16 saat Emery datang dua tahun lalu sementara bersaing di puncak klasemen Liga Inggris dan sekaligus duduk kokoh di puncak klasemen kualifikasi grup Liga Champions Eropa.
Villa adalah salah satu kuda hitam dalam Liga Champions sejauh ini. Targetnya apabila Villa bisa memenangkan tiga laga lain, Villa bisa langsung lolos ke babak 16 besar tanpa melewati babak playoff.
Target itu terlihat tak mustahil. Tiga laga sudah membuktikannya. Villa bukan seperti anak bawang yang demam panggung dengan kompetesi di level Eropa. Salah satu faktor utamanya dipengaruhi oleh Unai Emery yang mengubah wajah medioker Villa menjadi tim yang patut diwaspadai.
Salam Bola
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H